Semua Bab Terjerat Cinta Mafia Sexi: Bab 61 - Bab 68
68 Bab
Daddy akan pulang
Beberapa hari kemudian, setelah pulang dari butik, hari ini Kasih berniat mendatangi pengacara untuk membebaskan suaminya. Setelah di pikir panjang, untuk apa juga dia membiarkan suami tercintanya itu mendekam lama di penjara. Kasih juga sudah mengikhaskan kepergian sang Ayah yang memang bukan salah Wilson sepenuhnya. Hatinya sudah sangat merindukan belain itu, belaian yang sudah sangat lama tidak Kasih dapatkan dari sosok suaminya. Sebagai seoarang Ibu, Kasih juga tak mau egois, ia memikirkan perasaan Rama yang selalu menanyakan tentang Daddy nya, terlebih sekarang menambah satu, yaitu Wilka. Putri kecil yang tak pernah mendapat kasih sayang dari Daddy nya. Ia mau keluarganya utuh seperti dulu, walaupun Kasih yakin mungkin Wilson akan marah padanya karena tidak pernah menjenguk selama di dalam sel. "Nyonya serahkan semuanya pada saya. Tuan Wilson akan segera bebas seperti yang Nyonya inginkan," ucap pengacara meyakinkan. "Terima kasih banyak, Pak. Saya tunggu inform
Baca selengkapnya
Terkejut
Malam menunjukkan pukul 20.00 Wib. Rama meminta Kasih mendongengkan sebuah cerita. Rama sangat rindu dengan celotehan Kasih saat mendongeng. Semenjak adiknya lahir, Mommy nya ini selalu sibuk dan jarang sekali menemaninya tidur. "Sekarang Rama mau minta dongeng apa sama Mommy?" "Eitss tungu...!" ucap Kasih menahan bibir Rama yang hendak menjawab. "Jangan bilang minta dongeng mafia lagi. Mommy gak mau!" ucap Kasih terkekeh. Rama terkikik geli melihat ekspresi Mommy nya. "Memang kenapa kalau dongeng mafia Mommy? Daddy kan tidak ada. Mommy takut ya di omelin Daddy?" goda Rama. "Bukan begitu sayang, kamu tuh masih kecil." Kasih malah teringat dulu mendongengkan cerita mafia untuk Rama dan malah kepergok Wilson. Laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Bagaimana tidak, Kasih malah menceritakan dongeng yang sesungguhnya pada Rama tentu membuat Wilson merasa tersinggung. "Bagaimana kalau malam ini Mommy akan mendongeng tentang pangeran
Baca selengkapnya
Daddy
Hingga pagi menjelang, Kasih terbangun karena mendengar suara yang tak asing di telinga. Tangisan baby kecil yang menggemaskan. Kasih menggeliat pelan sambil menguap lebar. Saat ingin membuka selimut, matanya langsung menoleh ke samping dan sedikit terkejut. Kasih menepuk kedua pipinya sendiri memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. “Jadi semalem itu benar kamu, kamu udah bebas sayang.” Kasih mengecupi pipi Wilson berkali-kali, tak menghiraukan tangisan Wilka yang semakin menggema. Wilson yang merasa terganggu, akhirnya mengerjapkan matanya. Di lihat sang Istri tengah memandanginya dengan mata berkaca-kaca. “Sayang,” ucap Wilson sedikit serak. Ia meraih tangan Kasih dan mengecupnya. “Ada apa?” tanyanya sedikit bingung. “Aku masih tak percaya dengan kehadiranmu, sayang. Ini seperti mimpi,” ucap Kasih tersenyum bahagia. “Kau boleh merindukan-ku. Tapi urusi dulu anak kita. Sedari tadi Wilka menangis kau malah terus memandangi
Baca selengkapnya
Katakan, apa benar Istriku?
Seorang dokter muda berkacamata yang merupakan teman lama Erland datang setelah 1 jam lalu Wilson mengabarinya “Siapa yang sakit, Tuan?” ucapnya. “Istriku,” sahut Wilson sedikit sinis. Karena Dokter ini terlihat tampan dan masih muda. Bisa-bisa Kasih terpana melihatnya. Ah, Wilson berusaha menepis pikiran buruk itu. Yang terpenting sekarang adalah memastikan Istrinya baik-baik saja. Ia langsung mengantar Dokter Galih menuju lantai tiga. Kasih yang lagi membaca novel sedikit terkejut melihat suaminya datang bersama dokter. Sudah di pastikan Wilson pasti merasa cemas, padahal ini hanya masuk angin biasa, pikir Kasih. “Sayang, Dokter Galih akan memeriksamu,” ucap Wilson membuat Kasih menatap Dokter tampan itu. Dokter Galih tersenyum, lalu mendekat. “Biar saya periksa, Nyonya.” “Kondisikan tatapanmu! Kau tahu, aku paling tidak suka caramu memandang Istriku!” Glek Dokter Galih menelan saliva dengan susah. Bar
Baca selengkapnya
Jangan sentuh saya!
"Jadi selama ini kau membohongiku," ucap Kasih menatap nanar suaminya. "Kau sudah bebas sejak lama, tapi kenapa baru muncul sekarang, jawab aku?" Kasih menggertak Wilson hingga suaranya menggema di ruangan itu. Ya, akhirnya Wilson memilih untuk mengatakan yang sebenarnya bahwa ia sudah bebas sejak lama. Namun saat itu dia takut Kasih marah dan merasa kecewa kalau dirinya telah bebas. Wilson tak ingin Istrinya membenci dia. Wilson tahu kehilangan Ayahnya membuat Kasih pasti sakit hati dan terpukul. "Maafkan aku, aku sangat takut kamu..." belum selesai Wilson menjelaskan, namun Kasih langsung memeluknya sambil menangis. "Tidak apa-apa, sayang. Aku senang kau mau jujur. Tapi tolong katakan padaku, di mana selama ini kau tinggal? Apa kau tidak pernah merindukanku? Kenapa lebih memilih bersembunyi?" ucap Kasih tanpa melepas pelukannya. Ia semakin membenamkan wajahnya di dada Wilson. Wilson tersenyum, akhirnya Kasih memaafkan ia yang telah berbohong
Baca selengkapnya
Aku benci dengan Sam!
"Sayang, kau belum tidur?" ucap Wilson saat melihat Istrinya sedang asyik membaca buku. "Belum, aku menunggumu. Kenapa kau lama sekali?" Kasih menaruh buku itu ke tempatnya semula dan menghampiri suaminya yang sedang berganti pakaian. "Lepaskan dulu tanganmu, aku ingin memakai baju," ucap Wilson saat Kasih memeluk pinggangnya dari belakang. Wanita itu menduselkan kepalanya di belakang punggung. "Tidak, tidak usah pakai baju! Aku ingin kau menyentuhku malam ini," ucap Kasih lagi-lagi membuat Wilson terkekeh geli. Istrinya ini sekarang banyak perubahan. Entah karena pengaruh bayi apa gimana, tapi sekarang, Kasih lebih agresif dari biasanya. Wilson memutar tubuhnya ke belakang. Ia menangkup wajah Kasih dengan kedua tangan. Di tatapnya dalam-dalam mata indah itu. Ia sedikit tersenyum saat melihat pipi Kasih yang ternyata sedikit cabi. "Kenapa, apa sekarang wajahku sudah tidak cantik?" Kasih nampak mengernyit melihat ekspresi suaminya yang
Baca selengkapnya
Akhir yang bahagia...The end!
1 bulan kemudianWilson membawa Kasih ke rumah sakit untuk memeriksa kandungan. Awalnya Kasih menolak, untuk apa juga suaminya memaksa ia untuk di periksa, tapi setelah di jelasin panjang lebar mengenai kehamilannya, Kasih terkejut setengah mati. Bagaimana tidak, Wilson benar-benar keterlaluan. Ia tidak memikirkan perasaan putrinya yang masih kecil. Kasih masih tak percaya dengan kabar gila ini. Ia terus menatap suaminya dengan tatapan tajam.Bukan karena ia membenci kandungannya, anak ini sama sekali tidak bersalah. Tapi sikap Wilson yang melakukan itu diam-diam membuat hati Kasih terasa sakit. Seakan suaminya ini menganggap dia adalah boneka, meniduri sesuka hati dan pergi begitu saja."Sayang, aku minta maaf," lirih Wilson mengambil tangan Istrinya, namun lagi-lagi Kasih menepis dengan kasar."Sudahlah, aku tidak ingin bicara denganmu!" Kasih langsung menarik selimut dan membelakangi suaminya."Apa kau tidak menginginkan anak itu, dia tidak bers
Baca selengkapnya
Bonus
Beberapa tahun kemudian... Oekkk.. oekkk.. Suara bayi menggema di dalam sebuah kamar. Erland yang tengah berkutat dengan laptop melirik ke arah Shinta yang kini tengah sibuk memoles dirinya di depan cermin. "Sayang, bayi kita nangis," ucap Erland. Shinta menoleh ke suaminya dengan tatapan sebal. "Ya kenapa gak di gendong? Kebiasaan deh, belum punya anak pengen punya anak, giliran sudah dikasih malah begitu." Shinta pun beranjak menggendong baby L dan menenangkannya. "Begitu apanya, sayang. Aku kan lagi sibuk ini. Salah kamu sendiri gak mau pakai baby sitter," ucap Erland dengan enteng. "Aku masih sanggup ngurusin sendiri, Erland." "Hem, terserah," sahut Erland. "Malam ini dandan yang cantik. Karena kita akan ada acara keluarga nanti malam." "Kok mendadak?" "Hemm, permintaan Kak Wilson. Entahlah mau bicara apa." "Ikuti saja daripada ngamuk," jawab Shinta. Erland terkekeh mendengarn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status