All Chapters of Pulang Ka Bako: Chapter 51 - Chapter 60
122 Chapters
Harapan Tak Seindah Kenyataan
Fahri berkali-kali berdecak kesal menyalip di antara kendaraan roda empat yang terjebak macet. Kesal kembali ia rasakan tatkala mengingat harapan tak seindah kenyataan. Saat tadi pulang dari kantor, ia berharap Dinda benar-benar menyambutnya dengan senyum manis seperti yang istrinya itu janjikan. Alih-alih disambut senyuman manis Dinda, begitu sampai, bahkan belum sempat masuk ke rumah, sebuah telepon masuk dari seseorang yang mengaku dari pihak kepolisian. Tadinya Fahri tak percaya dengan kabar mengenai Dinda yang diamankan di kantor polisi. Fahri bahkan sempat memeriksa setiap sudut rumah untuk memastikan bahwa Dinda memang tak ada di rumah. Setelah mendengar suara istrinya, dan melihat tas kecil yang selalu dibawa Dinda tergantung di pintu penghubung antara garasi dan dapur, barulah Fahri percaya, bahwa istrinya yang sering mencari masalah itu kembali terlibat masalah. Meskipun tadi Fahri sempat tertawa geli mengingat nasib Dinda yang berakhir di kantor polisi, tetapi menghadapi
Read more
Dunia Selebar Daun Kelor
Di ruangannya, Fahri mulai sibuk dengan setumpuk dokumen yang harus ia periksa dan tanda tangani. Suara denting ponsel penanda pesan masuk menjeda kegiatan Fahri. Niat mengabaikan pesan itu terkalahkan tatkala melihat nama yang tertera pada layar ponsel. Istri Bawel, begitu nama Dinda yang tersimpan pada daftar kontak Fahri. Reflek bibir Fahri menyunggingkan senyum, dengan gerakan cepat ia membuka pengunci layar dan membaca pesan dari Dinda. [Suami Nda tersayang, beneran ya, hari ini pulang cepat. Di balas lho, ya, pesan Nda, biar Nda nggak galau lagi kayak kemarin.]Fahri kembali terkekeh-kekeh membaca pesan dari Dinda. Membayangkan ekspresi kebingungan di wajah Dinda kemarin sore membuat tawa gelinya makin menjadi. Jika biasa Fahri meletakkan begitu sajaponselnyasetelah membaca pesan Dinda, kali ini ia memilih untuk membalas dengan cepat. [Iya, ntar diusahain pulang cepat.][Harus! Nda udah masak buat Uda. Jangan sampai ntar Nda kasih ke Goofy kalau Uda pulang telat.] Fahri menge
Read more
Masalah Dengan Masa Lalu
Fahri memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Setelah berusaha menenangkan diri, ia menghubungi Syahrial, salah seorang kerabatnya yang juga merupakan sepupu dari uminya. Salah seseorang yang turut andil dalam membesarkan perusahaan keluarganya selama ini. "Ya, Ri? Ada masalah?" tebak lelaki di seberang sambungan. "Ha-ha, tau aja Om Ari lagi ada masalah." Fahri berusaha tertawa untuk menutupi gundah. "Ya jelas, kamu nelpon Om cuma pas ada masalah. Ha-ha!" Syahrial terkekeh-kekeh di seberang sana. "Apa yang bisa Om bantu kali ini?" lanjut lelaki yang disapa Om itu oleh Fahri. Fahri menggaruk sisi pipinya. Berusaha menyusun kalimat, agar tak membuat si penerima telpon meradang mendengar kasus yang akan ia sampaikan. Uang muka pembelian satu unit mobil sejumlah 150 juta, bukan nominal yang sedikit. Fahri tak mampu menemukan solusi untuk permasalahannya kali ini. Terlebih lagi masalah tersebut berhubungan dengan seseorang yang membuat pikiran Fahri selalu buntu. "Ada sales nakal ya
Read more
Sesal
Priska terkesiap manakala melihat sosok yang membuka pintu ruangan tempat ia menunggu. Baru saja ia hendak membuka suara, sosok itu lebih dahulu menyapa, dengan ekspresi datar, dan tatapan dingin meski bibirnya menyunggingkan senyum. Di belakangnya, perempuan yang tadi menemui mereka turut mengiringi dengan senyum gugup. "Selamat siang, Pak, Bu," sapa Fahri dengan gaya formal. Dia menarik kursi, duduk di seberang meja berhadapan dengan kedua suami istri itu. Fahri mati-matian menahan gejolak perasaan yang terasa mengiris-iris tatkala berhadapan dengan perempuan yang telah menjadi masa lalunya itu. Wajah yang dulu selalu mewarnai hari-harinya itu terlihat sendu, tak seceria dulu. Fahri lekas-lekas memfokuskan tatapan ke arah lelaki yang duduk di samping Priska. "Saya bingung, kenapa dp yang sudah saya setorkan malah ditransfer balik ke pihak lain!" sembur lelaki yang duduk di samping Priska, mulai bersuara dengan nada tinggi. Wajahnya yang memerah jelas memperlihatkan amarah. "Manaj
Read more
Ajari Aku Mencintaimu
Fahri kembali tertawa tanpa suara mendengar kalimat Dinda. "Emangnya aku anak TK pakai diajarin berdoa segala.""Iya—""Udah, bye!" Fahri yang menutup terlebih dahulu. Tawanya kemudian pecah karena semenjak tadi pegal menahan tawa. Fahri baru menghentikan tawanya ketika pintu ruangannya kembali terdengar diketuk. Fahri mengatur ekspresi kemudian berteriak, "Masuk!"Fia dengan senyum tipis datang dengan sebuah map merah di tangan. "Pak, saya sudah revisi form SPK untuk unit Ibu Priska," tukas perempuan berwajah oriental dengan rambut sebahu itu, sembari menyodorkan map ke arah Fahri. "Kamu sudah pastikan unit yang mau diserahkan ke bagian detailing, kan?" tanya Fahri dengan gaya berwibawa. "Sudah. Tadi Bu Priska juga sudah sempat melihat unitnya."Fahri mengangguk sembari memeriksa kembali berkas-berkas dan kelengkapan dokumen pembelian di hadapannya. "Terus itu uang dp yang terlanjur salah transfer itu gimana jadinya, Pak?" tanya Fia takut-takut. "Tentu saja gaji kamu yang akan
Read more
Petaka Sosmed
Gerakan jari Dinda yang menggeser-geser layar, terhenti tatkala melihat satu unggahan yang memperlihatkan punggung seorang laki-laki. Punggung yang begitu ia kenal dengan kemeja yang sama saat ia melepas suaminya berangkat kerja tadi pagi. Pada keterangan tayangan itu terdapat tulisan "It's was my big mistake, to let you go." Rasa penasaran Dinda tergelitik, ia membaca nama si pemilik akun, P_M. Kening Dinda berkerut karena merasa tak asing dengan inisial pemilik akun tersebut. Rasa penasarannya makin membesar, Dinda berselancar lebih jauh, membuka akun pemilik konten. Darahnya berdesir, saat mengenal wajah pada foto profil pemilik akun tersebut. "Teh Priska?" Dan Dinda pun makin mengorek lebih dalam, membuka semua postingan yang terdapat pada akun tersebut. Hatinya terasa dicubit, tatkala melihat begitu banyak foto kebersamaan si pemilik akun bersama suaminya. Dalam setiap unggahan Priska, Fahri selalu menyunggingkan senyum. Senyum yang begitu menawan. Berbeda dengan saat bersamanya
Read more
Sakit
"Jadi, kenapa Nda kayak ayam sakit begini?" tanya Fahri setelah mereka tiba dirumah. Entah angin apa, Fahri menyeduhkan teh dan menyuguhkannya untuk Dinda. "Uda korban iklan, ya?" Akhirnya celetukan asal bicara itu meluncur dari bibir Dinda. Dalam hati Fahri tersenyum, meski tampilan luarnya masih memasang wajah datar. Masih saja ada sedikit gengsi ia rasakan untuk bersikap manis terhadap istrinya itu "Udah nggak usah mutar-mutar lagi ngomongnya. Kenapa dari tadi diam nggak jelas kayak gitu?" cecar Fahri. "Uda janji nggak marah, ya." Dinda memanyunkan bibir. Kesal, cemburu, dan sedih kini bercampur dalam hatinya."Nggak janji.""Ya udah nggak jadi Nda ngomong." Dinda bangkit dari duduknya hendak kembali ke kamar. "Eits! Nggak semudah itu Markonah!" Fahri menarik tangan dan tubuh Dinda, sehingga Dinda terduduk di pangkuan Fahri. Dalam jarak sedekat itu, Dinda tak mampu mengontrol detak jantungnya saat Fahri menatapnya lekat. Ada rasa aneh yang menjalar dalam hatinya. Ini bukan kal
Read more
Perhatian Fahri
Dinda masih sesegukan saat merasakan Fahri kembali duduk di tepi ranjang, menarik tangan yang sejak tadi menekan perutnya perlahan, lalu menempelkan sesuatu yang terasa hangat ke perut Dinda. Dinda membuka matanya yang terasa bengkak, melirik ke arah perut untuk mencari tau benda yang ditempelkan Fahri, ternyata benda itu sebuah botol kaca berisi air hangat. Nyeri di perut Dinda sedikit berkurang, bukan hanya karena botol berisi air hangat tersebut, tetapi karena perhatian yang diberikan Fahri. "Makasih, Uda. Jadi agak enakan," ucap Dinda dengan suaranya yang masih serak. "Butuh obat, nggak?" tanya Fahri saat melihat Dinda mendongak menatap dengan mata dan hidung bengkak. Dinda menggeleng. Lalu tanpa diminta, tangan Fahri mengusap pelan dengan sedikit pijatan lembut punggung bagian bawah Dinda. Membuat rasa nyeri yang Dinda rasakan makin berkurang. "Dulu Teh Priska juga suka sakit pas datang bulan, ya, Da?" tanya Dinda lirih. Fahri menghentikan pijatannya sembari mengernyit. "Bi
Read more
Perjalanan Mudik
Di penghujung Ramadhan, Dinda mulai disibukkan dengan persiapan mudik. Mudik kali ini adalah pengalaman pertama Dinda. Semenjak menjadi perantau, belum pernah sekali pun Dinda merasakan yang namanya mudik. Beberapa tahun belakangan, Dinda terpaksa menahan hati untuk merayakan lebaran di Yogyakarta seorang diri. Meskipun beberapa kali Emi menawarkan untuk berlebaran di Bandung, Dinda selalu menolak dengan alasan mengikuti kegiatan sosial yang diadakan oleh mesjid kampus. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, Dinda melewati lebaran dengan bekerja sebagai supir travel dadakan. Dinda tak ingin terlalu merepotkan keluarga kakak perempuan ayahnya itu. Karena Dinda berpikir bahwa kakak ayahnya itu juga seorang janda, Dinda tidak ingin menambah beban. Sambil memasukkan pakaian yang akan dibawa ke dalam koper, Dinda bersenandung kecil. Walaupun belum bisa bertemu dengan ibu kandungnya di hari lebaran nanti, tetapi Dinda tetap menyambut bahagia momen lebarannya kali ini. Rasanya sudah lama
Read more
Goofy
Sayup-sayup kumandang takbir bergema di beberapa ruas jalan yang Dinda dan Fahri lewati menuju kota tujuan mereka. Memasuki jalan tol, kendaraan mereka mulai tersendat. Tak hanya Dinda dan Fahri yang melakukan perjalanan menuju luar kota, beberapa kendaraan lainnya juga terlihat tengah melakukan perjalanan untuk merayakan lebaran di kota yang mereka tuju. Terlihat dari beberapa kendaraan yang membawa bagasi di atas mobil. Begitu pun pada saat memasuki rest area, antrian di tempat makan dan kamar kecil lebih ramai dari hari biasa. Bahkan mereka juga sulit menemukan tempat untuk memarkirkan kendaraan. "Uda capek, nggak?" tanya Dinda saat mereka hendak meninggalkan rest area. "Kenapa? Emang mau gantiin nyetir?" tanya Fahri dengan nada sedikit merendahkan. Sifat aslinya memang masih belum hilang, terkadang ia masih saja menganggap Dinda perempuan kampung yang tak mengerti apa-apa. "Boleh, kalau Uda capek.""Jangan, deh. Takut uda muntah di jalan," tolak Fahri sambil mencebik. "Uda mer
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status