Share

Bab 16. Pembicaraan yang Kaku

Mendengar pertanyaanku, seketika Lilian menatapku lurus dan berhenti mengunyah.

“Jangan salah sangka! Aku hanya senang bisa memiliki seorang teman,” ujarku santai. Tetapi, aku serius dengan perkataanku.

Tidak, aku tidak sedang jatuh cinta dan ingin melakukan pendekatan. Aku hanya murni ingin berteman.

“Apa di Singapura kamu tidak memiliki teman?” tanya Lilian.

“Teman kuliahku banyak. Aku pun memiliki tim yang bekerja di kantor. Hanya saja, mereka semua sibuk, dan aku merasa seperti tidak memiliki teman,” jawabku jujur sambil terkekeh.

Aku lihat, Lilian kembali menikmati makanannya dan tidak memberikan respons. Baik, aku tidak akan memaksanya.

“Kamu tadi mengatakan kalau sudah lama mengurung di apartment. Apa kamu sakit?” tanya Lilian.

Ah, rupanya Lilian ini sangat teliti. Bisa-bisanya dia masih ingat perkataanku yang sudah lewat.

“Seperti yang aku ceritakan tadi, waktu itu aku putus dengan kekasihku dan mendadak aku jadi tidak suka bepergian,” jawabku.

“Apa kamu selingkuh?” tanya Lil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status