Harsa-
Meeting kemarin benar-benar kurang memuaskan, aku bisa lihat dari wajah-wajah mereka yang kurang tertarik dengan presentasiku, Andai ini gagal lagi, fix aku tak cukup bagus di posisi seperti ini. Dan harus di gentian yang lebih baik dari aku. dan berhasil ini sebuah pembuktian kalau usia muda seperti aku bisa berkompeten dengan yang udah senior.Mungkin Hara?… atau kak maxwell dan istrinya. Tetapi tak mungkin mereka sudah punya perushaan sendiri.Kak yua?. Gak mungkin sama sekali,. aku sedikit tertekan dengan posisi seperti ini.Ada yang berbeda juga sama nia beberapa hari ini, dia lebih pendiam. Seperti tak ada semangat. Apa mungkin karena kejadian di hotel kemarin. pasti ada masalah mendadak sampai dia memilih pulang sendiri.“pak, sudah jam empat sore, saat terapi” katanya tunjukin jadwalnya.“oke, sebelum itu saya mau tanya”“kamu baik-baik aja?”“iah pak,”“saya gak mau lakukan ini dengan peNia-Ini yang aku kurang suka dari pak harsa, dia selalu melimpahkan orang-orang yang menjengkelkan untuk berbicara denganku. untungnya aku mulai terbiasa dengan hal itu. tapi tetap aja itu membuat kejelekan boss harsa ketahuan dikit demi sedikit.Aku penasaran apa yang di cari pak harsa sama mama nya, kalau aku tidak menerima telepon pasti aku tahu mereka mencari siapa.Selama mama pergi ikut papa, aku mulai kerjakan hal-hal kecil, termasuk cuci piring, sapu rumah, dan cuci pakaian. Awalnya memang berat di jalankan tetapi, kesekian kali aku mulai terbiasa. termasuk hari ini.aku duduk termenung membayangkan lagi perlakuan pak harsa saat threatment, aku menyukai sentuh-sentuhannya. Termasuk aku klimaks di hadapannya, kenapa tangan orang lain lebih gampang buat aku klimaks di banding tangan sendiri.“aahh kok bisa giniii” jeritku malu sendiri, membayangkannya.aku kembali ke kamar buat taruh pelembab muka, karena selama disini mama gak pernah aku liat pak
Harsa-Hari ini aku pulang ke rumah untuk temuin papa sama mama, aku benar-benar tertekan untuk masalah ini. Tak biasanya semua pada kumpul di rumah.“tumben anak bawang pulang ke rumah” ucap kak Maxwell, aku cuman kasih raut wajah lesu sambil ikut nimbrung mereka lagi ngobrol.di ruang keluargaTernyata mereka sedang membicarakan soal hara yang datang ke restoran kak yua, walau ia sedang mangangkut barang-barang kemarin, kami semua berpura-pura kalau tidak melihatnya.Ini semua rencana mama untuk hara, agar dia kangen suasana kumpul seperti ini. Entah berhasil apa ngak. Dia orangnya keras kepala kayak papa, makanya konflik sama papa berbuntut sampai hari ini.“haaaaaaaa~~~” lenguh nafas Panjang aku teringat kembali masalah perusahaan,Aku seperti gak sanggup untuk memegang perusahaan yang papa berikan, tapi tak ada orang lain yang dapat di percaya di perusahaan ini.Sepeertinya ini waktu yang tepat untuk cerita apa yang
-NiaAku merasa jadi canggung sama mada, gak seperti biasanya kalau ketemu dia. Harusnya aku gak kasih tau kalau aku lagi tunggu telepon dari ares.Tapi memang kenyataan begitu, aku semakin pesimis terhadap ares, sepertinya aku harus udahan sama dia, Aku gak mau menjadi beban dengan aku yang sekarang,Semakin yakin dia punya cewek lain selama aku gak ada kabar, Air mataku mau menetes seolah berat mengambil keputusan.Tapi teriang di kuping aku ucapan mada tempo hari, ucapan benar-benar menancam di kepalaku.“aku harus kuattttt!” gumam kediriku sendiri, dan aku berhasil untuk tidak menangis memikirkan ares.Mata aku mulai terlelap, tapi kembali terbuka saat terdengar suara mobil. Pasti itu papa sama mama baru pulang.Aku langsung bangun dan turun perlahan agar tak membangunkan albert, denyitan tempat tidur cukup keras walau aku sudah perlahan turun.“Hasilnya sama aja kan pah,”“yang terpenting albert sa
Harsa-Apa yang di rencanain bella sampai membuat jadwal nia untuk perawatan saat hari kerja, padahal dia sendiri yang tak suka menangani orang yang tidak terlalui kenal dekat seperti nia.“oii harsa..” ucap budi saat gue melamun.“haa tadi apa yang mau di omongin?” aku benar-benar melamun di dalam mobil, perjalanan menuju ke tempat papanya budi.“masalah perkerjaan kok, sorry” nia hari ini juga ikut, tapi dia lebih pendiam, mungkin karena dia kena omel aku, padahal aku gak ngomel cumin gemes aja.Dan hari ini harusnya jadwal untuk threatment, tetapi kata budi ada sesuatu yang mau di bicarakan.“sedikiit bocoran ya, “ ucap budi saat sampai.“apa?”“si rena ngidam buah kesemek, lo tau gak kesemek kaya apa?” gue langsung melirik tajam, nia terlihat terkejut, pasti dia pikir bocoran soal terapi.“hehehe, seriusan, gue tanya”“yah cari di pasar, klinik lo dekat pasar kan?”“yah, gak ah, di
Mada mengajakku ke bagian pasar yang cukup sepi, aku kira bakalan terjadi sesuatu, untungnya itu tak terjadi, mada tak melakukan macam-macam dan benar ia menemui seseorang yang entah siapanya mada.pagi ini aku jalan ke kontrakannya, tadi malam aku udah bilang ke dia hari ini mau antar ke perempatan lampu merah, untungnya dia mau walau ini hari minggu.“madaaaaa” teriaku pas mada keluarin motornya,“hoii” sapanya langsung ke arahku.“sekarang?”“iah, kamu mau kepasar juga kan?”“yup, tapi gak lama yah langsung balik, sering rajia di lampu merah”“iah siap,,, ” aku langsung naik ke motornya. udara pagi hari ini tak biasanya sesegar ini, mungkin tak ada truk sampah yang udah parkir depan pasar.“mat boleh tanya?”“boleh?”“tadi malam siapanya kamu? Orang tua kamu?” tanyaku karena penasaran, dia sangat dekat sama orang yang di sebut babeh resin.“ohh babeh resin, udah aku anggap orang tua
Harsa-Aku sedikit terkejut karena bella juga ikut mama sama papa di dalam mobil. Bisa di bilang bella memang sudah akrab pas masih jadi pacarnya nya hara.Mama juga sepertinya menyukai bella kalau suatu saat jadi menantu, tapi sayang udah selesai dengan hara.Otak aku jadi kepikiran kenapa bayangin nikah sama nia, apa mama sama papa setuju. Gak boleh, aku sama nia hanya sebatas pekerjaan.“kamu ikut kepasar?” tanyaku.“iahlah, emang naik mobil siapa?”“ohh.. kenapa gak sama om roni pa?” aku sendiri belum pernah ketemu om roni yang papa certain kemarin,“Bella yang mau temanin, katanya juga mau lihat kondisi hara sekalian pulang ke rumah” ucap mama.“ehm ehmm” aku cuman berdehem saat bella lihat aku menahan ketawa, bella langsung keluarin ponselnya sambil tunjuk screenshot chat aku yang kemarin.Aku kasih jempol dan kembali duduk tenang, bisa-bisanya dia kasih ancaman mau tunjukin ke mama papa di mobil.
Nia-Suara petir membuat aku terbangun tiba-tiba, itu membuat mimp buruk, entah mimpi apa aku lupa apa yang aku mimpikan tadi.“baru jam dua belas, “ aku merasa udah tidur sudah lama,Ada suara dari arah bawah tempat tidur, tepatnya kasur albert. Suara yang samar seperti desahan kecil.“eggh” aku tutup mulutku saat melihat albert sedang melakukan onani dengan celana dalamku lagi,Tapi bukan satu, melainkan dua celana dalam. Yang satu untuk mengocok penisnya, dan satu di cium dekat hidungnya.“kakkk ohh” lenguhnya pelan, menyebut namaku. Apa mungkin albert terangsang melihatku, kakaknya sendiri.Aku kembali langsung pura-pura tidur saat albert selesai melakukan onani dengan celana dalamku.Suara kaki merangkak naik ke atasku, aku langsung menyampingkan kepalaku sambil membuka mataku sedikit.Ternyata itu albert, dia melakukan onani di depan ku dengan celana dalamnya, tak lama dia turun, dan terdengar len
Harsa-Sudah tiga hari nia tak masuk, dan hari ini waktunya terapi, Sepertinya nia menganggap saranku sebagai tuntunan, padahal aku sekedar saran untuknya, ditambah sekarang dia benar-benar sakit,Andi hari ini aku gak tahan, mungkin terpaksa onani dengan tangan sendiri, dan semoga saja bisa bertahan sampai seminggu., gak lama ponselku bunyi.“halooo”“ahhh keajaiban lo angkat telepon gue,” ucapnya tertawa bella yang seolah senang gue angkat teleponnya,“tumben lo telepon?”“mau tanya hari ini ada jadwal kosong gak?”“hmmm”“jangan sok sibuk, nia bilang tiga hari jadwal lo kosong”“niaa?”“hehe, keceplosan, saking semangatnya gue harsaa, sorry” tawa geli bella, bearti nia memang kasih informasi tentangku ke bella, tapi kenapa nia suka rela informasi ke bella.“gue mau ngomongin soal kemarin yang tertunda, lo bisa ke klinik?“ oke gue sekarang ke klinik”“oke, gue tung