Semua Bab Call My Name Is Andra: Bab 41 - Bab 50
56 Bab
Berharap Romantis
"Jangan terus tersenyum, atau orang akan menganggapmu gila," celetuk Andra sambil terus menatap jalanan di hadapannya. "Apa...?""Disaat seperti ini saja kamu berhasil membuatku emosi, bukannya memuji pasangannya ini malah menguji emosi!" umpat gadis itu menggerutu akibat tingkah sang kekasih. Senyum kecil kembali tersungging di bibir laki-laki bertubuh tegap itu, ia semakin gemas melihat ekspresi gadis pujaannya. Andra bukanlah lelaki yang jago dalam urusan asmara, tak khayal ucapan yang keluar dari mulutnya bukanlah kata-kata romantis dan rayuan yang bisa membuat pasangannya seakan terbang, malah yang ada pasangannya dibuat kesal seperti yang dirasakan Diandra sekarang. "Apa pantainya masih jauh?" tanya gadis itu yang sudah mulai bosan. "Hm.. lumayan," balas Andra. "Krucuk.. krucuk!" terdengar suara yang berasal dari perut gadis itu, wajah Diandra memerah dan dengan sigap ia langsung mendekap perutnya. Andra menoleh dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Tanpa aba-aba l
Baca selengkapnya
Luka Masa Kecil
"Hufts....!"Diandra mengehela nafas, ia bisa membayangkan rasa sakit dan trauma yang dirasa Andra. "Ya.. mungkin kamu benar, kamu butuh waktu. Tapi jujur andai bisa memilih mungkin ibumu juga berat memutuskan meninggalkanmu, beliau menaruhmu di panti bukan membuangmu di jalanan, setidaknya itu tanda ia masih mengasihimu. Hidup memang tidak selalu berjalan sesuai ingin kita, tapi semua yang lewaf berhasil membuatmu semakin tangguh, bahkan aku yang dulu tak pernah kagum dan merasa seperti ini bisa luluh dan jatuh hati padamu," terang Diandra. "Lucu...!""Mengasihi hanya karena tidak membuangku di jalanan bukanlah perbandingan, karena tetap saja pada intinya ia meninggalkanku. Aku hanya punya dua pilihan menerima atau membencinya, kini hanya itu pilihan yang ku punya," ucap Andra. "Jangan membenci!""Jika kau membenci kau hanya akan menambah luka di jiwamu, terima semua yang terjadi sebagai takdir. Dan mencoba berdamai dengan diri sendiri, siapa tahu itu bisa mengobati luka yang terl
Baca selengkapnya
Second Kiss
"Apa kau berharap sesuatu?""Apa kencan ini tak sesuai ekspetasimu?" tanya Andra. "Hahahhah.. menurutmu?""Adakah orang berkencan malah berdebat, dan malah merajuk pingin pulang," balas Diandra sembari tersenyum. Andra menatap wajah Diandra sambil ikut tersenyum. "Kenapa tersenyum?" balas gadis itu heran. "Aku bukan tipe romantis dengan sejuta kata manis plus rayuan mematikan. Langsung to the point aja apa yang kamu mau atau ingin katakan," ujar Andra. "Ini bukan seperti kencan jika begitu, ini malah jatuhnya lebih seperti ruang belajar tapi di out door. Menyebalkan!" gerutu gadis itu sambil memperpelan nada suaranya. "Apa.. apa kamu mengatakan sesuatu?" balas Andra. "Tidak aku hanya haus, jangan bilang kamu akan menyuruhku minum air laut ini!" ledek Diandra dengan wajah kesalnya. "Aku tak sekejam itu!""Aku bawa minuman, minumlah!" Andra mengambil sebotol minuman dari dalam tas miliknya. "Sejak kapan barang itu ada disini?" tunjuk gadis itu ke arah tas slempang di pinggang s
Baca selengkapnya
Kelucuan Andra
Tak lama Andra menarik kembali wajahnya dan menatap wajah sang gadis. "Kamu basah kuyup, lebih baik kita pergi belanja agar kamu tak masuk angin," ajak Andra. "Belanja dengan basah begini, sepertinya bukan ide yang bagus," tolak Diandra. "Kalau begitu kita cari penginapan dekat sini," cetus Andra di sambut raut wajah sang gadis yang nampak terkejut. "Kamu mau apa?""Jangan macam-macam!""Meskipun aku mencintaimu dan memperbolehkanmu menciumku bukan berarti kamu......!" Belum sempat Diandra melanjutkan kalimatnya Andra menutup mulut sang gadis dengan jari telunjuknya. "Stttttttt....!""Apa yang kau fikirkan!""Apa kamu fikir aku serendah itu?""Cari penginapan agar kamu bisa istirahat! Sedang aku akan pergi keluar mencarikanmu pakaian!""Ganti pakaianmu dengan handuk di kamar hotel agar kamu tidak sakit, atau aku akan dapat masalah dari ayahmu," terang Andra. Diandra langsung salah tingkah, gadis itu pun tak sanggup menatap wajah Andra karena malu. "Aduuuuh, kenapa aku malah te
Baca selengkapnya
Badai Membuat Kita Sekamar
Selang beberapa menit berlalu akhirnya Andra sampai kembali di lokasi awal Diandra menginap. Laki-laki itu bergegas masuk sambil menenteng belanjaan yang tadi ia beli. Setelah tiba di depan kamar Andra sempat terdiam sejenak. "Apa yang harus aku katakan?""Apa yang ada di fikiran gadis itu jika aku membelikannya pakaian dalam sebanyak ini?""Sial... ini benar-benar menggelikan!""Aku merasa tampak seperti orang bodoh sekarang!" batin Andra. Andra akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu. "Tok... tok.. tok!" Andra mengambil ponsel di saku celananya. Andra : Ini aku, buka pintunya. Diandra menatap layar ponsel lalu segera berlari menuju pintu kamarnya. Ketika pintu terbuka sosok Andra sudah berdiri tepat di hadapannya dengan wajah lelah. "Maaf.. lama," ucap gadis itu. "Tidak apa-apa.""Ini..!" Andra mengulurkan tentengan yang dibawanya. "Kamu beneran nyari baju?" Diandra tidak menduga kalau seorang Andra akan benar-benar memilih dan membelikan pakaian untuknya. "Sia
Baca selengkapnya
Tantangan MMA
"Hahahhah... ii.. iya, aku sebelum tidur suka berkeliling di dalam kamar!""I.. itu kebiasaanku," elak gadis itu mencari alasan yang justru terdengar aneh di telinga Andra. "Alasanmu sangat kocak, sudah lupakan yang membuatmu tidak nyaman dan cepat tidur!" titah Andra. "Hm.. iya," balas Diandra sambil bangkit menuju tempat tidur. Lalu gadis itu segera merebahkan tubuhnya sambil meraih selimut dan menyibakkan benda itu hingga seluruh tubuhnyq kini berada di dalam kain tebal tersebut. "Aduh... bodoh.. bodoh.. bodoh!""Kenapa bisa-bisanya aku mempermalukan diriku sendiri!" umpat gadis itu. "Kamu sedang apa?""Apa kamu kedinginan?" tanya Andra mendekati ranjang Diandra. Gadis itu segera keluar dari selimut yang membungkusnya dan seketika kepalanya keluar sepasang mata lurus menatap ke arahnya sambil tersenyum. Lalu tangan berotot dengan lembut membelai kepalanya. "Maaf jika aku membuatmu tidak nyaman, tidurlah!""Selamat malam," ucap Andra sambil berjalan meninggalkan gadisnya. Aka
Baca selengkapnya
Kehilangan Kesadaran
Diandra hanya terdiam melihat sang kekasih mengambilkan segelas air untuknya.Andra meletakkan minuman di tangannya ke atas meja samping ranjang sang gadis, lalu ia pun kembali ke sofa panjang dan merebahkan tubuhnya di sana. Hingga malam berganti fajar, sang surya pun bersinar cerah hingga cahayanya menembus tirai kamar sepasang kekasih itu. Diandra yang terbangun berjalan mendekat ke tempat Andra tertidur. Gadis itu duduk bersimpuh menatap wajah sang kekasih yang masih terlelap. Cahaya mentari membuat tidur Andra mulai tak pulas hingga Diandra mencoba menutupi sinar cahaya itu dengan tubuhnya. Gadis itu kini membungkuk di atas tubuh yang terbaring di atas sofa. Dan tiba-tiba gadis itu dikejutkan dengan sepasang mata yang tiba-tiba mengarah kepadanya sambil tersenyum simpul. "Ka.. kamu sudah bangun," ucap Diandra terbata sambil beranjak dari posisinya. Akan tetapi tiba-tiba tangan Andra memeluk pinggang ramping dan kembali mendekatkannya pada tubuh tegapnya yang masih terbaring
Baca selengkapnya
Betapa Aku Mencemaskanmu
Penjaga itu mencabut pisau yang menancap di punggung Andra secara perlahan, lalu ia membaringkan tubuh Andra yang terluka di atas ranjang tempat tidurnya. "Aku harus segera melaporkan ke tuan!"Penjaga itu bergegas berlari menuju ruangan Angkasa. "Tok.. tok.. tok!"Penjaga itu menggedor ruangan sang tuan dengan keras. "Masuk!" Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Penjaga itu pun tanpa fikir panjang mempercepat langkahnya. "Maaf tuan!""Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini tuan Andra sedang terkapar di kamarnya, sepertinya ia diserang karena ada pisau tertancap di punggungnya," ucap sang penjaga. "Apa..!!!""Bagaimana sekarang kondisinya?""Kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" Angkasa tampak panik dan bergegas menuju ruangan sang ajudan. "Maaf tuan, tapi beliau meminta saya untuk membawanya ke ruangannya," terang sang penjaga berjalan mengekori Angkasa. Diandra yang mendengar langkah kaki pun akhirnya keluar dari kamarnya untuk memastikan apa yang terjadi. "Kenapa ada
Baca selengkapnya
Ajari Aku Agar Terbiasa
"Kau benar-benar buas!" ledek Andra sambil tersenyum. "Aku begini karena aku hampir berhenti bernafas karena mencemaskanmu, tahukah kamu betapa takutnya aku melihatmu terluka dan berdarah!" ujar gadis itu kepada kekasih yang hanya tersenyum ke arahnya. "Kamu harus terbiasa, karena mungkin ini bukan yang pertama dan bisa terjadi lagi," celetuk Andra yang tanpa sadar semakin memancing amarah kekasihnya itu. "Apa kamu sama sekali tak perduli kecemasanku?""Bisakah kamu menganggap ini serius, dan lebih hati-hati!""Tak bisakah kau menjauh dari bahaya!" Gadis itu mencecar Andra dengan kalimat emosi yang ia rasakan. "Aku ini dulu bajingan!""Bagaimana bisa aku menjauh dari bahaya jika musuhku saja tak terhitung nona?""Kamu bisa mencari orang lain jika tak ingin jantungan tiap hari, aku akan mengikhlaskanmu. Dari pada kamu tersiksa bersamaku," ucap Andra. "Apa tak ada solusi lain selain memintaku menjauh darimu?""Apa aku tak berarti apa-apa?" ucap Diandra. "Aku malas berdebat, aku b
Baca selengkapnya
Cinta Sepihak Andra Kini Hadir
"Hm.. rasanya jiwa pembantaiku lenyap ketika berhadapan denganmu," celetuk Andra. "Bagus kalau begitu, aku jadi bisa berbangga karena bisa menjinakkanmu," balas Diandra. "Aku sudah kenyang, taruh saja di makanannya di meja," ujar Andra. "Oh.. ya sudah tapi minum dulu lalu minum obatmu, aku harap kondisimu bisa lekas pulih. Tapi kenapa kamu tidak ke rumah sakit dan malah memilih pulang kemari?" Diandra heran terhadap laki-laki di hadapannya, bukannya saat terluka orang akan memilih bergegas ke rumah sakit tapi Andra justru sebaliknya. "Jika aku ke rumah sakit dan musuhku tahu itu akan jauh lebih buruk untukku. Alexs juga bisa menyerang mu dan ayahmu karena kondisiku ini, aku tak mau itu terjadi," terang Andra. "Ehm.. sepertinya hidup mu jauh dari kedamaian," celetuk Diandra. "Memang seperti itu, apa kau sekarang ingin mundur?" tanya Andra. "Aku bukan gadis pengecut, aku akan tetap bersamamu apapun kondisimu!" Diandra sangat teguh pada pendiriannya dan itu cukup membuat Andra t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status