Share

Pa-rasit

Satu tahun kemudian

“Oh baik ... baik, Paman. Nanti saya kabarin ke Mbak Mirah.”

Anton menekuk wajahnya setelah mendapat telepon dari seseorang. Apa yang kiranya dikabarkan oleh seseorang di seberang sana?

“Mas … ini kopinya.”

Laras datang sembari membawa secangkir kopi untuk sang suami. Dia heran melihat reaksi sang suami yang hanya mengangguk tanpa melihat ke arahnya. Tak biasanya Anton bersikap seperti ini pada Laras. Pria itu hanya sibuk memainkan ponselnya.

“Mas ….”

Melihat keanehan yang ada pada sang suami Laras pun ikut duduk di samping Anton.

“Iya, Sayang?” jawab Anton tanpa melirik sedikitpun pada Laras.

“Mas … kamu lagi nelpon siapa?”

“Aku mau nelpon Mbak Laras, Sayang.”

“Laras? Aku dong?”

Anton menghentikan kegiatannya sejenak setelah mendengar jawaban istrinya. Dia langsung menatap Laras dan tersenyum.

“Maaf, Sayang. Maksud aku Mbak Mirah. Tadi ada tetangga desa yang ngabarin aku kalau Dahlia membuat ulah.”

“Hah? Kenapa lagi dia, Mas?”

“Dia mau menjual rumah Mbak Mirah.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status