All Chapters of Beautiful Hurt: Chapter 11 - Chapter 20
24 Chapters
Chapter 11
Dalam waktu sepuluh menit aku telah berganti dua mobil. Tadi dengan Eldath. Dan sekarang dengan Chris. Suasana juga sama heningnya. Jika dalam mobile Eldath tadi hening karena si pengemudi memang irit berbicara. Dalam mobil ini hening karena si pengemudi marah padanya. Sebenarnya aku ingin berbicara, tapi sedari tadi aku tidak menemukan topik yang tepat. "Lain kali jangan coba-coba untuk meninggalkan saya sebelum saya mengizinkan. Paham?" Aku melihat tangannya mencengkram setir begitu kuat,seolah-olah ingin meremukkannya. Satu kebiasaannya yang kutahu, apabila dia sedang dalam mood yang jelek dia akan memijit-mijit keningnya. Belum sempat aku mengiyakan ucapannya, ponselku berdering lagi. "Iya Ly, ada apa lagi?" Aku menutup sebelah telingaku agar bisa mendengar suara Lily yang bercampur dengan dentuman musik. "Gue lagi di club ini. Besok lo jangan nggak dateng ya?Karena besok malam minggu. Dan you kn
Read more
Chapter 12
Sebenarnya aku agak-agak bingung dengan sikap Eldath akhir-akhir ini. Ia pernah beberapa kali mengantarkanku pulang dari club, padahal aku sudah berulang kali menolaknya. Aku takut nanti Chris salah paham dan mengira kalau aku berniat untuk menggoda adiknya. Tapi lagi-lagi Eldath beralasan bahwa ia akan menjagaku selama sebulan ini, karena Chris sedang berada di Singapura untuk merintis cabang baru salah satu bisnisnya di sana. Eldath beralasan kalau ia sudah menganggapku seperti kakaknya sendiri. Walau aku heran juga. Kakak dari mana, secara usia Eldath hanya berpaut dua tahun di bawah Chris. Yang artinya usia Eldath adalah delapan tahun di atasku. Selama sebulan ini aku hidup bagaikan di zaman romusha saja. Pulang kantor langsung menyiapkan makan malam, kemudian berangkat kerja ke club. Pulang bekerja pukul dua belas malam. Dan tiba di rumah pukul satu dini hari. Aku bangun jam lima pagi. Menyiapkan sarapan dan berangk
Read more
Chapter 13
Aku memejamkan mata dan memundurkan sandaran seat mobil Chris. Entah mengapa akhir-akhir ini kepalaku sering sekali terasa pusing. Selera makanku juga menurun drastis. Setiap pagi aku kerap mual-mual, hingga tidak bisa mengkonsumsi apapun. Sarapan pagi ku selalu berakhir di closet kamar mandi. Tubuhku rasanya letih dan lesu. "Kamu kenapa lesu begitu Lyn? Capek?" Chris menaikkan persneling ke posisi D saat melihatku terus saja memejamkan kata. Kami berdua baru saja selesai melakukan photo pre wedding, setelah aku terus menerus berusaha menunda-nundanya. Aku sudah kehabisan akal untuk membatalkan pernikahan ini. Di rumah Maddie kerap menyindir dan mengata-ngataiku. Ia menyebutku penghianat, yang senang tertawa di atas penderitaan orang lain. Selama hampir dua bulan ini, aku selalu menjadi bulan-bulanan di rumah. Hingga aku tidak betah berada di rumah aku sendiri. Tinggal sebulan lagi, aku akan resmi menjadi istri Chris. Kakakku makin emosi saj
Read more
Chapter 14
Aku membuka mataku perlahan. Di mana aku ini? Pandanganku mulai mengitari sekeliling.Melihat ruangan yang serba putih dan bau khas obat-obatan. Ditambah infus di lengan kiriku, aku sudah tahu bahwa aku pasti sedang berada di rumah sakit saat ini. Aku teringat akan kekacauan di rumah. Di mana aku terus diserang dari berbagai sisi. Dan sepertinya aku pingsan karena tidak kuat menahan serangan. Aku melihat semua orang-orang yang tadi ada di rumah semuanya malah berpindah ke sini. Aku mengeluh dalam hati. Tidak bisakah mereka membiarkan aku beristirahat sejenak di sini? Bahkan sampai di rumah sakit pun mereka masih begitu beringas ingin menyakitiku. "Huekkk...huekkk..." Tiba-tiba saja aku merasa ingin muntah. Chris langsung menempatkan wadah untuk menampung muntahanku.Tetapi karena perutku yang memang kosong, hanya air dan rasa asam saja yang keluar dari perutku. Aku melihat Chris menekan bell. Pasti dia ingi
Read more
Chapter 15
Empat tahun kemudian Akhir tahun seperti ini adalah masa-masa tersibuk bagi kami, para pekerja di tempat wisata. Terlebih lagi aku yang bekerja di taman bermain destinasinya orang-orang satu kota Medan. Ya, kini aku bekerja di Disney Holiday.Taman hiburan terbesar di Sumatera Utara. Kami juga memiliki Hotel dan Resort sendiri. Dan hotel mewah bintang lima kami ini saat ini tengah kebanjiran wisatawan, baik yang domestik maupun dari luar negeri. Kini aku tinggal di kota Berastagi, Sumatera Utara. Aku sangat menyukai tempat ini. Suasana sejuknya kota Berastagi seperti menyerupai Puncaknya Jakarta. Tinggal di daerah pegunungan dan tempat wisata seperti ini, membuat suasana seakan-akan setiap hari kita tengah liburan. Selain itu kesibukanku sebagai manager di hotel ini telah menyita hampir seluruh waktuku. Empat tahun sudah aku menetap di kota ini. Melahirkan putra tampanku yang kuberi nama Christian Diwangkara Junio
Read more
Chapter 16
Author POV Belum sempat Tian menjawab pertanyaan Chris, ada seorang wanita cantik berambut panjang berlari dari kejauhan dan langsung memeluk Tian. Chris bahkan bisa menebaknya walaupun hanya melihat bagian belakang tubuhnya.Yah wanita itu adalah Marilyn. Marilyn remaja dulu adalah seorang gadis yang sangat cantik, saking cantiknya sampai nyaris seperti tidak nyata. Setiap dia berada dalam suatu ruangan, maka sudah bisa dipastikan hampir semua kepala akan berputar melihatnya, minimal memandangnya dua kali. Baik itu secara terang-terangan ataupun dengan cara mencuri-curi pandang. Pria memandangnya karena kagum dan wanita memandangnya karena iri. Dan yang lebih membuat kecantikannya bersinar adalah karena dia sama sekali tidak menyadari kecantikannya. Ditambah lagi sikap lugu dan sedikit naif yang dimilikinya membuat para pria diluar sana sangat terobsesi untuk memiliki dan melindunginya. Itu a
Read more
Chapter 17
Seminggu kemudian Akhirnya Aku kembali ke Jakarta. Setelah mempertimbangkan matang-matang nasehat ayah, finally aku mulai mencoba untuk menata kembali hidupku. Aku tidak mungkin seumur hidup menjadi pecundang dengan melarikan diri dari semua masalah. Lagipula dulu aku melarikan diri karena sebenarnya aku tidak mau menikah dengan Chris. Apalagi dasar pernikahan kami adalah karena terjebak dalam situasi yang salah. Bayangan aku harus hidup bersama dengan orang terus menerus menuduhku menjebaknya untuk menikahiku, membuat kepalaku memunculkan adegan-adegan mengerikan dan ketidakbahagiaan seumur hidupku. Saat biasanya seorang suami memanggil istrinya dengan berbagai panggilan sayang seperti bunda, honey, baby, sayang. Bayangkan saja Chris selalu memanggilku dengan panggilan setan kecil.  Dan waktu selama empat tahun pun tidak mengubah sifat kakunya sama sekali. Tata bahasanya yang baku, minus perasa
Read more
Chapter 18
Author POV  Ting! Lift terhenti diangka tujuh. Chris mulai menekan kombinasi angka password apartemennya. Kepalanya serasa mau pecah. Hari ini ia telah memecat beberapa karyawan kepercayaannya.Rupanya selama ini mereka telah membelot ke perusahaan kompetitor. Pantas saja akhir-akhir ini beberapa kali perusahaannya kalah tender sementara, draft proposal telah begitu teliti dikerjakan oleh team worknya. Rupanya tikus-tikus kecil itu telah membocorkan strategi penawarannya. Baru saja dia ingin masuk ke pantry karena haus, ia mendengar suara-suara orang yang sedang berbicara. Dia makin menajamkan pendengarannya di balik pintu penghubung, sejak mendengar nama Marilyn turut disebut-sebut. "Selamat ya, Non. Akhirnya si Enon bisa juga nikah sama Den Chris. Kalau emang ujung-ujungnya si Enon bisa bersatu juga sama Aden, buat apa dulu kita susah-susah ngejebak adek Enon sama Den Chris? Padahal ya, Non. Bibik mah udah
Read more
Chapter 19
"Direject lagi ya, Lyn konsep kita sama nenek sihir itu?" Putra dan Bayu, dua dua rekan kerja aku aku menyusul duduk di depan kubikelku. Nenek sihir yang mereka maksud adalah Bu Astuti, atasan kami semua. Aku mengangguk lesu seraya mengantuk-antukkan kepalaku yang sedang pusing tujuh keliling ke meja kubikel. Ruang kerjaku yang memang kecil, jadi terasa makin sempit dengan hadirnya Putra dan Bayu yang memang memiliki tubuh tinggi besar. "Menurut Bu Astuti, konsep kita itu terlalu mainstream. Makanya kita disuruh mencari ide-ide yang lebih fresh, khas anak muda zaman now," keluhku. "Lah dia aja product anak muda zaman old, mengingat status kejombloannya diusia empat puluh lima, pake segala ngebahas konsep zaman now segala. Paling juga itu nenek sihir nggak ngerti soal konsep kekinian. Doi cuma sok-sokan gaul aja biar disangka up to date." Putra memang paling lemes mulutnya di antara kami bertiga. Bila
Read more
Chapter 20
Akhirnya setelah melalui perdebatan yang alot yang melibatkan team creative dan si nenek sihir, Plan B lah konsep yang kami ajukan. Dan ternyata akhirnya di approve juga oleh Bu Astuti.Kami menggunakan tema classic romantic sebagai back groundnya. Penerangan yang di buat temaram, bunga mawar merah di setiap sudut-sudut pilar, dan bermacam-macam bingkisan untuk bertukar kado. Intinya kami sukses menyulap tempat ini sesuai dengan apa yang kami harapkan. Tidak percuma aku bolak balik dari toko ke toko untuk mencari ornament-ornament dan pernak pernik yang menarik. Team kami ingin agar hasil project kami tampil maksimal, karena boss besar kami kabarnya akan datang. Dan aku, anak baru yang masih bisa dikategorikan anak bawang, tentu saja mensupport dari belakang. Aku menyanggul rambutku dan menggunakan gaun berwarna peach. Gaunku ini sangat simple dan hanya sebuah pita besar yang menghiasi pinggangku. Aku juga merias wajahku senatural mungkin. Make up yang te
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status