All Chapters of EMERALD: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Chap 1 : Rindu?
“Aduh ada yang lagi sok jagoan nih. ““Orang lemah kok sok sok an ngebully sih. ““Dah tahu kali ya kalau si Ana gak bakalan ngelawan, jadi terus aja ngebully anak polos ini, DASAR CUPU!. “ ujar Alin ketika melihat tangan Syifa terus menerus menarik rambut Ana. Ana yang terlihat begitu kesakitan hanya bisa pasrah dan tidak bisa melawan.Ana sudah seperti boneka bagi Syifa, ia akan terus menerus menyiksa Ana. Tanpa tahu apa alasan Syifa melakukan hal seperti itu. Syifa langsung membalikkan badan dan melepaskan tangannya dari rambut Ana.“Maksud lo apa HAH?! “ Syifa berjalan dengan perlahan menghampiri Alin yang berada tidak jauh darinya. Syifa menatap Alin dengan tatapan yang sinis, ia mengerutkan kedua alisnya.“LO JANGAN SOK IKUT CAMPUR URUSAN GUE!“ Ujar Syifa dengan nada yang marah. Kemudian Syifa mendorong bahu Alin dengan kedua tangannya.Plak! Satu
Read more
Chap 2 : Ayah
Angin malam yang bertiup lembut itu terasa mengelus kulit putih gadis cantik yang tengah memandangi langit. Pemandangan diatas bukit ini sungguh indah, disertai alunan musik yang begitu merdu menambah keindahan malam.  Suasana Cafe Langit ini adalah suasana yang paling favorit bagi setiap orang.Alin terus menerus memandangi langit, ia terus menatap melihat indahnya bintang yang bersinar. Hanya ditempat ini ia bisa melupakan sejenak masalah yang ada di dalam hidupnya yang terus datang silih berganti. Disini ia mendapatkan ketenangan dan kenyamanan yang tidak ia dapatkan dari siapa pun.“Kenapa sih Sam, kehidupan gue begitu rumit. Padahal keinginan gue sepele, gue cuma minta perhatian bokap sama nyokap gue lagi. Apa itu sulit?”“Kalau saja saat itu bokap gue gak ngelakuin hal yang menjijikan, mungkin hidup gue gak akan seperti sekarang Sam. “ Keluh Alin pada Samuel, sekarang ia menatap kembali langit dengan pandan
Read more
Chap 3 : Penyelamat
Alin hanya bisa pasrah, ia mengikuti apa yang Ayah nya suruh. Sekarang ia ingin sedikit menuruti apa titah Ayahnya.Alin pikir dengan begini ia akan bertemu dengan Ayahnya setiap hari dan hubungannya akan lebih membaik. Urusan ia dengan Freya... Entahlah ia tidak ingin memikirkannya sekarang, ia terlalu lelah.Alin sedang duduk di kursi taman yang ada di dekat rumahnya.Ia termenung. Memang, Alin yang sekarang sudah berbeda jauh dengan Alin yang dulu. Sekarang yang di perlukan Alin hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa harus memikirkan orang lain sekali pun itu orang tuanya sendiri.Ibu kemana? Kenapa Ibu gak pernah temui Alin. Alin kangen sekali Bu. Alin iri dengan anak anak yang lain. Mereka setiap hari bertemu dengan Ibunya, sedangkan Alin? Menanyakan kabar pun Ibu tidak pernah. Alin yang malang, ia setiap hari Alin selalu berkunjung ke taman tersebut, selain Cafe Langit.Tiba tiba hujan datang menyapa. Hanya geri
Read more
Chap 4 : Sekolah baru
Tittt... Tittt... Tittt...Alin membuka jendela rumah nya, terlihat mobil hitam ternyata itu adalah mobil Anton. Kemudian Alin membuka pintu dan keluar menghampiri Anton.“Ayah gak mau masuk dulu? “Ujar Alin.“Nggak, Ayah gak bisa lama lama. Ayo cepat, suruh Pak Ujang bawakan koper koper kamu. “Alin mengangguk, kemudian ia mengambil tas kecilnya di dalam kamarnya.Alin menatap sekeliling kamarnya, ia dengan berat hati harus meninggalkan kamar kesayangan nya. Alin sudah berpesan pada Bi Asih.Bi, kalau Alin sudah tinggal di rumah Ayah. Tolong rawat kamar Alin ya Bi, jangan ada barang hilang satu pun dari kamar Alin dan jangan ada yang berubah posisinya. Posisi yang sudah Ibu atur dulu, Alin tidak mau merubahnya sedikit pun. Foto dan boneka ini jangan ada yang berubah ya Bi.Semalam, saat Alin dan Bi Asih sedang memasukkan baju – baju Alin ke dalam koper. Alin dan Bi Asih Asyik berbincang
Read more
Chap 5 :Freya
Alin tersenyum manis pada semua siswa dan siswi yang ada di kelas nya itu dan ia sekali lagi memperhatikan sekeliling, ia memperhatikan wajah calon teman nya itu. Kemudian Alin melihat Freya yang berada di bangku belakang barisan kedua, ia sedang menatap Alin dengan sinis. Alin mengabaikan nya, ini hari pertama ia sekolah. Alin tidak mau merusaknya, hari ini pun mood Alin sedang bagus sekali. Ia senang bisa satu sekolah dengan Samuel tapi tidak dengan Freya. “Ayo Alin, silahkan duduk. Disana ada 2 bangku kosong, kamu bebas bisa duduk dengan siapa saja. “ Ujar Bu Riska seraya tersenyum pada Alin. “Baik Bu, terimakasih. “ Alin tersenyum dan menundukkan kepalanya ke arah Bu Riska. Alin melihat ada seorang cewek yang ia perhatikan, sedari tadi cewek itu terus menerus menunduk. Alin memilih duduk dengan gadis itu, Padahal sebelah kursi Samuel itu kosong, tapi Alin lebih memilih bersamanya. Alin melihat ke arah Samuel, yang terhalang oleh 2 meja di sebelah
Read more
DMCA.com Protection Status