All Chapters of My Daughter's Teacher: Chapter 41 - Chapter 50
112 Chapters
Part 41
Jasmine menormalkan detak jantungnya dulu sebelum ia keluar dari taksi yang ia tumpangi. Selama lima menit ia tetap bertahan duduk di dalam taksi hingga ada seorang pelayan yang menghampiri dengan mengetuk jendela di sisinya.Dengan terpaksa Jasmine keluar dari taksi setelah membayar ongkos taksinya.“Tuan dan Ibu Joana sudah menunggu Anda di dalam, Bu Jasmine.”“Iya,” sahut Jasmine.         Perasaan Jasmine mulai tak nyaman ketika ada beberapa pelayan yang menyambutnya dan menggiringnya memasuki rumah mewah itu.“Hai, Bu Jasmine.” Sapa Joana dengan senyumannya, ia lalu berjalan mendekat untuk memeluk tubuh Jasmine.“Akhirnya kamu datang juga. Saya kira kamu nggak akan datang,” sambung Joana.“Saya sudah diundang, mana mungkin saya tidak datang,” ucap Jasmine.“Selamat datang Bu Jasmine,” sapa Jagat yang berdiri
Read more
Part 42
“Saya memang mencintai kamu, Jasmine. Selama ini hanya kamu yang bisa membuat jantung saya berdebar setelah saya kehilangan Aakriti. Perasaan saya sama kamu itu serius.”“Lalu bagaimana bisa kamu berhubungan dengan Joana?! Kalian bahkan sudah saling mengenal dari dulu, kalian satu kantor dan Joana juga sudah sangat dekat dengan Shagun dan orangtua Anda.”“Saya nggak punya hubungan apapun sama Joana selain hubungan antara atasan dan karyawan,” ucap Jagat.“Apa?” gumam Jasmine. Ia menjauhkan tubuhnya dari dekapan Jagat. Ia menatap Jagat dengan kening yang mengkerut. Ada segudang pertanyaan di dalam benaknya.“Mana mungkin? Kalian sudah begitu mesra dan  mengenal baik—““Aku akan menjelaskan semuanya sama kamu.” Jagat memotong kalimat Jasmine dan menarik tangan Jasmine kembali menuju ke ruang tengah.“Duduk dulu.” Jagat mendudukan Jasmine di sebelanny
Read more
Part 43
Jasmine masuk ke rumah dengan perasaan dongkolnya. Ia masih tak menyangka jika ia berpacaran dengan Jagat. Meskipun ia tak berkata ‘iya’ untuk menyetujui Jagat, namun tetap saja Jagat sudah menganggap kalau mereka saat ini sedang berpacaran.“Jasmine, kamu udah pulang?” tanya Mardina saat Jasmine sampai di ruang tengah.Keluarga Jasmine memang senang berkumpul di ruang tengah. Sejak dulu ruang tengah selalu menjadi tempat favorit untuk keluarganya. Setelah sibuk dengan rutinitas di laur rumah anggota keluarga biasanya akan berkumpul untuk mengobrol satu sama lain agar kedekatan dan keharmonisan keluarga tetap terjaga.“Iya, Ma.” Jasmine menghempaskan tubuhnya di atas sofa. “Gimana acaranya tadi?” tanya Benjamin.“Ya cuma gitu-gitu aja kok, nggak ada yang istimewa,” sahut Jasmine.“Tapi kok muka kamu kelihatan bete gitu?” tanya Benjamin.“Ya kan dari aw
Read more
Part 44
Sepertinya keputusan Jasmine untuk menerima Jagat adalah keputusan yang buruk. Ia pikir setelah membiarkan Jagat menjadi kekasihnya, semua teror dalam hidupnya berakhir tapi nyatanya semua itu akan lebih parah.Dulu Jasmine merasa bahwa ucapan cinta dan pendekatan ekstrim yang dilakukan Jagat padanya sudah bagaikan teror yang mengancam ketenangan hidupnya. Belum lagi gejolak dalam diri Jasmine sendiri telah berhasil meneror Jasmine hingga hidupnya merasa tak tenang. Semakin ia menyangkal perasaannya pada Jagat, ia malah semakin terteror dengan perasaannya sendiri.Kini setelah Jasmine menerima Jagat sebagai kekasihnya meskipun belum sepenuhnya iklas, ia pikir Jagat akan berhenti menerornya. Tapi tidak, kini Jagat malah semakin meneror dirinya. Bagaimana tak merasa terteror jika saat ini mobil Jagat sudah terparkir di depan  gedung bimbelnya. Jagat sama sekali tak mengindahkan ucapannya tadi pagi yang melarangnya untuk tak menjemputnya lagi.Meskipun Jasmine
Read more
Part 45
Cukup lama Jagat dan Jasmine mengobrol hingga tiba-tiba hujan turun dan membuat mereka berlari memasuki rumah.“Ada apa ini, kenapa tiba-tiba saja hujan?” Gerutu Jasmine ketika ia sampai di teras.“Sudahlah, Sayang, kenapa harus menggerutu?” ucap Jagat.“Gara-gara hujan pakaianku jadi basah begini. Rambutku juga,” ucap Jasmine.“Kamu nggak perlu menggerutu begitu, kamu kan bisa mengganti pakaian, lagipula ini juga sudah sore dan sekalian saja kamu mandi di sini. Setelah itu kita akan makan malam romantis baru setelah itu aku antar kamu pulang.”“Aku mau pulang sekarang aja.”         “Ini masih hujan, Sayang.”           “Kita naik mobil jadi kita nggak akan kehujanan kan?!”Tiba-tiba saja ada sambaran petir hingga suara dan kilatannya membuat Jas
Read more
Part 46
Jagat mengulurkan tangannya ke arah Jasmine. Jasmine mengerutkan kedua alisnya kala melihat Jagat mengulurkan tangan ke arahnya.“Apa kamu mau tetap di dslam kamar saja?”Jasmine menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Jagat.“Kalau begitu ayo kita keluar. Kita bisa menikmati teh hangat di ruang tengah,” ucap Jagat.“Tapi aku malu.”                “Kenapa harus malu?”“Apa kamu nggak lihat? Aku kan cuma pakai kemeja punya kamu, nanti kalau orang-orang lihat gimana?” ucap Jasmine.“Nggak akan ada yang berani lihat kamu apalagi sampai ngomongin kamu yang macam-macam. Ayo, atau kamu mau kita di dalam kamar aja kayak gini? Tapi aku nggak janji loh kalau aku bisa mengendalikan diriku, kamu tahu sendiri kan akalu aku udah lama nggak begituan?!”Bulu kuduk Jasmine langsung m
Read more
Part 47
Kini Jasmine  sudah berada di dalam kamarnya sendiri setelah tadi diantarkan pulang oleh Jagat. Beruntung tadi hujan berhenti turun saat jarum jam mengarahkan ke angka setengah sembilan. Jika tidak, bisa dipastikan kalau dirinya akan tertahan lebih lama lagi di rumah Jagat.Jasmine berjalan mengendap-endap memasuki rumahnya agar tak ketahuan oleh orangtuanya. Bukan takut ditanyai karena ia pulang malam karena ia bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah. Yang ia takutkan adalah bagaimana jika orangtuanya bertanya tentang pakaian yang ia kenakan saat ini. Iya, dirinya bisa menjawab dengan jawaban yang sebenarnya jika tadi sore dirinya kehujanan dan terpaksa harus meminjam pakaian temannya. Tapi yang jadi masalah adalah apa temannya tak memiliki pakaian lain selain kemeja kedodoran itu? Dan bisa-bisa ia langsung akan dinikahkan jika orangtuanya sampai tahu kalau dari sore hingga malam dirinya berada di rumah seorang teman laki-laki.“Jasmine!” Seru Mardi
Read more
Part 48
Saat jam pulang sekolah usai, Jasmine bersiap-siap untuk meninggalkan sekolah. Saat ia akan menaiki taksi, tak sengaja tatapan matanya bertemu dengan tatapan mata seorang pria yang sudah ia lupakan.Pria itu mendekat ke arah Jasmine hingga membuat ia gugup. Ia menolehkan pandangannya ke sekitarnya yang ternyata masih sangat ramai kaarena ini adalah jam pulang sekolah. Banyak murid dan guru yang keluar dari pintu gerbang dan sudah dipastikan mereka semua bisa melihat keberadaannya yang sedang berdiri di samping taksi di depan pintu gerbang.“Jasmine, aku mau bicara sama  kamu,” ucap Leo.“Leo, jangan begini. Mereka semua melihat kita.”“Persetan dengan mereka semua. Aku hanya ingin bicara sama kamu, Jasmine. Aku nggak akan bisa kalau kamu terus menghindari aku seprti ini. Terakhir kali kita berpisah karena ada masalah dan aku nggak mau membiarkan masalah kita semakin berlarut-larut,” ucap Leo.Beberapa hari i
Read more
Part 49
“Makanannya udah habis, jadi sekarang kamu udah bisa pulang. Makasih makan siangnya,” ucap Jasmine.“Kita pulang bersama,” sahut Jagat.“Kamu pulang duluan aja. Masih ada yang harus aku kerjakan.”“Kalau gitu aku temani kamu di sini.”“Kamu jangan konyol ya, Jagat. Kalau kamu kelamaan di sini mereka akan jadi curiga sama kita,” ucap Jasmine geram.“Nggak masalah kan, lagipula kita juga pinya hubungan khusus jadi wajar kalau aku di sini.”“Mereka nggak tahu soal hubungan kita.”“Kalau begitu kita beritahu mereka saja agar mereka bisa memaklumi kalau aku menemui kamu.”“Enggak! Aku nggak setuju. Aku nggak mau hubungan kita diketahui banyak orang.”“Kenapa? Kamu masih malu punya calon suami kayak aku gini? Sayang, biar pun aku ini seorang duda tapi aku nggak takut kalau harus bersaing sama mereka yang masih laja
Read more
Part 50
Tak terasa satu bulan sudah Jagat dan Jasmine memiliki hubungan khusus. Setiap harinya Jagat selalu menyempatkan untuk mengantar jemput Jasmine karena sejak kecelakan waktu itu hingga sampai saat ini Jasmine masih tak ingin mengemudikan mobilnya sendiri.Karena itulah tak ada gunanya juga Jasmine meminta Shagun datang ke JM Smart untuk  melakukan les privat. Sejak berhubungan dengan Jagat, Jasmine kembali memberi bimbingan belajar Shagun di rumah.Seperti  hari jum’at ini misalnya, dengan dijemput Jagat, Jasmine kembali datang ke rumah Jagat. Kali ini tak hanya untuk menuruti keinginan Jagat namun juga untuk memberikan bimbingan belajar kepada Shagun.“Kak Jasmine, Papi!” seru Shagun gembira melihat dua orang yang ia sayangi berjalan beriringan memasuki rumah.“Kamu mau belajar di mana, Sayang?”      “Di ruang kerja Papi aja, aku udah siapkan bukuku di sana,” sahut S
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status