Share

Bab 41A

"Apa aku boleh jujur kepada Kai sekarang?"

"Tidak!" pekik Hana dengan mengepal tangan yang diletakkan di atas meja. Napas memburu, mata mulai mengembun. Dia belum mau Kai mengetahuinya sekarang. Entah mengapa, dia pun tak tahu. Si wanita masih belum rela dan ikhlas.

Suasana menjadi dingin meski sayur asam di dalam panci masih mengepulkan asap. Keempat jantung mereka berdebar akibat pekikan spontan Hana. Kai pun sempat tersentak seperti tersengat listrik. Dia belum pernah melihat mamanya berteriak sebelumnya.

"Han, menurut ibu ...."

Ibu mencoba menguasai diri untuk tidak mencampuri urusan mereka, pun akhirnya bersuara. Tangan ibu yang dihiasi beberapa goresan keriput pun menggenggam kepalan tangannya. Niat ibu menenangkan putrinya agar Hana bisa berpikir waras dan menggunakan logika.

Wanita lima puluh tahun itu berharap petuahnya tadi berbuah hasil, Hana bisa meluluhkan batu dendam dan kebencian yang menumpuk di dada. Namun, sepertinya Han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status