All Chapters of Ibu Susu Anak Hot Duda: Chapter 21 - Chapter 30
192 Chapters
21. Suami dan Istri
Tentu saja Max tak mengingkari janjinya, selepas urusannya selesai ia langsung pergi ke bandara untuk pulang ke Jakarta. Bagaimanapun Max mengabarinya terlebih dahulu, gadis itu masih terkejut saat melihat Max pulang dengan terburu-buru. Max langsung cuci tangan sebelum menyapa putranya yang sibuk makan mpasi bersama Resti di taman samping. Tak melihat keberadaan Lisa, Max bertanya kemana perginya gadis itu. "Lisa kemana, Res?" tanya Max bingung. "Ke kantor Tuan, seperti biasa ...." "Duh harusnya kan libur dulu," gumam Max sebelum pergi ke kamarnya. Dalam keadaan lelah begitu, Max masih saja tampan bak pangeran, meski wajahnya spek mafia yang seram. Akan tetapi ia kini sedang kepikiran dengan Lisa, gadis itu kelelahan luar biasa, pantas asinya keluar sedikit. Langsung saja setelah sampai di kamar, ia menelpon Lisa untuk pergi bersamanya ke rumah sakit, ia bahkan meminta Fano untuk membiarkan Lisa libur hari ini. "Baik, Pak." Seperti biasa Fano patuh pada Max, nilai plus yang
Read more
22. Gagal
Cara yang disarankan oleh dokter Ester selain opsi pertama adalah dengan perbanyak minum air putih dan makanan sehat, sering memijat laktasi dan memompa payudaranya. Lisa sendiri dengan rajin melakukan itu selama tiga hari tapi belum berhasil juga, hingga di hari keempat itu berhasil. Ia merass sangat senang dan memberi tahu Bi Ijah, yang langsung mengabari majikan mereka. Max sampai membuatkan surat ijin untuk Lisa pada HRP dengan alasan sskit, sehingga tidak ada yang mengkritiknya nanti. "Uluh uluh, baby Ax kangen banget yah nenen sama Kakak, iya?" tanya Lisa lembut kas seseorang yang berbicara dengan bayi. "Hem, Mama!" balas baby Ax tersenyum girang. "Duh lucunya, sini cium dulu ...." ia pun mencium pipi baby Axel yang tetap gembul meski badannya tak begitu gemuk. Lisa tak bisa menahan diri kalau sudah bersama baby Axel, ia selalu akan menjadi terfavorit. Bagaimana tidak, baby bule seperti Axel ini juga sudah jadi selebgram dengan centang biru di akunnya, Resti-lah yang mengur
Read more
23. Ngajak Nikah Lagi
Max sempat kaget dengan suara Lisa yang biasanya lembut, kini menjadi keras. Ia terkejut dengan luapan emosi itu sampai tak sadar berdiri dari duduknya seperti yang dilakukan Lisa. "Lis," gumam Max sehati-hati mungkin. "Dengarkan saya dulu, kamu perlu pahami apa yang says katakan bukan dengan pikiranmu sendiri." "Tapi Bapak bilang ...." "Saya belum mengatakan semuanya, jadi dengarkan dulu dengan tenang, oke?" Lisa mengangguk saja, "Saya harus bagaimana, Pak?" tanyanya. "Ini asumsi kalau kamu mengalaminya lagi, sebab kondisi tubuhmu yang masih muda mungkin belum kuat untuk menjadi ibu susu. Jadi, Vanya menyarankan seperti apa yang disarankan Dokter Ester di opsi pertama. Tapi saya tau betul kamu gak mungkin mau saya sentuh, jadi bagaimana caranya agar saya bisa membantu, yakni dengan kita menikah." Max menunggu reaksi Lisa yang kosong, ia seperti shock dan mencoba berpikir lagi. Namun Max buru-buru menjelaskan kalau ia tak punya niat jahat atau niat untuk memanfaatkannya. "Lisa,
Read more
24. Jujur pada Bestie
Jujur saja, Max merasa berat saat Lisa mengatakan akan pergi sesuai kontrak yang mereka buat. Ia harus mencari cara agar bisa menahan Lisa di rumah ini. Namun, sepertinya ia akan menggunakan cara umum dengan perpanjangan kontrak. Kalau cara itu gagal, ia akan benar-benar membuat Lisa menjadi nyonya Alexander agar tak bisa kemana pun. Tentu saja Max bukan tipe suami yang pengekang, tetapi ketika orang itu sudah menjadi bagian dari dirinya, sejauh apapun ia pergi pasti ia akan menemukannya. "Oh, Sayang Lisa, kita akan tetap bersama selamanya. Mama adalah kebanggaan bagi kita dan kebutuhan bagi kita, kan baby Ax? Maka bekerjasamalah dengan Papa ...." gumamnya mengelus surai sang putra dengan lembut. Mungkin inilah titik kritis seorang Max, ia harus mendapatkan apa yang ia inginkan. Sementara di laur, Lisa sedang makan dengan tenang sembari mengetik pesan pada neneknya sekedar menanyakan kabar. Ia berencana akan pulang, tetapi mengingat ia sudah sering ijin, ia tau diri untuk menunda
Read more
25. Mala Petaka
Pagi yang cerah, sayangnya dimulai dengan sesuatu yang menyebalkan. Pagi ini Max membawa masalah di meja makan, masalah yang dimaksud adalah seorang wanita dengan pakaian seksi dan ikut duduk di meja makan. Lisa memang sudah biasa makan bersama dengan Max dan juga baby Axel, tapi ia hanya tidak ingin ada orang yang berpakaian terbuka kemudian memperlihatkan itu di depan anak-anak seperti baby Axel, karena itu akan membuat baby Axel terbiasa melihat hal-hal seperti itu dan membuat otak kecilnya terkontaminasi. Percaya dirinya Max, ia malah menganggap kalau Lisa cemburu padanya dan itu membuatnya bahagia, kemudian menganggap bahwa cara itu efektif untuk melihat bagaimana perasaan Lisa padanya. "Kenalin ini client aku, Xanon, ini Ibu Susu anakku, Lisa." Xanon menatap Lisa dengan pandangan merendahkan, sementara Lisa hanya tersenyum seadanya, mengangguk sopan. "Kamu udah nikah kan?" tanya Xanon tiba-tiba. Melihat wajah Xanon yang type-type suka membully membuat Lisa geram. Max send
Read more
26. Max Ngambek
Fano menatap berkas di tangannya dengan harap-harap cemas, bagaimana ia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat kalau kondisinya seperti itu. "Lis," gumam Fano mendekati Lisa. Lisa pun menatap Fano bingung, "Kenapa, Pak?" tanyanya. "Kamu ke ruangannya Pak Maxel sana!". "Ini seperti saya yang ditumbalkan deh," ujar Lisa takut. "Karena kamu kerja sama dia di rumah mungkin akan lebih ramah bagimu," ungkap Fano membujug. Lisa bimbang dengan keadaan itu, tetapi Fano terlihat tak memiliki jalan keluar Mercia dan Dewi juga sudah gemetar. "Berkas-berkas ini harus diselesaikan cepat atau besok Pak Maxel tambah marah." "Kan salahnya dia," balas Lisa. "Gak sesederhana itu, sekarang kita harus bisa mengubah suasana hatinya dulu." Awalnya Lisa menggeleng tetapi melihat Fano yang memelaa, akhirnya ia tak tahan dan melaksanakan permintaan Fano, bagaimanapun Fano yang tau bagaimana situasi aslinya. Gugup jelas, takut apalagi, ia tak mengerti seberapa marah Max di dalam sana. Ia harus bag
Read more
27. Lisa yang Menggemaskan
"Kenapa jadi saya, Pak?" tanya Lisa bingung. Max yang menatap wajah polos Lisa pun hanya tertawa garing, "Hahaha!" Benar-benar tidak jelas Max ini, Lisa hampir berdiri ketika Max berkata. "Yang tadi Pagi, kenapa kamu bilang sudah punya suami dan memberikan selamat atas khayalan Xanon?" jelas Max membuat Lisa ingat sesuatu. "Bapak kesal karena itu?" tanya Lisa tak menyangka. "Kamu keliatan bahagia banget pas Xanon bilang calon tunangan saya, kamu gak merasa keberatan?" tanya Max dengan nada kesal. "Saya keberatan karena apa memang? Itu gak ada hubungannya sama saya, faktanya memang begitu, kan. Anda dan Mbak Xanon sangat cocok dalam berbagai hal," jelas Lisa lagi. Max menggeleng, kemudian menatap ke lain arah, "Saya terluka pas kamu bilang begitu. Saya sungguh hanya berharap jika pasangan saya adalah wanita yang bisa menyayangi Axel seperti anak sendiri." "Itu hanya tentang waktu, cemistri antara Ibu dan anak bisa dibentuk, kok." Memang ini salah Max yang lupa seberapa polosny
Read more
28. Cie! Belanja Bareng
Lisa dan Max berjalan memasuki area mall, jujur saja Lisa hanya 2 kali seumur hidup masuk mall, itupun hanya melihat-lihat tanpa membeli. Pada akhirnya ia hanya membeli makan dan setelah itu menyesal karena makanannya pun menguras kantongnya yang harusnya untuk tiga hari. Kini, ia membuntuti Max seperti anak bebek yang mengikuti ibunya. Ia sengaja memakai masker karena takut ada yang mengenalinya atau mengiranya bersaam Om-om, meski faktanya memang benar. "Lis!" panggil Max tatkala Lisa berada jauh di belakangnya. Lisa yang terkejut langsung berlari kecil dan mengikuti Max si pemilik kaki panjang itu. "Maaf, Pak," gumanya tersenyum canggung. Tampilan Max sekarang tidak casual tapi cukup santai, mungkin bisa dikatakan seksi juga mengingat ia masih memakai pakaian kantor, tetapi jasnya dilepas. Jadi, sekarang Max hanya memakai kemeja putih dengan dua kancing atas dilepas, lalu kedua lengannya yang digulung ke atas. Bawahnya menggunakan celana kain hitam dengan sabuk senada, ia ju
Read more
29. Dibelanjain
Max tak menghiraukan protes dari Lisa yang merasa bahwa sepatu itu berlebihan, tetapi Max mendadak tuli. Bahkan Lisa yang dengan canggung membawa bingkisan sepatu mahal itu melihat Max masuk ke toko sebelah yang mana di dalamnya terdapat banyak sekali baju muslim yang merupakan brand paling terkenal di Indonesia. Namun, sekali lagi brand itu memiliki harga yang elit, sehingga untuk orang seperti Lisa harus berpikir berkali-kali untuk membelinya. Akan tetapi segalanya menjadi mudah ketika ada di tangan Max yang memiliki uang banyak. Di situlah sedihnya Lisa, ia merasa memiliki banyak hutang pada pria dewasa itu, sehingga ia dengan paksa menghadang Max agar tidak membeli banyak barang untuknya. "Pak, tolong jangan beli banyak barang untuk saya, saya nggak mau semakin banyak berhutang pada Bapak. Bahkan sepatu ini saja sudah seharga dengan gaji saya setahun, gimana bisa saya merepotkan Bapak sejauh ini," ujar Lisa membuat beberapa pelayan toko menonton. Max sendiri hanya tertawa menan
Read more
30. Max Bimbang
Melelahkan belanja bersama Max, sudahlah ngeyel, bawel lagi. Ia merasa bahwa orang yang menyatakan kalau Max dingin itu pasti mereka bukan orang yang tau karakter asli seorang Max, bagaimana tidak, Max tipe yang banyka berkomentar rupanya. Setelah bersih-bersih, Lisa langsung ke kamar baby Axel untuk memenuhi kewajibannya menyusui bayi lucu itu. Sat ia sampai sana, baby Axel langsung merengek dan minta disusui. "Eeeeek.... " "Uluh-uluh, rindu sama Kakak ya?" tanya Lisa mencium pipi gembul baby Axel. "Iya kangen tuh, masa tadi dia rewel, giliran dikasih foto kamu langsung diem," ujar Resti bercerita. "Haha, ya ampun baby," ujar Lisa senang. "Bucin banget tuh sama Mamanya!" ledek Resti. Lisa terispu, "Apaan sih, Mama-mama ...." kesalnya malu. "Haha, cie malu!" Resti suka meledek Lisa, sementara Lisa hanya bisa tersipu malu menanggapinya. "Seriusan deh Lis, kamu sadar kan kalo Tuan suka sama kamu?" "Halu banget kalo iya," balas Lisa mengelus kepala baby Axel lembut. "Aku seriu
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status