Semua Bab Me After You: Bab 31 - Bab 40
93 Bab
Aku Mendukungmu
Victorino membiarkan saja Felipe membawanya ke mana anak itu mau. Ia hanya mengikuti langkah kecil putranya itu hingga berbelok ke gang kecil yang mengarah ke sebuah taman tersembunyi, "Apa ini tempat untukmu bersembunyi, Mi Hijo?" tanya Victorino smabil menatap ke sekeliling taman itu. "Aku tidak pernah bersembunyi dari apapun, Om Jahat!" jawab Felipe. Hilang sudah anak yang tadi terlihat begitu manis dan penurut, berganti dengan anak yang terang-terangan menatap tajam pria yang sangat ia benci itu. "Ah, jadi kamu masih menggunakan sebutan itu untuk Papámu, Mi Hijo ... " desah Victorino. "Untuk semua kejahatan yang telah Om lakukan pada Mamá dan membuat Mamáku begitu menderita, tentu saja aku akan terus memanggilmu dengan sebutan itu." "Papá yakin sekali kamu telah mengetahui apa penyebab Papá bisa bersikap impulsiv seperti itu, ya kan?" "Apa Om sedang berusaha untuk membela diri?" tanya Felipe. "Tidak, tentu saja bukan itu tujuan Papá. Tapi memang semua kejadian itulah yang m
Baca selengkapnya
Apa Yang Kalian Bicarakan?
"Aku memang menyukai Tío Henry. Tapi kebahagiaan Mamá lah yang jauh lebih penting sekarang. Huh, aku tidak mengerti dengan pikiran orang dewasa yang memusingkan itu!" Victorino menahan tawanya saat mendengar keluhan putranya itu. Begitulah jika anak kecil yang berusaha menunjukkan dirinya telah dewasa namun tidak mau tumbuh menjadi pria dewasa. "Mi Hijo ... Tidak selamanya dunia dewasa itu memusingkan, sama halnya dengan tidak selamanya dunia anak-anak itu hanya di isi dengan bermain dan bermain saja. Semua memiliki porsinya masing-masing, terkadang bahagia, kadang juga sedih dan mengecewakan. Tergantung diri kita sendiri yang akan seperti apa menanggapinya nantinya." "Aku juga tahu itu. Sekarang aku memberikan kesempatan pada Om untuk membuktikan kesungguhan Om pada Mamá. Untuk bisa mengembalikan ingatan Mamá lagi." Senyuman lebar mengembang di wajah Victorino saat mendengarnya. Mungkinkah perlahan tapi pasti putranya itu telah mulai luluh padanya? Mungkin tidak akan lama lagi Fe
Baca selengkapnya
My Lady!
dan wanita itu lumayan kaget saat dimeja yang mereka tempati sebelumnya telah tersedia minuman yang sangat digemarinya itu. Rupanya dengan sigap Erasmo telah menyiapkan semuanya. Termasuk juga buket bunga canti yang tidak terdapat di meja yang lainnya. Untung saja masalah buket bunga itu Belinda tidak menyadarinya. "Kenapa kamu bisa tahu aku menyukai minuman ini?" tanyanya dengan mata yang berbinar-binar sambil duduk di tempat favoritnya, di samping jendela kaca. Setidaknya Victorino mengira itulah tempat favorit Belinda, karena di sepanjang pengamatannya, wanita itu selalu duduk di sana, dengan siapapun ia pergi ke Kafe itu. "Aku selalu mengetahui apapun, Belle. Apapun," jawab Victorino dengan penuh percaya diri. Belinda mendengus pelan, "Jangan-jangan tadi Felipe yang memberitahunya ya kan?" tebaknya. "Tidak. Kami sama sekali tidak mebahasmu tadi," elak Victorino. Ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya pada Belinda kalau topik pembicaraannya dengan putra mereka tadi ad
Baca selengkapnya
Flashback
Belinda terengah, saat jemari Victorino tengah bermain di area pribadinya, mengirimkan gelenyar-gelenyar nikmat ke seluruh tubuhnya."Kamu mabuk, Rino ... Kamu akan menyesalinya besok. Bagaimana bisa kamu melakukan itu dengan wanita yang kamu benci ini!"Lalu Victorino tergelak ketika Belinda memalingkan wajahnya saat melihat bukti gairah pria itu, "Aku tidak sepenuhnya mabuk, My Lady ... Aku sudah jatuh tertidur kalau aku memang benar-benar mabuk," "Aku bukan Ladymu!" sangkal Belinda."Siapa bilang kamu bukan Ladyku?" tanya pria yang telah berbaring di atasnya dengan kedua lengan yang menopang tubuh kokohnya itu, sementara matanya jelas-jelas telah terbakar api gairah."Bukan, aku bukan Ladymu, tapi pelacurmu!"Pandangan Belinda tiba-tiba menggelap, lalu kembali jelas lagi saat bertatapan dengan wajah Victorino di waktu yang berbeda,"Itu yang kamu sebut jahat? Kamu juga menikmatinya Belle dan aku tahu itu!" Teriak Victorino padanya."No ... O sí. (Tidak ... Mungkin ya.)""Apa maksu
Baca selengkapnya
Aku Sudah Mengingat Semuanya
Namun alih-alih jatuh ke alam bawah sadarnya, Belinda malah terduduk sambil teriak histeris seolah tengah kesakitan, “Arrggghhh! Kepalaku sakit! Kepalaku sakit sekali!” “Belle, syukurlah kamu sudah sadar. Kepalamu sakit lagi? Aku akan panggilkan dokter dulu!” seru seseorang sambil menekan tombol darurat di tempat tidur Lolita. Suara itu … Dengan cepat Belinda melihat ke arah pemilik suara itu yang tak lain adalah Victorino. Kedua matanya seketika membola. Potongan demi potongan ingatan yang beberapa bulan ini menghilang dari dalam memorinya perlahan kembali lagi, berbaur sempurna dengan memori yang baru terbentuk beberapa bulan belakangan ini. Membuat kepala Belinda yang sedang nyeri itu semakin bertambah sakit karenanya. Belinda menepis kasar tangan Victorino yang baru saja meremas bahunya dengan sorot mata yang terlihat jelas sangat mengkhawatirkannya itu. “Ka … Kamu!” “Iya, aku. Selain kepalamu apalagi yang kamu rasakan, Belle? Untung saja kepalamu tidak terbentur tadi,” t
Baca selengkapnya
Rencana Elena
“Apa kau tidak mendengarnya, Rino? Jauhkan tanganmu dari tunanganku dan keluarlah!” seru Henry yang tiba-tiba saja memasuki ruang rawat Belinda. Pria itu tidak masuk seorang diri, tapi juga bersama Duke William, Felipe dan Elena. “Beraninya kau masih mengganggu cucuku saya! Keluar atau saya akan meminta petugas keamanan untuk menendangmu dari sini!” Duke William turut serta mengusir Victorino. “Maaf kalau saya lancang, Your Grace. Izinkan saya bicara dengan kekasih saya, Don Victorino. Saya akan membujuknya untuk tidak lagi mengganggu Lady Belinda lagi,” celetuk Elena dengan lembut. Membuat tidak hanya Duke William saja yang tercenganng, tapi juga Henry, Belinda dan Felipe. Dan gterutama Victorino, ia sama sekali tidak menyangka kalau elena akan mengatakan kebohongan seperti itu. Namun dari cara Elena menatapnya, ia yakin betul kalau ada rencana gadis itu dibaliknya. “Sejak kapan Rino jadi kekasihmu?” tanya Henry. Sebagai seorang kakak, ia tidak tahu kalau adiknya itu telah menj
Baca selengkapnya
Rencana di Atas Rencana
Sejurus kemudian mereka telah sampai di tempat yang Elena berikan. Lokasi yang terpencil dan lumayan jauh dari pusat kota, dengan jaringan internet yang sangat buruk. Entah disengaja atau tidak. Jadi, siapa yang bisa melacak seseorang di daerah ini? Jelas sekali tempat ini dirancang untuk tidak dapat ditemukan. Darimana Elena mengetahui tempat ini? Victorino akan mencaritahunya nanti. Atau bahkan Erasmo telah memulai mencari tahu tentang tempat itu saat ini. Asisten pribadinya itu terlalu sigap dalam berbagai hal. "Kalian mau minum apa?" tanya Elena pada Victorino dan Erasmo yang telah duduk di sofa berwarna navy. "Tidak, terima kasih. Kami harus menjaga pikiran kami untuk tetap waras," tolak Victorino dengan lembut. Meski Elena terlihat tulus, ia tetap harus mewaspadai segala sesuatunya. Untuk saat ini, hanya orang-orangnya sajalah yang Erasmo percaya, setidaknya sampai ia tahu apa rencana Elena untuk mereka. Sementara Erasmo tengah sibuk dengan tabletnya. Mungkin saja memulai m
Baca selengkapnya
Tunangan Palsu
‘Maaf kalau saya lancang, Your Grace. Izinkan saya bicara dengan kekasih saya, Don Victorino. Saya akan membujuknya untuk tidak lagi mengganggu Lady Belinda lagi.’ Untaian kata yang keluar begitu saja dari mulut Elena terus terngiang di telinga Belinda. Bersamaan dengan pertanyaan demi pertanyaan yang selalu mengusik hari-harinya setelah pertemuan terakhirnya itu dengan Victorino. Apa mereka benar telah bertunangan? Sejak kapan? Mungkinkah keluarga Foxmoor berhasil membuat Victorino bertanggung jawab karena telah menyebabkan Elena terjatuh dari kudanya? Memang harus Belinda akui ada rasa cemburu saat mendengar ucapan Elena itu. Namun ia pun tidak yakin kalau hatinya sakit karena ia benar sedang cemburu atau karena ia hanya sedang kesal saja dengan kemunafikan yang tengah diperlihatkan Victorino itu. Kalau memang Victorino telah bertunangan dengan Elena, lalu apa maksud Victorino bersimpuh di depannya saat berharap Belinda mau memaafkannya dan kembali bersama dengannya lagi? Saat pr
Baca selengkapnya
MAsih Adakah Rasa Itu?
Seandainya saja Henry tidak menyembunyikan apapun dari Belinda, mungkin Belinda memiliki setidaknya respek pada pria itu. Tapi alih-alih memberitahu Belinda kebenarannya, pria itu malah mendorong Duke William untuk segera menikahkan mereka hanya karena kedatangan Victorino. “Apa kamu mencintaiku?” Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Belinda, karena ia sangat ingin mengetahui isi hati Henry, dan tentu saja pria itu tidak pernah menduga kalau Belinda akan menanyakan hal itu. Tapi sepertinya Henry telah mempersiapkan jawabannya, karena tidak lama berselang pria itu langsung menjawabnya tanpa ragu-ragu lagi, “Ya, aku mencintaimu, Belle. Aku teramat sangat mencintaimu hingga aku tidak dapat membayangkan hidup tanpa kamu. Baru membayangkannya saja sudah membuat aku ingin menubrukkan diriku sendiri di depan kereta." Entah kenapa Belinda sama sekali tidak tersentuh dengan jawaban Henry. Jawaban yang sangat matang seolah teelah disiapkan sebelumnya, yang pastinya akan dapat meluluh
Baca selengkapnya
Garis Takdir
"Setelah aku pulih sepenuhnya dari lukaku, aku segera mencari tahu identitas wanita yang telah menolongku malam itu, wanita yang dengan berani telah mempertaruhkan nyawanya sendiri demi menyelamatkan seorang pemabuk yang tidak berguna sepertiku." "Dari rekaman CCTV aku mengetahui caramu menyelamatkanku, disaat pria lain yang melihatku dengan tatapan tidak peduli. Hanya kamu saja yang terlihat peduli padaku. Kamu membuat hatiku terenyuh, dan aku telah sangat berhutang nyawa padamu, Belle. Aku langsung jatuh cinta padamu saat itu juga." Mungkin di dalam kisah yang lain peristiwa itu dapat mengeratkan hubungan di antara mereka, tapi tidak berlaku untuk Belinda. Sebenarnya apa yang kurang dari Henry hinga sulit bagi Belinda untuk jatuh cinta pada pria itu, untuk memberikan kesempatan pada pria itu. Apalah daya jika hatinya masih saja terus bersikeras lebih memilih Victorino, pria yang telah menorehkan luka yang mendalam padanya. Seperti memakan sambal yang rasa pedasnya dapat membuat p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status