Share

Kembali nya Roger

Baiklah Safna tidak ingin peduli dengan siapa perempuan tersebut, dia pikir itu bukan urusan nya, lebih baik menghabiskan makanan nya dan mengabaikan dua orang tersebut.

Dia pikir ah sudahlah, pernikahan dia dan paman Callister juga belum tentu panjang itu pikir nya, nama nya juga pernikahan dadakan tanpa perencanaan, jadi dia pikir apa yang diharapkan dari pernikahan mereka.

Pada akhirnya Safna berusaha untuk meneruskan menikmati makan paginya di mana dia mengabaikan kedua orang tersebut yang kini bergerak menjauhi dirinya. tidak terlalu penting bagi dirinya untuk mengetahui tentang perempuan tersebut dan pembicaraannya dengan paman Callister.

Gadis itu menikmati makan paginya secara perlahan, cukup lama dia berada di meja makan, menyantap makanan miliknya secara perlahan hingga pada akhir waktu tersebut berjalan dan tiba-tiba saja paman Callister sudah kembali berada di ruangan makan tersebut dan memilih untuk duduk tepat dihadapan Safna.

Begitu laki-laki tersebut kembali duduk di hadapan nya, dia lebih memilih untuk mengabaikan laki-laki tersebut dan tidak mempertanyakan soal perempuan tadi dimana dia masih pura-pura berusaha untuk menikmati makan pagi meskipun sebenarnya mood booster nya dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Paman Callister terlihat langsung menatap dirinya, selalu laki-laki itu ingin membicarakan tentang sesuatu namun Safna pura-pura tidak tahu dan mengabaikannya.

"Kamu tidak ingin bertanya siapa perempuan tadi?, Laki-laki tersebut pada akhirnya mulai membuka suaranya, menatap Safna dengan seksama.

Dan mendengar paman Callister bicara dan bertanya, Safna yang masih menikmati sarapan nya langsung menghentikan gerakan tangan nya dan dia berhenti mengunyah. Dia langsung menoleh kearah laki-laki di hadapannya tersebut dengan cepat.

"Aku tidak tertarik untuk tahu," dan Safna langsung menjawab dengan cepat, menampilkan ekspresi wajah yang terlihat datar-datar saja.

Terlihat agak buruk memang, membuat paman Callister sejenak menatap kearah Safna.

"Apa ini ekspresi marah?," dan paman Callister bertanya dengan pelan, masih membiarkan bola matanya menatap gadis di hadapannya tersebut.

"Tentu saja tidak, aku mana pernah marah," dan Safna menjawab cepat, dia membuang pandangannya, memilih kembali menikmati makan pagi nya.

Paman Callister terlihat diam untuk beberapa waktu saat mendengar jawaban dari Safna.

Dan Safna kembali mengunyah makanannya, wajahnya menampilkan ekspresi yang sebenar nya kurang menyenangkan. Paman Callister terlihat ingin kembali bicara, mungkin ingin menjelaskan sesuatu pada Safna tapi tiba-tiba saja sebuah suara kembali mengejutkan mereka.

"Safna," suara itu baca keadaan dan membuat momen Callister yang ingin bicara mengurungkan niatnya.

Safna yang mendengar nama nya disebutkan seketika langsung membulatkan bola matanya dan dia langsung menghentikan gerakan mulut dan kunyahan nya. Gadis cantik tersebut langsung menoleh dengan cepat ke arah asal suara tanpa berpikir dua tiga kali. Dia jelas tahu betul siapa pemilik suara yang memanggil namanya saat ini, dan benar sekali begitu Safna menoleh dia mendapatkan sebuah seseorang yang jelas sudah sangat tidak asing lagi berdiri di ujung sana di bagian pintu penghubung antara ruang tamu dan dapur.

Safna benar-benar membulatkan bola matanya sembari dia mematung dan membeku dengan sempurna.

"Mari bicara serius 4 mata," dan sosok tersebut bicara dengan cepat ke arah Safna.

"Kau, bagaimana kau-," Safna jelas saja tercekat dan dia menggantung kata-katanya.

Dia menatap laki-laki tersebut yang kini berjalan perlahan mendekati mereka semua di mana Juan juga cukup terkejut dengan kehadiran laki-laki tersebut.

"Roger?,"

"Kenapa dia kembali?." Dan Safna membatin didalam hatinya.

Bayangkan bagaimana terkejut Safna saat menyadari siapa yang berdiri di depan pintu penghubung antara ruang tamu dan dapur, kini sosok tersebut yang tidak lain adalah Roger berjalan cepat mendekati dirinya.

Keadaan laki-laki tersebut tidak baik-baik saja, dia tampak kacau balau dengan mata panda nya.

"Safna,' Roger kembali bicara, nada bicaranya tidak baik-baik saja.

Paman Callister yang menyadari kehadiran Roger jelas terkejut, dia langsung mengerutkan keningnya dan berdiri dari posisi nya.

"Apa yang kau lakukan disini?," laki-laki tersebut bertanya cepat dan bergerak maju mendekati Roger, menahan langkah Roger agar tidak bergerak semakin dekat pada Safna.

"Biarkan aku bicara dengan Safna." Roger terlihat menahan perasaan nya, dia meminta untuk bicara dengan Safna pada laki-laki yang tidak lain paman nya tersebut.

"Kau tahu bagaimana status nya saat ini?," Callister bertanya, dia menatap tajam kearah Roger saat ini.

"Aku tahu paman sudah menikahi nya, tapi apa paman tahu aku laki-laki yang dia cintai." Roger bicara dalam pandangan penuh tantangan kearah laki-laki dihadapan nya tersebut.

Kini tatapan mereka seolah saling beradu dan siap bertempur, menyatakan jika Safna adalah milik mereka masing-masing, dia laki-laki dalam balutan usia berbeda, menampilkan emosi mereka masing-masing.

Safna pikir suasana tiba-tiba jadi panas, ruangan tersebut yang tadinya dingin tiba-tiba menghangat karena keadaan dan situasi.

"Kau pikir dia masih memikirkan cinta saat kamu mengkhianati dirinya dan meninggalkan nya didalam pernikahan?," dan Callister bertanya, mengingatkan hal memalukan yang telah dilakukan Roger pada keluarga Safna dan keluarga mereka.

"kau meninggalkannya di hari pernikahan bersama perempuan lain dan kau membuatnya kehilangan pilihan bersama diriku kemarin." lanjut laki-laki tersebut kemudian mencoba untuk menyadarkan Roger atas rasa egois.

"Maka dari itu aku harus bicara pada Safna dan menjelaskan semuanya ," ucap Roger dengan nada penuh penekanan, dia memaksa untuk bicara pada Safna sekarang juga.

"Dan kau pikir kau tidak butuh izin dari ku untuk menemui istri ku dan bicara pada nya?," Callister terlihat menajamkan tatapan nya.

Percayalah Roger seketika mengeram dan menggenggam erat telapak tangan nya.

"Bukankah ini benar-benar kesempatan emas untuk paman menikahi Safna? memanfaatkan keadaan ku dan mengambil situasi rumit ini untuk mendapatkan Safna? paman benar-benar pintar mencari celah untuk masuk didalam hubungan kami hingga mendapatkan nya." dan kini Roger bicara dalam nada penuh penekanan, seolah-olah laki-laki tersebut berkata Callister benar-benar pintar mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

Safna yang menegang dalam kondisi mencekam kedua orang tersebut sejenak mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Roger tentang Callister. Dia cukup terkejut mendengar nya tapi tidak memiliki kesempatan untuk mencerna seluruh ucapan Roger saat ini sebab tiba-tiba saja Roger menarik kerah baju paman Callister dengan kasar dan bersiap untuk menghajar nya, Safna jelas saja terkejut, dia pada akhirnya bergerak mendekati kedua orang tersebut tanpa perhitungan dan basa-basi, Safna menarik Roger yang sudah hampir ingin menghantam Callister dengan pukulan nya.

Alih-alih laki-laki tersebut mampu melakukan nya, Safna menarik Roger dengan cepat dan,

Plakkkkkkkk.

Sebuah tamparan telah mengenai pipi laki-laki tersebut, Roger seketika terkejut saat menyadari Safna menamparnya begitu juga dengan Callister.

"Safna?," Roger membeku, dia langsung membulatkan bola matanya dan nyaris kehilangan kata-kata nya.

"Apa kau lupa? ada Luna yang seharusnya kau prioritaskan saat ini, pulanglah dan jangan membuat kekacauan di rumah ku dan suami ku, Roger." dan kata-kata Safna seketika menyadarkan Roger tentang semuanya, jika status mereka jelas telah berubah dan tidak mungkin kembali lagi seperti semula.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
masih penuh misteri pernikahan Safna beneran disengaja atau memang sudah direncanakan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status