Share

Tasya jadi rebutan

"Maaf, Pak, kami sudah melakukan semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain. Mohon untuk mengikhlaskan." Dokter menepuk pundak Ferdi membuat Ferdi langsung terduduk lemas.

"Terimakasih banyak, Dok," ujar Ferdi.

Ferdi merasa kepergian ibunya terlalu cepat. Baru saja mereka merasakan bahagia, tetapi ibunya sudah dipanggil Tuhan. Tidak terasa air mata itu menetes membasahi pipinya.

"Om kenapa?" Tasya meraih tangan Ferdi yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

Ferdi menatap Tasya, ia tidak boleh lemah saat ini. Masih banyak yang harus ia perjuangkan. Ia juga harus membuktikan kalau ia layak diakui menjadi ayah. "Nggak apa-apa, om cuma sedih karena Ibu om sudah nggak ada. Tasya mau, kan, jadi temen om?"

Tasya mulai paham arti tiada saat Maminya meninggal beberapa bulan yang lalu, ia juga sedih saat itu. Jadi ia merasa harus memberi semangat pada Ferdi. "Mau, Om bisa main sama Tasya kalau Om lagi sedih. Kita teman ya."

Ferdi meraih Tasya dalam pelukan. Meski hanya seperti ini, tetapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status