Share

Ternyata Suamiku Sudah Beristri
Ternyata Suamiku Sudah Beristri
Penulis: Cahaya Asa

Rahasia Suamiku

"Dek, malam ini Mas nggak bisa pulang. Mendadak ditugaskan ke luar kota." Sebuah pesan masuk ke aplikasi hijau milik Tiara.

"Jaga kesehatan ya, Dek. Jangan tidur terlalu malam. Mas merindukanmu." Satu pesan lagi menyusul sebelum Tiara sempat membalas.

Wanita yang sudah menjadi istri selama dua tahun ini tersenyum membaca pesan romantis dari suamiya. Selama pernikahan mereka, sang suami selalu bersikap manis padanya terlebih saat dirinya melahirkan putri kecil yang lucu setahun yang lalu. Lelaki bernama Damar itu sangat memanjakan putri kecil mereka. Memang sejak awal merencanakan pernikahan, Damar mengatakan kalau dirinya tidak ingin menunda memiliki momongan. Beruntung satu bulan setelah menikah, Tiara dinyatakan hamil. Sejak itu, Damar selalu bersikap protektif padanya.

"Iya, Mas. Mas hati-hati ya di sana. Jangan terlalu capek. Kalau sudah selesai pekerjaannya langsung pulang, ya. Ara pasti merindukan papanya," balas Tiara.

Wanita satu anak itu senyum-senyum sendiri kala mendapat balasan emot ciuman yang berderet panjang.

"Mas, Mas, kamu memang tidak berubah," gumam Tiara.

Sudah dua tahun usia pernikahan mereka, wanita yang selalu menutup auratnya dengan sempurna itu masih saja berdebar-debar setiap berdekatan dengan suaminya, lelaki yang lemah lembut dan penyayang. Bahkan hanya mendengar suaranya saja dia sudah tak bisa mengendalikan perasaannya.

Tiara mengecek seluruh pintu dan jendela, memastikan semuanya sudah tertutup sempurna. Setelahnya melakukan ritual malam sebelum tidur, yaitu menggosok gigi, cuci muka dan memakai skincare.

"Ya Allah, lindungi suamiku di manapun dia berada. Lancarkan semua urusannya, amin," do'a Tiara sebelum tidur.

Baru saja hendak memejamkan mata, sebuah notif pesan kembali berbunyi. Tiara tersenyum mengira itu adalah suaminya yang mengirim pesan lagi.

"Ra, ini beneran suamimu, kan?" pesan Dina, sahabat baik Tiara sejak di bangku SD.

Lalu menyusul sebuah foto yang menampilkan Damar dan seorang wanita yang tengah berbaring di rumah sakit. Tatapan suaminya tampak sedih melihat wanita itu. Tiara berusaha untuk tetap tenang sebelum tahu siapa wanita tersebut. Bisa jadi itu saudara suamiya karena selama menikah, Tiara belum mengenal seluruh keluarga Damar.

"Kapan kamu mengambil foto itu, Din?" Tiara membalas pesan sahabatnya.

"Baru saja, Ra. Kamu kenal sama wanita yang ada dalam foto ini?"

Seperti ada ribuan jarum yang menusuk hati Tiara. Baru saja suamiya mengirim pesan kalau dirinya mau ke luar kota untuk urusan bisnis. Namun kenapa sekarang dia berada di rumah sakit? Siapa wanita itu?"

Tak ingin menerka-nerka, Tiara mencoba mengabaikan pesan dari sahabatnya itu. Bukan dia tak percaya pada sahabatnya, hanya saja dia tak mau salah paham sebelum semuanya jelas. Meski begitu, hati Tiara tak tenang. Berbagai prasangka mulai meraja.

Mendadak kamar Tiara yang sudah hening menjadi lebih hening lagi. Hanya suara napas Tiara yang terdengar nyaring karena berulang kali dia menarik dan menghembuskan napas panjang.

Tiara masih berusaha untuk berpikir positif. Tidak mungkin suamiya berbuat macam-macam di luar sana. Karena sudah mencoba untuk memejamkan mata tapi tetap tak bisa, akhirnya Tiara memilih untuk bangun dan berjalan menuju ke ruang kerja suaminya. Biasanya, Jika dia merindukan lelaki itu ketika ditinggal ke luar kota, Tiara akan berdiam di ruang kerja suaminya sambil membaca buku atau sekadar duduk diam di sana. Kali ini, Tiara juga melakukan hal yang sama. Dia sangat mencintai Damar, jadi tak ingin mencurigainya. Bisa jadi sebelum berangkat ke luar kota, dia mampir ke rumah sakit karena ada rekan kerjanya yang sakit.

Sesampainya di ruang kerja suaminya, Tiara berjalan mengelilingi rak buku yang lumayan banyak. Ada berbagai jenis buku di sana karena Tiara sangat suka membaca dan suaminya memenuhi keinginannya untuk membuatkan perpustakaan di ruang kerjanya.

Mata Tiara menyusuri berbagai judul buku hingga menemukan sebuah buku yang tidak terlalu tebal berjudul "Bisnis Management". Dia tahu kalau buku itu adalah buku yang sering dibaca suaminya. Entah ada dorongan dari mana dia akhirnya mengambilnya.

Saat dia membuka buku tersebut, sebuah kertas meluncur jatuh ke lantai. Penasaran dengan kertas itu, Tiara mengambilnya.

"A-apa ini?" Tiara menajamkan matanya membaca sebuah struk belanja yang tintanya sudah memudar. "Kapan Mas Damar membeli ini semua? Perasaan aku tidak pernah menerima hadiah seperti ini," gumam Tiara.

Di sana tertulis jenis belanjaan yang menghabiskan sekitar 15 juta. Sampai di sini Tiara masih berpikir positif. Barangkali Damar membelanjakan keluarganya. Wanita itu lalu memilih duduk di kursi kebesaran suaminya. Lalu menyandarkan kepala dan memejamkan mata. Membayangkan wajah suaminya yang selalu ceria setiap bersamanya.

Tanpa sengaja tangan Tiara menyenggol tumpukan berkas yang ada di meja ketika hendak bangkit. Tiara membungkuk untuk memunguti berkas-berkas tersebut. Lagi, dia menemukan sebuah struk belanja. Kali ini barang yang dibeli adalah keperluan orang sakit seperti popok sekali pakai untuk orang dewasa. Tiara melihat tanggal struk tersebut dan ternyata itu dua hari yang lalu.

Entah mengapa pikiran Tiara langsung terhubung pada foto yang dikirim Dina barusan. Seketika jantung wanita itu berdetak kencang membayangkan suaminya bersama wanita itu. Spontan Tiara berjalan keluar meninggalkan ruang kerja suaminya dan mengambil gawainya.

"Ayolah, Din angkat!" gumam Tiara nggak sabaran.

"Halo, Ra ada apa?" jawab Dina ketika panggilan sudah terhubung.

"Din, kamu masih di rumah sakit?"

"I-iya. Emangnya kenapa, Ra? Aku nungguin sepupuku yang lagi opname ini."

"Di rumah sakit mana?"

"Hah?"

"Di rumah sakit mana?" Tiara setengah membentak. Dia harus memastikan sesuatu malam ini juga. Dia nggak mau didera rasa curiga karena temuan-temuan struk belanja yang aneh.

Setelah mendapat informasi rumah sakit dan kamar dari wanita yang ada dalam foto yang dikirim Dina barusan, Tiara langsung keluar mengendarai motor agar cepat sampai. Sebelumnya dia sudah menitipkan putrinya pada pengasuh yang bekerja di rumahnya.

Sepanjang jalan, Tiara tak bisa tenang. Pikirannya semakin kacau saat kakinya mulai menginjakkan kaki di rumah sakit. Ia segera mencari kamar yang sudah diberi tahu oleh sahabatnya. Dengan napas ngos-ngosan, Tiara berhenti di depan pintu kamar VIP.

Jantungnya berdetak kencang ketika mengintip melalui kaca. Di dalam sana, suaminya yang pamit ke luar kota tengah duduk di samping brankar. Sama seperti yang ada di dalam foto. Mendadak lutut Tiara menjadi lemas. Jantungnya berdetak dengan cepat ketika melihat suaminya menatap khawatir pada wanita yang terbaring lemah di dalam sana.

"Tiara?" Spontan Tiara menoleh.

"Din? Mas Damar, dia ... dia-" Tiara tergugu di depan pintu kamar rawat wanita yang belum diketahui identitasnya itu.

Dina memeluk tubuh Tiara. "Sabar, Ra. Kita belum tahu siapa wanita itu. Jangan berpikiran negatif dulu. Lebih baik kamu pastikan sendiri."

"Tapi, Din, Mas Damar sudah berbohong. Dia bilang mau keluar kota. Nyatanya?" Tangis Tiara pecah.

"Mungkin dia punya alasan menyembunyikannya. Ayo, kutemani kamu masuk." Dina membuka pintu. Spontan Damar menoleh dan kedua matanya membulat melihat istrinya sudah berada di sana.

"Dek? Ka-kamu kenapa bisa ada di sini?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
pasti ada alasan knp tiara menjadi yg kedua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status