Semua Bab Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah): Bab 41 - Bab 50
145 Bab
Part 41 Aku Akan Membantumu 2
Gama melangkah cepat di lorong rumah sakit menuju ruang ICU di bangunan depan. Tadi dia memarkir kendaraannya di parkiran bagian belakang rumah sakit. Hawa dingin menyergap tubuh, karena baju yang dipakainya basah. Namun kekhawatiran tentang keselamatan sang kakek lebih utama daripada raganya yang kedinginan.Di ruang tunggu, depan ICU. Kerabatnya sudah berkumpul. Papa dan mamanya, Bu Ariana, dan Saga. Mereka semua tampak tegang."Bagaimana keadaan Mbah Kakung?" Gama bertanya lirih pada papanya."Masih di tangani dokter."Gama duduk di bangku logam sebelah kiri sang papa. Dan di sebelah kiri Gama ada Bu Ariana kemudian Saga. Bu Hawa duduk di sebelah kanan sang suami."Bajumu basah, Ga," tegur Bu Ariana sambil menyentuh lengan atas sang keponakan.Gama hanya mengangguk pelan. Lantas semuanya duduk dengan tegang. Sesekali memandang ke arah pintu ruang ICU yang tertutup rapat. Padahal Gama ingin sekali bertanya, apa yang menyebabkan sang kakek tiba-tiba saja kena serangan jantung. Pak W
Baca selengkapnya
Part 42 Siapa Fany? 1
MASIH TENTANGMU- Siapa Fany?[Maaf, ini Fany siapa, ya?] Setelah beberapa saat diam, Dea mengetik balasan. Namun beberapa lama menunggu, tidak juga ada jawaban. Mungkin hanya orang iseng.Dea melihat foto profil pengirim pesan. Ada gambar stetoskop di atas meja. Di sebelahnya ada table sign dari bahan akrilik yang mencantumkan sebuah nama yang tidak bisa dibaca dengan jelas, karena posisinya agak miring. Sepertinya dia seorang dokter?Dikarenakan tidak ada balasan, Dea meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Dia tidak memiliki kenalan seorang dokter, kecuali dokter Angkasa. Jika pengirim pesan itu tidak menjawab, Dea pun tidak akan peduli.Kembali ponsel berdenting saat Dea kembali sibuk menyusun baju yang baru selesai di setrika.[Saya hanya ingin bertemu kamu sebentar saja. Bisa? Saya tunggu di Kafe Gelora jam sebelas pagi.]Dea berdecak lirih. Tidak mau menjelaskan siapa dia, tapi malah memaksa untuk mengajak ketemuan. Apa datang saja, supaya tahu siapa perempuan itu? Di tenga
Baca selengkapnya
Part 43 Siapa Fany? 2
Jarak antara rumahnya dan kafe yang dimaksud oleh perempuan bernama Fany tidak terlalu jauh. Hanya sekitar lima belas menit perjalanan. Setelah mobil berhenti, Dea tidak langsung keluar. Dia mengambil ponsel dan membaca pesan dari Gama. Sudah sepuluh menit yang lalu pesan itu dikirim dan bilang kalau mantan suaminya sudah berangkat dari rumah. Mungkin sebentar lagi Gama juga sampai.Benar saja, dari spion ia bisa melihat mobil Gama memasuki halaman kafe. Mengambil parkir berseberangan dengan dirinya.Dea juga membaca satu pesan dari nomer asing. [Saya sudah sampai di kafe. Saya tunggu.]Pesan itu disertai foto nomer meja.Dea memperhatikan ke arah kafe yang lumayan rame di Minggu siang itu. Kafe yang berada agak jauh dari pusat kota. Ketika hendak turun, ponsel Dea berdering. Gama menelepon."Halo, Mas.""Kamu masuk dulu. Nanti kuikuti.""Iya."Setelah menyimpan lagi ponselnya, Dea keluar dari mobil. Lumayan berdebar-debar dan membuat penasaran. Siapa sebenarnya perempuan bernama Fa
Baca selengkapnya
Part 44 Harap Cemas 1
MASIH TENTANGMU- Harap CemasGama menepikan mobilnya kira-kira seratus meter dari rumah Deandra. Lantas menghubungi wanita itu."Halo." Suara Dea terdengar lirih. Sepertinya dia juga baru mematikan mesin mobil."Mobil itu milik dokter Angkasa, ya.""Iya."Hening sejenak. Gama tahu kalau itu kendaraan milik sang dokter, karena kemarin malam dia sempat melihat dokter Angkasa pergi dari rumah sakit mengendarai mobil itu."Apa dia nggak tahu kalau keluarga menentangnya?""Aku belum tahu.""Boleh aku ke situ bertemu Antik.""Jangan, Mas. Waktunya nggak tepat. Mas Rizal juga ada di rumah nih. Lagian jangan sampai Alita tahu kalau kita bertemu. Oh ya, lusa ulang tahunnya Antika. Mas, bisa datang untuk makan malam bersama.""Tentu. Antik mau dibeliin hadiah apa? Dia lagi suka apa sekarang?""Nanti malam saja Mas telepon dia dan tanyakan mau dibeliin apa? Maaf, aku turun dulu, ya, Mas.""De, sebentar," cegah Gama."Ada apa, Mas?""Kamu suka dokter Angkasa?"Bukannya menjawab, tapi Dea malah t
Baca selengkapnya
Part 45 Harap Cemas 2
Suasana Minggu siang yang jauh dari harapan dokter Angkasa. Sejak menyampaikan keinginannya untuk mendekati Deandra, ia sudah tahu kalau akan mendapatkan pertentangan keluarga. Dan hari ini, kakaknya sudah bertindak."Bagi seorang janda seperti saya, nggak bisa hanya memikirkan kebahagiaan sendiri, Dok. Tapi ada anak yang harus saya pikirkan. Bagaimana perasaannya jika dia nggak disukai di keluarga baru mamanya.""Saya bisa menerima Antika.""Tapi keluarga dokter belum tentu menyukainya."Diam.Bu Wetty dan Pak Dedy yang berada di ruang tamu saling pandang. Ia mendengarkan semuanya karena suasana memang sepi, jadi suara Dea dan dokter Angkasa terdengar jelas. Anak-anak juga tengah bermain di lantai atas. Rizal dan Arsy yang duduk di sofa keluarga juga diam menyimak."Dugaan kita nggak meleset kan, Pa," ujar Bu Wetty lirih.Kemudian hening kembali. Pak Dedy memandang sang istri dengan perasaan terluka."Saya akan berusaha meyakinkan keluarga saya lagi. Beri saya waktu." Dokter Angkasa
Baca selengkapnya
Part 46 Keputusan Deandra 1
MASIH TENTANGMU- Keputusan Deandra "Tumben kamu pakai kemeja merah jambu," seloroh Bu Hawa saat melihat putranya yang baru datang duduk di ruang tamu."Antik yang minta, Ma."Bu Hawa tersenyum lebar. Seumur-umur Gama belum pernah memakai hem warna cerah. Apalagi warna merah muda. Namun malam ini dia sanggup melakukan hal itu demi putrinya. Bisa menepis ego yang mendominasi hidupnya selama ini."Mama titip ini buat Antik." Bu Hawa memberikan kado pada Gama. Kotak yang telah dibungkus rapi dengan kertas kado warna merah jambu bergambar kuda poni."Bawa juga kue ini. Tadi mama pesan ke toko kue langganan mama." Bu Hawa menggeser kotak berisi kue tart yang ada foto Antika di permukaannya. Sang cucu pasti suka dengan kue yang didominasi warna merah jambu, warna kesukaan Antika. Juga warna kesukaan anak-anak perempuan pada umumnya.Sebelum berangkat ke rumah Dea, Gama memang mampir terlebih dulu ke rumah sang mama. Tadi Bu Hawa menelepon mau titip kado buat Antika."Meluluhkan hati yang p
Baca selengkapnya
Part 47 Keputusan Deandra 2
Dari arah dalam muncul Dea yang mengenakan dress bercorak kembang-kembang warna soft pink. Rambutnya dibiarkan terurai. Mereka saling pandang dan membuat dada Gama kembali bergetar. Andai malam ini ia ditolak, akan kembali merasakan patah hati yang teramat hebat. Waktu bercerai dulu, masih bercampur dengan rasa marah dan kecewa. Namun kali ini, yang ada hanya rasa nestapa."Masuk, Mas!" Dea mempersilakan."Sayang, kado dari siapa ini?" tanya Gama ketika melihat kado yang ada di meja ruang tamu. Berbungkus kertas kado warna merah muda juga. Namun ada hiasan pita yang mempermanisnya."Dari Om Dokter, Pa," jawab Antika.Seketika Gama memandang ke arah Dea. Yang dipandang terlihat tidak berdosa. Lelaki itu menghampiri dan berdiri tepat di sebelah Deandra."Dari mana dia tahu Antik berulang tahun?" tanya Gama lirih. Dia tidak ingin menunggu nanti untuk bertanya. "Aku yang ngasih tahu," jawab Dea. Rona wajah Gama seketika berubah. Ia lupa pesan mamanya tadi. Ah, mamanya tadi hanya berpesa
Baca selengkapnya
Part 48 Sebuah Janji 1
MASIH TENTANGMU- Sebuah Janji"Halo, Pa." Gama menjawab telepon dari papanya. Dadanya selalu saja berdebar setiap kali ia mendapatkan telepon dari keluarga. Cemas jika yang diterimanya adalah kabar buruk tentang Mbah Kakungnya yang sekarang masih terbaring di rumah sakit.Dokter Angkasa belum mengizinkan untuk pulang. Sebab kondisinya belum stabil. Namun selama Gama beberapa kali ke rumah sakit, dia belum pernah bertemu lagi dengan dokter itu."Kamu sudah pulang?" "Belum, Pa.""Ada masalah?""Nggak ada.""Bagaimana Dea?""Alhamdulillah, dia mau ngasih kesempatan kedua," jawab Gama seraya memandang pada Deandra."Syukurlah. Tapi hati-hati dengan Alita. Mereka masih kerja satu kantor, kan? Apa Dea resign saja.""Nanti akan kami bicarakan, Pa.""Perempuan itu berbahaya, Ga. Rumahmu sedang diawasi. Ada lelaki yang sering mondar-mandir di jalan depan rumah. Tadi Gandi yang cerita. Anak buahnya beberapa kali lihat lelaki yang sama di sana.""Aku tahu. Aku sudah lihat rekaman CCTV-nya. Pa
Baca selengkapnya
Part 49 Sebuah Janji 2
Dulu sampai empat bulan lamanya, dia dan Alita bisa menutupi hubungan dari Dea. Gama yakin, sekarang ini dia juga bisa menyembunyikan hubungannya dengan Dea dari Alita.Hanya saja dulu Dea memang tidak mencari tahu tentangnya. Berbeda dengan Alita yang sengaja memata-matai dirinya."Kata istriku, Alita kemarin malam makan di kafe bersama sepupunya.""Masih sering ke sini?""Mungkin tujuannya bukan hanya makan. Pasti ada hal lain yang ingin ia ketahui. Tapi aku sudah pesan ke Melati, kalau tidak perlu mendekati bahkan sampai bicara panjang lebar dengan Alita.""Papa dan mamanya Lita masih di sini?""Mamanya saja yang masih tinggal. Papanya sudah kembali ke Surabaya.""Sebenarnya rumit juga kalau kita melaporkan ancamannya Lita. Sebab dia sekarang diam tanpa tindakan. Yang bekerja hanya orang-orang suruhannya saja.""Gampang, kalau dia mulai bertindak macem-macem. Ancam balik saja. Bilang kita bisa melaporkannya ke pihak berwajib. Kayaknya dia akan mengamuk setelah tahu kamu rujuk denga
Baca selengkapnya
Part 50 Rujuk 1
MASIH TENTANGMU- RujukLangit cerah sore itu. Awan putih bak gumpalan kapas berarak di langit yang biru bersih. Pemandangan yang langka disaat musim penghujan begini. Hampir sebulan tiap sore pasti hujan, meski hanya sebentar."Han, aku temui dokter Angkasa sebentar." Dea menepuk bahu sahabatnya saat mereka sampai parkiran mobil."Dea, kamu harus ingat kamu siapa sekarang ini. Jangan sampai Gama tahu terus ngamuk sama kamu." Dengan suara lirih, Hani mengingatkan sahabatnya."Aku nggak enak saja sama dokter Angkasa. Dia udah nungguin sejak tadi.""Tapi nggak usah lama-lama. Kasihan kalau dia masih berharap padamu, sedangkan kamu sudah memutuskan untuk kembali pada Gama.""Aku ngerti." Dea mengangguk. Hubungan yang terancam itu memang tidak bisa diceritakan pada siapapun. Untuk memberitahu dokter Angkasa juga tidak mungkin. Khawatir kalau bocor ke orang lain. Akhirnya sampai juga ke Alita. Sebab gadis itu tengah gencar-gencarnya sibuk mencari tahu.Tadi siang Gama mengirimkan pesan. Le
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status