“Karena barang-barangku semuanya ada disini Aleeka, kita hanya mampir untuk mengambilnya”Aleeka bernapas lega setelah mendengar penjelasan Sean. “Baiklah, kalau begitu aku tunggu di mobil saja”“kau harus ikut aku turun, karena aku membutuhkan bantuanmu untuk mengemasi barang-barangku”“Apa? Bukankah sudah ada John? Kau kan bisa menyuruhnya”“John hanya mendrop kita disini, setelah itu dia akan pergi ke apartemenmu dan mengambil barangmu yang sudah di kemas oleh Ivy” dengan santai Sean menjelaskan semuanya pada Aleeka, dan membuka pintu mobil serta menarik tangan Aleeka untuk mengikutinya masuk ke dalam hotel.Aleeka akhirnya menuruti semua kemauan Sean yang tidak bisa dibantah itu, dia berjalan pelan dibelakang Sean, hingga membuat laki-laki itu merasa gemas dan ikut melambatkan langkah kakinya.“Apa yang kau takutkan dengan berjalan disampingku? Hmm?”“Jangan gegabah Sean, ini di tempat umum, aku takut ada orang yang mengenali kita dan melaporkan hal ini pada mommy ataupun papi apa
Aleeka dan Sean saat ini sedang berada di pesawat pribadi milik Sean, tujuan mereka adalah Jakarta. Sean melaksanakan ucapanya untuk membawa Aleeka ke Jakarta.Kini Aleeka gelisah, karena mau tak mau dia akan bertemu dengan Aqeela, dan dia belum siap untuk mengakui bahwa dia sedang hamil anak Sean.Usapan lembut jemari Sean di lenganya menyadarkan Aleeka dari lamunan. “Apa yang kau pikirkan?” tanya Sean.“Banyak hal Sean”“Diantaranya?”Aleeka menarik napas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari laki-laki yang duduk disebelahnya.“Aku memikirkan perasaan Aqeela, dia pasti merasa terpukul mengetahui bahwa tunanganya menghamili gadis lain”“Tapi itu juga ada andil dia didalamnya, mengapa dia membohongiku dengan bertukar peran denganmu, seharusnya dia jujur saja pada keluargaku jika dia menginginkan untuk menyelesaikan dulu urusanya, dan ingin menunda hari pertunangan kami. Bukanya malah menydorkan gadis lain yang memiliki wajah yang serupa denganya”Sean benar, seandainya saja Aqeela
Sean merangkul Aleeka memasuki rumah, dilihatnya Liliana menyambut kedatanganya.“Sean? Akhirnya kau pulang juga, aku tidak tau kalau kalian berdua pulang bersama”Dahi Sean mengernyit, tidak mengerti maksud perkataan Liliana. “Mengapa nenek bilang kami pulang bersama? Apa nenek sudah bisa membedakan mana Aleeka dan Aqeela?” pikir Sean.Aleeka menyambut Liliana yang memeluknya.“Aqeela, aku pikir kamu ekmana dari kemarin tidak pulang, ternyata rupanya kalian sedang bersama” Liliana tersenyum dan melirik Sean penuh arti.“Maaf nenek, tapi… aku bukan Aqeela, aku Aleeka”Liliana tampak terkejut mendengar pengakuan Aleeka. Begitu juga Sean yang terkejut mendengar Liliana mengatakan bahwa Aqeela tidak pulang ke rumah dari kemarin. Dia mengabaikan pertanyaan Liliana selanjutnya, karena pikiranya di penuhi dengan praduga yang tidak baik yang terjadi pada anak buahnya.Sean memeriksa ponselnya, kalau-kalau ada pesan ataupun panggilan tak terjawab dari anak buahnya yang di tugaskan untuk menga
“Are you kidding Sean? Apa kau tidak bisa lihat ini jam berapa? Dan apakah kau sadar aku baru saja tidur selama 2 jam”“Oh ayolah Arik, aku tau kau pasti bisa membantuku kali ini”“No Sean! No! aku tidak mau menggunakan kekuasaan ayahku untuk keinginan tidak masuk akalmu itu”Flashback onPagi itu Sean terbangun di sisi Aleeka yang masih terlelap, dia bergegas mengambil kunci mobil dan pergi ke kantornya, karena teringat Arik menginap disana, bahkan Sean hanya ke kamar mandi untuk membasuh mukanya saja.Begitu sampai di ruangan kantornya, Sean langsung membangunkan Arik.“Ada apa Sean? Oh Tuhan ini masih jam 6 pagi, dan kau sudah membangunkan aku?”“Rik, aku ingin sarapan, aku lapar, tapi aku mau makan di taman depan istana presiden”“Apa?!.” Arik langsung terlonjak dari tempat tidurnya.“Iya Rik, aku mau sarapan di taman istana presiden, sepertinya itu akan menjadi sarapan terenak dalam hidupku, makan nasi hangat dengan telor dadar dan kecap, ayolah Rik, aku tau kamu pasti bisa mewu
“Mommy, bolehkah aku tau alasanya mengapa mommy dan papi menjodohkan aku dengan Sean?”“Pertanyaan macam apa itu Aqeela? Tentu saja itu semua demi masa depanmu, jika kau emnikah dengan Sean, hidupmu tidak akan susah tujuh turunan, masa depanmu akan terjamin”“Jadi karena harta? Tapi mengapa harus Sean? Bukankah masih banyak orang kaya lainya?”“Sudahlah Aqeela, jangan berpikir yang bukan-bukan, turuti saja kemauan orangtuamu, karena kami melakukan semuanya demi kebaikan dirimu sendiri”Felisha berdiri dan meninggalkan Aqeela sendiri di ruang makan.“Jika memang karena harta, bukankah harta papi juga masih banyak? Apa papi ada masalah di perusahaan? Apa perusahaan papi mau bangkrut?” Aqeela hanya bisa bergumam sendiri sepeninggal Felisha.~\/~Sean pulang ke rumah dan melihat Aleeka yang sedang menemani Liliana mengurusi taman milik mendiang tantenya, yaitu ibu kandung Chelsea.Sean pun berdehem untuk menarik perhatian kedua wanita beda usia tersebut. “Ehm.. sepertinya kalian asik sek
Aqeela bukanya tak menyadari perubahan pada raut wajah adik kembarnya itu, dia mengetahuinya. Itu sebabnya dia berusaha terus menempel pada Sean.sebenarnya Sean merasa jengah dengan sikap Aqeela, dia tidak suka saat Aqeela menempel padanya. Namun dia mendiamkan Aqeela bersikap seperti itu di depan Aleeka. Hal itu Sean lakukan karena ingin mengetahui apakah Aleeka akan cemburu atau tidak?, karena Sean menginginkan Aleeka juga membalas cintanya.Aleeka makan dalam diam, dia hanya menundukan kepalanya, tak ingin melihat kemesraan Sean dan Aqeela di depan matanya. Liliana pun terlihat bahagia dengan keharmonisan cucunya tersebut.“Ah senang sekali melihat kalian seperti ini, bagaimana kalau pernikahan kalian dipercepat saja?”Sean langsung terbatuk mendengar kalimat yang di lontarkan neneknya. Dia pun langsung mendorong tubuh Aqeela pelan agar menjauh.“Maaf nek, sebenarnya ada hal yang ingin aku sampaikan pada kalian semua”Mendengar perkataan Sean, wajah Aleeka langsung memucat, dia ta
Sementara di kamar Liliana, dia sedang terbaring di ranjangnya dengan Sean yang duduk di sisinya, dan juga Berta yang berdiri tak jauh, untuk berjaga barangkali dia diperlukan.Liliana menarik napas panjang dan menyesap teh hangat dengan daun mint yang di berikan oleh Berta tadi. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu.“Sean, kau lihat kan tadi? Aqeela menyelamatkan nenek, dia gadis yang baik”“Itu hal yang berbeda nek, aku juga berterimakasih dengan semua pertolongan Aqeela padamu hari ini, tapi itu tak merubah apa yang sudah dilakukanya di masa lalu, dia membohongi kita semua dengan menukar tempatnya dengan Aleeka, dan dia sama sekali tak berpikir bahwa akibat perbuatanya itu Aleekalah yang menjadi korbanya, kini dia sedang hamil nek, dan aku akan bertanggung jawab”Liliana menganggukan kepala, dia setuju dengan keputusan cucunya, karena biar bagaimanapun Sean adalah seorang laki-laki, dia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatanya.“Baiklah Sean, biar aku yang akan menjelaskan
Aleeka menyeret kopernya menuju gatenya sesuai yang tertera pada tiketnya, dengan mengatas namakan adiknya Aqeela, dia bisa keluar rumah keluarga Genaaro dengan mudah tanpa diketahui oleh Sean. Gadis yang baru satu tahun lalu mendapatkan gelar sarjananya itu berjalan dengan wajah murung, dia sudah meminta Daniel untuk mengatur semua kepergianya agar tak di ketahui oleh Sean maupun keluarganya, dan Daniel tentu saja menyambut hal itu dengan suka cita, bahkan dia juga bersedia menanggung semua biaya hidup Aleeka selama masa persembunyianya dari keluarga Genaaro.Memasuki pesawat yang akan membawanya pulang ke negara di mana di tinggal selama ini, Aleeka duduk bersandar dan memejamkan mata, satu tanganya mengusap lembut perutnya yang tertutup pakain.“Kamu tenang saja baby, esok hari kita akan menyambut hari baru untuk kita, tak akan ada lagi ketakutan dan kecemasan akan keluarga papamu yang menuntut balas karena merasa di bohongi dan di tipu”Aleeka tak peduli kapan pesawatnya tinggal l