All Chapters of CEO Itu Mantan Ketua Osisku: Chapter 51 - Chapter 60
89 Chapters
Bab 51
Apa yang dibisikkan Lia membuat Nara terkejut sampai dia kembali menanyakannya pada Lia. "Mbak Lia beneran menerima lamaran Mas Aldi?"Lia mengangguk malu, tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu."Wah selamat ya Mbak," ucap Nara dengan senyuman bahagia. Senang karena Lia telah mengambil keputusan dengan berani untuk memulai jalan hidup baru."Aku harap pilihanku ini enggak salah," ucap Lia penuh harap."Aku doakan ini yang terbaik untuk Mbak Lia," timpal Nara sambil memeluk Lia, memberikan pelukan ekspresi kebahagiaan."Makasih Nara," ucap Lia. "Tapi ada sesuatu yang ingin kuminta bantuan darimu, Nara. Maukah kamu melakukannya?""Tentu saja. Apa yang perlu kubantu, mbak? Katakan! Aku akan berusaha melakukannya dengan baik," jawab Nara dengan pasti. Tentu saja dia tidak berniat menolak permintaan Lia karena selama ini Nara terus-terusan dibantu Lia. Jadi ketika ada kesempatan untuk membalasnya, tidak mungkin Nara lewatkan."Mau gak jadi bridesmaid-ku nanti?"Nara memandang Lia
Read more
Bab 52
Yang dilihat Nara di tempat parkir, tidak lain adalah Agas dan Riri. Tampaknya mereka sedang memperdebatkan sesuatu dan Nara tidak mau mendengarnya sama sekali.Nara berjalan dengan hati-hati dari sisi kanan mereka, mencoba mengatur pijakannya sendiri agar tidak mengeluarkan suara, karena dia tidak mau kehadirannya itu disadari oleh mereka berdua. Bisa berakhir canggung atau bahkan mungkin bisa memancing pertengkaran yang tidak perlu mengingat tabiat Riri.Namun sayang, Nara masih harus mendengarkan isi pertengkaran mereka meski dia tidak berniat menguping. Salah satu hal yang mereka bicarakan, ada yang membuat Nara agak terkejut. Sampai dia menghentikan langkahnya."Saya tahu kamu sering main sama laki-laki lain di belakang saya, tapi siapa yang mengijinkan kamu membawanya ke rumah? Kamu tahu sendiri di rumah itu ada Bima, apa kamu tidak bisa mempertimbangkan psikologisnya sebagai seorang ibu," ucap Agas yang terdengar oleh Nara."Kenapa aku harus peduli sama anak itu! Kamu aja tidak
Read more
Bab 53
Telinga Nara seakan berdengung. Dia tidak bisa mendengarkan hal lain selain ucapan ibu tirinya yang terus-terus terngiang-ngiang di telinga Nara.Tentu saja Nara akan bereaksi seperti itu. Bahkan mungkin semua ibu pun akan shock ketika mengetahui kalau anaknya yang selama bertahun-tahun lamanya dia kira telah meninggal ternyata masih hidup. Nara tidak menyangka wajah bayi yang selama ini dia tangisi ternyata bukan anaknya. Sementara anak kandung Nara sendiri tidak tahu di mana keberadaannya sekarang.Semua perasaan Nara bercampur satu membentuk kemarahan yang tidak terkendali. Matanya menjadi merah karena emosinya yang membeludak. Dia hanya memandang satu arah dengan tatapan yang tajam, yakni ke arah ibu tirinya."Pokoknya saya tidak mau tahu! Uang jatah saya harus tetap ditransfer! Kalau tidak, rahasia kamu akan saya bongkar!"Setelah selesai mengatakan hal itu Maya langsung menutup telepon. Namun dia tiba-tiba merasakan bulu kuduknya berdiri, seperti ada orang yang mengawasinya.Di
Read more
Bab 54
Nara terkesiap bangun dari tidurnya. Rupanya tadi dia bermimpi. Bahkan sampai tidak sadar kalau dirinya telah menangis dalam tidurnya. Itu mimpi yang sangat emosinal. Nara seakan-seakan bertemu anaknya dalam mimpi tersebut."Hikss ... Anakku, kamu dimana? Maafkan mama, Nak."Nara tidak bisa menahan tangisnya kembali. Padahal sedari kemarin, sejak dia dikurung di ruang musik ini, Nara telah menangis tanpa henti sampai dia ketiduran.Nara berjalan kembali menuju pintu. Meski dia tahu kalau suaranya tidak akan terdengar tapi dia tetap mencoba menggedor-gedor pintu. "Ayah! Buka pintunya!" Nara berteriak sekuat tenaga.DOK ... DOK ... DOK...."AYAAAAAHHHH!!!" Nara membuang napas frustasi. Matanya menatap nanar pintu yang tertutup itu, merasa tidak berdaya."Ibu, lihatlah ayah! Setelah mempunyai istri baru, dia melupakan aku dan ibu," gumam Nara lirih.~~~Begitu bell istirahat berbunyi, Bima langsung meluncur ke kantin secepat kilat. Larinya sangat kencang, menyalip beberapa murid lain y
Read more
Bab 55
Pemuda mobil yang menabrak Nara sangat terkejut dengan kehadiran Nara yang tiba-tiba menyeberang, sampai dia tidak sempat menginjak pedal rem.Tentu saja dia shock, segera keluar untuk melihat keadaan orang yang dia tabrak. Bersamaan dengan dia keluar dari mobil, orang-orang di sekitar yang menyaksikan kecelakaan tersebut ikut mengerubungi korban. Saat sudah mendekat, pengemudi mobil itu langsung bisa melihat wajah dari orang yang dia tabrak. Matanya langsung melebar karena mengenali orang itu."Na ... Nara," pekik orang itu dengan suara bergetar, dia segera mengangkat Nara tanpa mau buang-buang waktu lagi.Di bawah tatapan pengguna jalan lainnya, orang itu meletakkan Nara di mobil untuk dibawa ke rumah sakit supaya Nara bisa segera mendapat penanganan.Orang itu adalah Aldi. Ya, Aldi yang sama, sekertaris dari Agas dan juga calon suami dari Lia, sahabat Nara.Aldi mengendarai mobilnya secepat yang dia bisa. Namun dia masih tetap berhati-hati. Kalau tidak, bukannya bisa menyelamatkan
Read more
Bab 56
Agas langsung terkesiap saat mendengar tangisan anaknya. Bima jarang sekali menangis, jadi ketika menangis tentu saja Agas jadi khawatir."Kamu kenapa menangis, Nak?" tanya Agas.Bima tidak menjawabnya karena masih menangis. Gurunya lah yang menjawab menggantikan Bima. "Pak Agas, saya tidak tahu kenapa Bima tiba-tiba menangis. Tadinya dia belajar seperti biasanya tapi kemudian tanpa sebab tiba-tiba menangis begini. Kami berusaha membujuknya tapi Bima tidak mau berhenti menangis.""Tolong biarkan saya bicara dengan anakku dulu, Bu." Agas berkata sopan.Sang guru memberikan telepon pada Bima. Baru Agas mengajak Bima bicara."Bima, ini papa. Kamu kenapa menangis? Cerita sama papa," ucap Agas dengan suara lembut.Awalnya Bima masih menangis namun kemudian dia berusaha menghentikan tangisannya untuk menjawab Agas."Papa...." Bima berkata dengan lirih. Agas tetap diam untuk mendengarkan anaknya. "Aku pengen ketemu tante cantik."Deg!Agas tersentak ketika mendengar anaknya mencari Nara. Se
Read more
Bab 57
"Depresi?" ujar Agas dengan tatapan bertanya seolah menodong Lia untuk segera menjawab pertanyaannya."Iya depresi." Agas baru akan bertanya lagi tapi harus terhenti karena Nara kembali sadar dan mulai berteriak lagi."Mbak Liaaaa!" teriak Nara saat menyadari kehadiran Lia, segera bangun dan memeluk Lia."Hiks ... Hiks ... Hiks ...." Nara menumpahkan perasaan sedihnya di pundak Lia. Airmatanya mengalir sampai membasahi jas dokter milik sahabatnya itu.Lia membiarkan Nara menangis sampai puas. Tidak menyelanya sampai Nara sedikit tenang. Kemudian baru menanyainya."Ada apa? Kenapa kamu begini lagi?" tanya Lia dengan suara lembut.Nara melepaskan pelukannya pada Lia, lalu menyeka airmatanya sendiri. Baru setelah itu dia mengatakannya pada Lia."Anakku ternyata belum meninggal, Mbak. Anakku diculik," ucap Nara dengan suara lirih.Lia tersentak dan segera bertanya, "Kenapa kamu bisa menyimpulkan hal itu?""Tante Maya sendiri yang bilang," jawab Nara dengan menggebu-gebu.Dahi Lia sedikit
Read more
Bab 58
Maya berpikir cepat dengan panik, karena mata suaminya menatapnya dengan tajam. Maya tidak bisa tidak bergetar ketakutan."Kenapa kamu merobek foto-foto Bianca?" desis Prayoga membuat Maya bergidik. "Ini semua kenanganku dengan Bianca, berani sekali kamu merusaknya?!"Ketakutan Maya seketika sirna ketika melihat Prayoga yang sangat menghargai apapun yang berhubungan dengan mantan istrinya yang telah meninggal itu. Rasa cemburu kembali membara, Maya tidak rela kalau suaminya masih memikirkan Bianca.Padahal Bianca telah lama meninggal dan Maya merasa kalau selama ini dia telah menjadi istri yang lebih baik daripada Bianca. Kenapa suaminya tidak bisa melupakan perempuan itu?Ingin rasanya Maya berteriak marah dan mengatakan pada suaminya untuk menghapus semua hal tentang Bianca dan hanya mencintainya saja. Namun Maya tidak melakukannya karena dia sadar kalau melakukan hal itu, sudah pasti suaminya akan marah. Jadi untuk mengatasinya, dia mengunakan cara lain."Mas, aku juga enggak tahu.
Read more
Bab 59
Tahun 2014.Nara melanjutkan pendidikannya ke kampus yang dia impikan dan mengambil jurusan sastra. Dia sudah mulai beberapa semester, sekarang ini Nara aktif di berbagai kegiatan kampus. Salah satunya pada kegiatan seminar yang diadakan di hotel Bhineka. Nara menjadi perwakilan kampus menghadiri seminar tersebut yang berada di luar kota. Seminar itu membahas tentang dunia literasi yang dihadiri oleh seorang penulis ternama yang kebetulan juga penulis favorit Nara.Maka dari itu Nara cukup senang bisa bertemu langsung dengan penulis itu. Selama seminar berlangsung, Nara cukup menikmatinya karena cara mereka membawa topik cukup menarik. Sampai dua jam berlangsunnya seminar terasa sangat cepat. Nara merasa belum puas mendengarkan bahasan yang tadi dibicarakan. Dia ingin sekali waktu diperpanjang karena tadi itu asyik sekali baginya.Namun apa daya, acara seminar yang diikuti Nara telah selesai. Mereka kemudian mulai membubarkan diri meninggalkan tempat itu.Nara menunggu sebentar unt
Read more
Bab 60
Nara benar-benar merasa hancur. Kesucian yang selama ini dia jaga sekarang telah hilang, direnggut seseorang yang tidak Nara kenal.Nara tidak berani memandang wajah orang itu. Pikirannya panik dan takut, tanpa buang waktu, Nara memutuskan untuk segera pergi dari tempat menyesakkan ini.Nara buru-buru mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai lalu memakainya. Kemudian dia pergi dari kamar ini tanpa mempedulikan kopernya yang masih tertinggal di sana.Nara berharap apa yang terjadi semalam itu hanyalah mimpi, seperti yang dia kira sebelumnya. Namun nyatanya itu bukan mimpi. Benar-benar tidak pernah disangka dirinya akan mengalami kejadian seperti ini. Nara harap, kejadian ini tidak menumbuhkan masalah ke depannya."Semoga aku tidak sampai hamil," gumam Nara saat meninggalkan hotel tersebut.Namun harapan Nara benar-benar tidak terkabur. Dua bulan setelah kejadian itu, apa yang ditakutkan Nara terjadi. Testpack yang dia beli sampai lima merek berbeda. Semuanya menunjukkan hasil po
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status