Semua Bab Terjerat Cinta Mafia Sexi: Bab 41 - Bab 50
68 Bab
Wilson vs Kenzi
Wilson mengerahkan semua anak buahnya menuju markas Kenzi. Mereka menggunakan lima mobil dengan membawa senjata api. Sepanjang perjalanan, laki-laki itu nampak frustasi. Bagaimana jika dia sampai telat menyelamatkan Kasih. Kenzi memang keterlaluan, tidak pernah kapok mencari masalah dengan Wilson.“Tuan, tenangkan diri anda,” ucap Sam yang melihat Wilson berkali-kali mengusap wajahnya dengan kasar.“Apa kita membutuhkan bantuan Tuan Erland?” ucap Reno yang berada di depan. Kini di dalam mobil itu terdapat empat orang. Tuan Wilson, Sam, Reno juga Hito. Di belakang nya ada Ale yang memimpin beberapa pasukannya.“Tidak perlu, jangan melibatkan Erland dalam masalah seperti ini,” ucap Wilson.Dua jam kemudian...Mobil terhenti di sebuah gedung kosong yang begitu tinggi. Tempatnya sangat jauh dari perumahan dan tidak ada satu orang pun yang melewati kawasan itu.Hito membukakan pintu untuk Wilson, laki-laki itu
Baca selengkapnya
Lihat aku baik-baik saja
Reno dan Ale membantu Wilson berdiri, laki-laki itu berusaha tegar di hadapan anak buahnya. Wilson menyeka setitik air mata menggunakan satu jari. Rasanya sangat berat melangkah ke bawah sana melihat tubuh Kasih yang mungkin saja sudah hancur.“Sam.”“Iya, Tuan.”“Bawa dia menuju markas, aku ingin menyiksanya sebelum dia benar-benar mati,” ucap Wilson menunjuk tubuh Kenzi yang terkulai dengan banyaknya darah.“Baik, Tuan,” sahut Sam.Wilson berjalan gontai menuruni anak tangga, rasanya tak ada lagi tenaga dan kekuatan. Ia merutuki kebodohannya yang telah terlambat menyelamatkan Kasih.“Aku telah gagal menjadi seorang suami,” lirih Wilson dengan nafas yang terdengar lemah. Ingin menangis namun apalah daya sebagai seorang pemimpin Wilson tak ingin terlihat rapuh di hadapan Reno dan Ale.“Kasih,” batin Wilson menjerit menyebut nama sang Istri. Wanita yang telah berha
Baca selengkapnya
Memang enak tidak keluar
Hari semakin senja, Wilson terbangun dengan mengerjapkan matanya pelan-pelan.Pandangannya tertuju pada setiap sudut ruangan yang baginya sangat tidak asing.“Siapa yang membawa ku kesini, apa yang terjadi,” lirih Wilson sembari memijat pelipisnya yang terasa pening.Ia bangkit dari pembaringan dan duduk di sisi ranjang.“Kasih,” gumam Wilson yang tiba-tiba mengingat sang Istri.“Di mana kamu, sayang? Aku harus kembali ke gedung itu memeluk istriku untuk yang terakhir kali.” Wilson keluar kamar dengan tergesa-gesa, tidak mempedulikan tubuhnya yang memang masih terlihat lemah.Sementara itu, Kasih yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung terkejut melihat sang suami tidak ada di tempatnya.“Sayang kemana,” gumam Kasih celingak-celinguk.Kasih langsung bergegas ganti baju dan memoles wajahnya dengan make up tipis.Rama yang tengah berada di ruang tamu bersama Erland meras
Baca selengkapnya
Hanya salah paham
“Mommy, kita mau bikin kue apa?” ucap Rama antusias.“Kita mau bikin bolu pandan sayang, tapi sebelum itu Rama pakai ini dulu ya.” Kasih memberikan sebuah celemek kecil pada Rama.“Ok Mommy.”Dengan sangat telaten, Kasih menyiapkan bahan-bahan yang di butuhkan seperti mentega, gula pasir, baking powder, telur, tepung terigu, TBM, pasta pandan serta daun suji.“Rama bantu apa, Mommy?” ucapnya tersenyum senang.“Sekarang Rama masukkan tepung terigu nya ke dalam sini pelan-pelan. Mommy mau cuci dulu daun pandannya.”“Ok Mommy.”Mereka pun asyik berkutat sambil sesekali bercanda riang. Rama terlihat bahagia dan sangat antusias. Kehadiran Kasih bisa membuat Rama merasakan apa itu kasih sayang seorang Ibu. Walaupun usia Kasih terbilang masih muda, tapi ia memiliki sifat ke Ibuan dan t
Baca selengkapnya
Bundaaa...
Kasih mengikuti langkah kaki Wilson sampai ke dalam kamar. Laki-laki itu memasang wajah dingin membuat Kasih benar-benar ketakutan.“Sa-sayang maaf itu hanya...”“Hanya apa, salah paham? sudah ku bilang biarkan orang lain yang mengantar kue itu, kenapa kau tidak mendengar omongan ku!"“Tapi maksud aku kan...”“Sudah, aku tidak ingin mendengar penjelasan mu! berkali-kali kau selalu membantah perintah ku,” ucap Wilson sembari menghisap sebatang rokok di sofa dekat ujung jendela.“Sayang, jangan marah, aku minta maaf.” Kasih memegang lengan Wilson dengan mata yang berkaca-kaca.“Lepaskan tanganmu!” Wilson menepis tangan Kasih sangat Kasar.“Sayang, ku mohon.” Kasih mulai menangis sesegukan menatap sang suami dengan sendu.“Susah juga punya istri masih bocah, susah di bilangin,” ucap Wilson tanpa menoleh, pandangannya fokus ke sudut ruangan.
Baca selengkapnya
Hanya masa lalu
Arah jarum jam menunjukkan pukul enam pagi. Dua orang yang tengah berbagi kehangatan masih betah bergulung di dalam satu selimut yang sama. Semalam, Wilson benar-benar membuat tubuh Kasih menjadi remuk. Ia menggagahi tanpa belas ampun. Kasih pun terpaksa menjadi kucing manis yang melayani suaminya dengan baik sebagai permintaan maaf atas kejadian itu.“Hoamm...” Kasih merentangkan kedua tangannnya ke atas dengan mulut yang terbuka lebar.“Kenapa badan ku pada sakit,” gumamnya  sembari memijat kaki.Kasih menoleh ke samping di mana sang suami masih tertidur sangat pulas tanpa sehelai benang. Kasih mengusap lembut pipinya menatap wajah tampan itu dalam-dalam.“Sungguh indah ciptaan Tuhan, suami ku begitu menggoda,” gumam Kasih sembari memainkan bibir Wilson yang begitu merah.“Sayang, kamu tidak kerja? Ini sudah jam enam.” Kasih membangunkan Wilson dengan suara lembutnya.Wilson mengerjapkan
Baca selengkapnya
Film apa?
Karena tidak ada kesibukan apa-apa, hari ini Kasih dan Kania memutar kaset film action yang berjudul 365 dni. Sambil di temani dengan berbagai macam cemilan, dua wanita cantik itu nampak serius menyaksikan setiap adegan yang di tayangkan dalam film tersebut. Apalagi banyaknya adegan romantis membuat mereka senyum-senyum sendiri.“Kasih, kenapa pemeran pria nya mirip dengan suami mu?” ucap Kania tanpa menoleh, pandangannya fokus ke layar kaca.“Ah masa sih, tetap saja tampanan suami ku,” ucap Kasih terkekeh sembari memakan cemilan.“Benar sangat mirip, pemeran wanita nya juga sangat cantik. Mereka berdua sangat cocok,” ucap Kania yang nampak serius.“Tetap saja lebih cantikan kita, Kak,”ucap Kasih membuat Kania menoleh.“Dasar!”Keduanya nampak menikmati dengan serius. Kania yang memang belum menikah, menutup kedua tangannya saat melihat adegan tak senonoh yang di tayangkan dalam fil
Baca selengkapnya
Siapa wanita ini?
1 minggu kemudianHari ini, Bunda Santi dan Kania pamit pulang ke kediamannya untuk menengok keadaan Karin yang sedang sakit. Setelah pulang dari Yogya bersama Bee, gadis itu nampak murung dan tidak ingin makan sama sekali. Hal itu membuat Bunda menjadi khawatir.“Bunda, tapi janji kan kembali lagi kesini,” ucap Kasih bergelayut manja. Rasanya sangat sedih berjauhan dengan sang Bunda.“Iya sayang, Bunda kan juga harus mengurus perusahaan di sana. Kamu jaga diri baik-baik ya. Ingat, jangan membantah perintah suami!” nasihat Bunda Santi.“Iya, Bunda. Kalian hati-hati di jalan ya,” ucap Kasih.Saat ini mereka berada di halaman luar, di mana sudah ada Sam yang siap mengantar.“Berangkat sekarang, Nyonya,” ucap Sam.“Iya, calon menantu,” goda Bunda membuat wajah Sam merona merah, sementara Kania membuang muka tidak peduli.Setelah kepergian mereka, Kasih nampak suntuk di ru
Baca selengkapnya
Kemarahan Kasih
Hari ini Wilson sengaja pulang cepat karena merasa khawatir dengan keadaan Kasih, apalagi tadi Mbok Sanih mengatakan jika Kasih tidak keluar kamar sejak siang tadi. Perasaan Wilson semakin tidak karuan, sangat khawatir terjadi sesuatu dengan Istri mungilnya itu, apalagi Kasih tidak mengangkat panggilannya bahkan ia hanya membaca pesan yang di kirim.“Lebih cepat lagi,” ucap Wilson merasa tidak sabar ingin segera sampai.“Baik, Tuan,” sahut Hito.Mobil melaju melewati jalanan Ibu kota yang begitu padat, karena ini sudah waktunya jam pulang kerja kantor. Saat lampu merah tiba, Wilson nampak mengusap wajahnya dengan kasar. Keadaan seperti ini yang ia kesal, sangat macet dan membuatnya jengah.1 jam berlaluMobil sampai di kediaman Alexander, Wilson langsung bergegas menuju lift memencet angka tiga. Setibanya di kamar, matanya terbelalak melihat tempat tidur sangat berantakan serta dengan tissue yang begitu banyak betebaran dima
Baca selengkapnya
Maafkan aku, sayang.
“Dengarkan aku baik-baik, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang hanya ada kamu di sini.” Wilson mengarahkan tangan kecil Kasih ke dadanya. “Aku mencintaimu, sangat.”“Aku tidak percaya,” ucap Kasih menolah ke samping.Wilson nampak gusar menghadapi Kasih, gadis remaja sepertinya memang harus di bicarakan dengan lembut.“Sayang, tatap mata aku,” ucap Wilson dengan sendu. Saat ini ia menarik tubuh Kasih ke dalam dekapannya.“Aku memang sudah menjalani hubungan hampir dua tahun dengan dia, tapi semua itu hanya masa lalu dan aku sudah melupakannya.”Hening, beberapa saat Kasih tidak menjawab. Ia menyembunyikan wajahnya di dada Wilson dengan air mata yang terus berjatuhan.“Bahkan aku tidak pernah menyesal berpisah dengannya, aku bersyukur karena di pertemukan denganmu yang jauh lebih baik. Aku sangat mencin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status