All Chapters of Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah): Chapter 31 - Chapter 40
145 Chapters
Part 31 Keputusan 2
Gama berdiri. Dia belum lupa di mana tempat salat di lantai satu rumah Dea. Mantan mertuanya adalah umat yang taat. "Antik, salat bareng papa, ya. Mama ambilin mukena dulu." Dea menaiki tangga untuk mengambil mukena di kamar.Sedangkan Gama dan Antika mengambil air wudhu. Lelaki itu memperhatikan sang anak yang tengah berwudhu. Meski belum sempurna, tapi untuk ukuran anak usia tujuh tahun, sudah cukup bagus. Gama malu pada diri sendiri. Anaknya di didik dengan baik oleh Dea dan keluarganya. Benar kata Dea tadi. Jika ingin kembali bersama, tidak hanya cinta saja yang diperjuangkan. Tapi bagaimana kembali membangun kepercayaan dan meyakinkan keluarga. "Loh, mukena Mama mana?" tanya Antika ketika Dea hanya mengantarkan mukena untuknya di ruang salat."Mama nggak sholat, Sayang," jawab Dea sambil memakaikan mukena pada Antika."Cuti, ya?"Dea mengangguk sambil tersenyum.Gadis kecil itu tidak bertanya lagi. Sebab pada waktu tertentu, ia sudah tahu kalau perempuan dewasa seperti mamanya
Read more
Part 32 Amarah 1
MASIH TENTANGMU- Amarah Alita menghampiri Gama. "Aku nggak bisa memilikimu, perempuan lain pun juga nggak bisa. Lihat saja nanti."Perempuan itu menatap tajam pada sang mantan tunangan. Melihat Gama hanya diam, Alita makin kalap terbakar amarah. Dengan matanya yang menyala merah, dia tidak mengalihkan perhatian dari sosok tegap dihadapannya. Air mata pun terus menganak sungai. "Aku nggak akan membiarkanmu bahagia. Ingat itu, Mas!""Apa kalian tidak berpikir, nama baik kalian akan jadi sorotan jika muncul dalam berita. Mempermainkan anak gadis orang dengan seenaknya memutuskan pertunangan. Kalian orang terpandang di sini." Pak Handoyo emosi. Itu juga merupakan sebuah ancaman. "Jika kami sampai membuat keputusan seperti ini, tentu kami punya alasannya, Pak Handoyo. Silakan buat pemberitaan apapun, kami tahu caranya mengklarifikasi. Jangan sampai kalian malu sendiri nanti. Tanyakan pada putri Anda. Kenapa sampai Saga memutuskan untuk tidak jadi tunangan dengan Alita. Dan kenapa kami p
Read more
Part 33 Amarah 2
Baru kali ini Gama mendengarkan sepupunya bicara. Meskipun dalam hati menyangkal. Jelas dia tidak sama dengan Akbar. Akbar mendua dan diam-diam menikah. Sedangkan Gama tidak pernah mengkhianati Deandra.Ketiga pria itu berbincang hingga tengah hari. Ada masalah pekerjaan juga yang harus dibahas.Gama mengabaikan pesan masuk dari Alita. Gadis itu memberondongnya dengan kemarahan. Namun ia masih tenang, karena sejauh ini Alita tidak tahu tentang perasaannya pada Dea. Yang Alita tahu, Gama sudah tidak peduli pada sang mantan. Cerita akan berbeda saat gadis itu tahu kalau dia kembali pada Dea. Alita tidak mungkin diam saja. Lebih baik untuk sementara ini, dia tidak menemui Dea dulu. Tapi bagaimana jika dokter itu terus melakukan pendekatan?***L***Siang itu mentari tidak begitu memancarkan sinarnya. Awan kelabu menutupi cahayanya. Mungkin menjelang sore, hujan kembali mengguyur kota. Dea dan Hani tengah menikmati makan siang di kantin. Duduk di dekat jendela kaca. "Dea, Gama nggak nga
Read more
Part 34 Kejutan Pagi Itu 1
MASIH TENTANGMU- Kejutan Pagi Itu Semalaman Gama tidak bisa tidur. Bukan hanya ancaman Alita saja yang dipikirkan. Tapi bagaimana jika Dea memang tidak ingin kembali bersamanya. Bagaimana jika penantian panjang Dea sudah pada batas limitnya?Gama turun ke lantai bawah. Mengambil air minum di ruang makan dan duduk di sana, di bawah temaramnya lampu malam. Sebenarnya kedua orang tua menyuruh Gama tinggal di rumah mereka. Mengingat ancaman Alita yang tidak bisa dianggap main-main. Mereka tidak tega kalau Gama tinggal di rumahnya sendiri. Namun Gama menolak.Alita memang berbahaya, tapi untuk bertindak sekarang rasanya tidak mungkin. Dia pasti masih belum bisa melakukan sesuatu dalam pikiran kacau. Mungkin baru esok atau lusa, lihat apa yang akan dilakukan gadis itu.Ponsel yang ditaruh meja kembali berdenting. Alita tidak henti mengirimkan pesan. Gama tidak membalas satu pun, memblokir, atau berencana ganti nomer. Tidak susah baginya untuk mengabaikan gadis itu. Dia sudah terbiasa mel
Read more
Part 35 Kejutan Pagi Itu 2
Bu Wetty menghampiri dan menerima uluran tangan mantan menantu. Berbasa-basi sejenak kemudian pergi ke belakang. Ganti Pak Dedy yang keluar dari kamar, menyalami Gama. Duduk dan berbincang-bincang sejenak.Sambutan mantan mertua membuat Gama lega dan berharap banyak. Semoga mereka kembali merestui jika ia menginginkan putrinya lagi.Setelah Dea muncul, Pak Dedy pamit ke belakang. Lelaki yang memakai pakaian olahraga itu kalau pagi senam di halaman belakang atau joging di sekitar komplek perumahan. Meski rambutnya separuh telah berubah, nyatanya masih tampak sisa postur tubuhnya yang gagah di waktu muda."Mas, nggak bawa mobil?" tanya Dea saat melihat tidak ada kendaraan di halaman rumah atau di depan pagar."Aku naik taksi." Gama tidak ingin Alita tahu kalau ia menemui Dea. Wanita itu bisa saja menyuruh orang untuk mengikutinya. Naik taksi pun tadi sempat khawatir. Namun ia harus bertemu Dea pagi ini."Antik, ke belakang dulu dan minta Mbak Sri makein seragam ya."Antika langsung turu
Read more
Part 36 Jangan Menyerah 1
MASIH TENTANGMU- Jangan Menyerah "Baru tadi malam kita membahas tentang dokter Angkasa. Pagi ini kita dengar pengakuan Gama pula. Menurut Papa gimana?" tanya Bu Wetty ketika mereka dalam perjalanan ke pasar setelah mengantarkan Antika ke sekolah.Hendak belanja keperluan dapur, mumpung hari itu tidak ada jadwal mengajar. Daripada belanja di mall, Bu Wetty lebih suka belanja di pasar. Berinteraksi dengan para pedagang yang begitu bahagia jika wanita itu mengunjungi lapak jualannya. Sayur mayur para pedagang itu juga segar-segar dan bersih, tidak kalah dengan yang di mall.Biasanya Antika berangkat ke sekolah bareng Dea, nanti kalau pulang Pak Dedy-lah yang menjemput. Tapi pagi ini Dea berangkat kesiangan karena tadi ngobrol lama dengan Gama. Dea berangkat naik mobil sedang Gama kembali memesan taksi online. Dengan alasan karena arah kantor mereka yang berbeda dan khawatir Dea akan terlambat. Memang itu benar. Namun ada alasan lain yang tidak diketahui oleh Pak Dedy dan Bu Wetty."Do
Read more
Part 37 Jangan Menyerah 2
Papa dan mamanya tampak juga terpikat dengan kehadiran dokter Angkasa. Meski belum ada ucapan dari mereka yang mendorong Dea untuk mempertimbangkan dokter itu. Hanya sekedar memberitahu, kalau Angkasa datang dan bicara dengan papanya.Dea kenal baik buruknya Gama, tapi dia belum tahu bagaimana dokter Angkasa. Setiap awal perkenalan, tentu yang tampak adalah baiknya saja. Selama menjalani kehidupan sebagai suami istri, seegois apapun Gama, tapi ia tidak pernah memaksakan kehendak tentang kebutuhan pokok, makan dan minum harus tersedia. Se*s juga tidak harus selalu dituruti. Gama tidak pernah memaksa Dea harus menyediakan makan minum dengan sempurna. Paling tidak minta ditemani saat makan misalnya, karena saat itu mereka juga ada asisten rumah tangga. Namun Gama tidak menuntut hal itu. Kalau tidak sempat masak disaat pembantu cuti, dia mengajak Dea makan di luar atau pesan online.Sebab Gama juga ingin Dea paham dengan hobinya di luar rumah. Bahkan ketika Gama menghendaki keint*man de
Read more
Part 38 Malam Menegangkan 1
MASIH TENTANGMU- Malam Menegangkan Mobil Gama langsung masuk ke carport di rumah orang tuanya. Garasi yang berada di sebelah kiri rumah itu bisa menampung lima kendaraan. Sebelum ke rumah Dea, ia menemui kedua orang tuanya lebih dulu. Sekalian tukar mobil untuk pergi."Kamu perlu ditemani? Tadi papamu nelepon dan suruh nanyain kamu," tanya Bu Hawa pada Gama yang duduk di sofa.Hanya ada Bu Hawa dan para pembantu di rumah. Sebab Pak Benowo belum pulang dari bertemu relasi."Nggak perlu, Ma. Doakan saja, agar Dea dan keluarganya bisa menerima."Bu Hawa mengangguk pelan seraya mengusap lembut punggung Gama. "Mama nggak pernah berhenti doain kamu dan kakakmu. Tapi kamu sendiri berdoa nggak untuk diri sendiri?"Gama memandang mamanya. "Ga, dalam menghadapi apapun. Mintalah petunjuk dan kekuatan pada sang pemilik kehidupan. Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Kamu ini, salat saja nggak pernah. Umurmu sudah berapa, Gama. Seorang istri pasti ingin memiliki imam yang bisa dijadi
Read more
Part 39 Malam Menegangkan 2
Baru kali ini mereka bisa berkumpul makan malam bersama setelah perceraian Dea dan Gama. Rizal yang cukup kentara menunjukkan kekecewaannya.Namun celoteh Antika yang mengajak Gama bicara, bisa mencairkan kekakuan. Pak Dedy bisa merasakan, bagaimana cintanya Antika pada sang papa. Cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya.Selesai makan, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. "Mas, ajak adek-adek bermain di atas," perintah Arsy pada anak sulungnya. Percakapan mereka tidak boleh di dengar anak-anak.Bocah lelaki paling besar langsung berdiri dan mengajak dua adiknya. Tapi Antika tidak mau. "Aku mau sama papa aja, Mas." Bocah perempuan itu tetap duduk di pangkuan Gama. "Antik, ikut dulu sama mas main di atas, ya!" ucap Dea."Nggak mau, Ma.""Antik bisa turun lagi setelah mama panggil. Main Lego dulu sama mas di atas," bujuk Dea."Sayang, ikut Mas dulu, ya." Ganti Gama yang bicara."Nggak mau, nanti Papa pulang.""Nggak, Sayang. Nanti kalau mau pulang, papa nemui Antik dulu."Boca
Read more
Part 40 Aku Akan Membantumu 1
MASIH TENTANGMU- Aku Akan Membantumu"Papa!" teriak Antika dari pintu. Saat Gama baru saja menyalakan mesin mobil.Spontan Gama kembali membuka pintu dan berlari ke teras. Sebab Dea sudah membawa payungnya pergi dari sana."Papa, mau ke mana?" tanya gadis kecil itu saat Gama berjongkok di depannya. Di dalam rumah, Pak Dedy, Bu Wetty, Rizal, dan istrinya memperhatikan momen itu. Sedangkan Dea berdiri di sebelah Antika."Maaf, papa buru-buru, Sayang. Nggak sempat pamitan sama Antik tadi. Eyang buyut sakit, jadi papa harus pergi ke rumah sakit." Gama menjelaskan seraya menatap Antika. Memegang kedua tangan gadis kecilnya."Antik, masih ingat sama Eyang Buyut, nggak?"Antika menggeleng. Tentu saja dia tidak ingat karena jarang sekali diajak ke sana setelah Gama dan Dea bercerai. Waktu sering berkunjung ke sana pun, Antika masih sangat kecil."Sakit apa?" tanya Antika."Sakit jantung, Sayang.""Sakit apa itu, Pa?""Antik, nanti mama yang jelasin ke Antik. Sekarang biarkan papa ke rumah sa
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status