Moe lalu terpeleset sampai jatuh di atas tanah yang basah. Higiri dengan refleks menangkapnya. Kali ini, mata mereka bertatapan. Moe tersipu malu, dan langsung berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanya Higiri. "Melihat wajahmu saja, rasa sakitku hilang semua," balas Moe dengan wajah tersipu. Higiri lalu tersenyum. Nozomi melihat mereka berdua dari jauh, hanya bisa menggelengkan kepala dan berkata, “Apalagi yang akan terjadi?” Setelah beberapa saat di pasar, akhirnya Higiri memutuskan untuk pulang karena merasa sudah selesai berbelanja. Mereka bersama-sama kembali ke rumah Kenta. Sesampainya mereka di depan rumah, Higiri berucap, "Aku tidak bisa bersamamu terlalu lama, maaf. Namun, ternyata kau adalah orang yang asyik juga, daripada Kenta yang bahkan tidak bisa bercanda denganku. Temuilah aku besok siang di taman kota, aku akan mencari alasan kepada Kenta nanti!"Moe tersenyum lebar, membalas Higiri, "Higiri! Aku akan menunggu!"Higiri lalu masuk ke dalam rumah, membereskan belanjaannya,
Mendengar itu, raja suku Piano langsung berdiri dan menggebrak meja, sambil berseru, "Kau datang ke sini hanya untuk mendeklarasikan perang? Kami tidak tertarik dengan kekuatanmu, maupun Ratu Kenta! Perhatikan ucapanmu, Yang Mulia!”Mata Moe langsung terbuka lebar-lebar, setelah mendengar pernyataan Higiri tersebut, bahkan lengannya mulai bergetar dan keringat dinginnya mulai keluar, ia hanya bisa menatap meja dengan tatapan terkejut. Higiri tersenyum, lalu ia menatap Moe, dan bertanya, "Lalu mengapa kalian kirimkan Moe kepadaku?"Semua orang bingung dengan perkataan Higiri. Sang raja bahkan bertanya lagi, “Maksud Yang Mulia?”Moe terlihat sudah berkeringat dingin, ia hanya bisa duduk terpaku dan terdiam. Sang ratu lalu menatap Higiri, dan berkata, "Jelaskan, kami yakin kau tidak berniat mendeklarasikan perang antar suku."Higiri lalu tersenyum kepada sang ratu, lalu mengutak-atik ponselnya, dan sebuah rekaman suara mulai terdengar di awali suara Moe: ---- Moe: "Apakah kau mulai me
Mendengar itu, Higiri mulai meneteskan air mata, namun berusaha tetap tenang, dan menjawab, "Kenta, dengarkan. Moe dan Kaito bersekutu untuk memisahkan kita, jika aku tidak menjatuhkan diriku sendiri ke dalam perangkap mereka, kau akan jatuh dalam bahaya yang lebih besar! Namun sekarang kau lihat, Moe sudah dihukum di dalam suku Piano! Aku mengembalikan jebakan yang ia buat untuk kita! Kenta!”Namun Kenta masih menggelengkan kepala, seolah tidak ingin mempercayai Higiri, dan berkata, "Tidak… kau sejak awal memang hanya menginginkan kekuatanku saja! Baiklah, jika kau memang ingin bercerai dariku, lakukan saja!" Sebelum Higiri bisa membalas perkataan Kenta, tiba-tiba sesosok pria berdiri di belakang Kenta, dengan pakaian serba hitam, namun kali ini wajahnya jelas tanpa topeng, ternyata Kaito.Ia lalu berbisik kepada Kenta, "Aku sudah mengatakan padamu sejak awal, ia juga mengincar kekuatanmu. Kau saja yang bodoh termakan cinta."Kenta lalu menoleh ke belakang, masih menangis, lalu menja
Di dalam suku Harmoni sendiri, Ardee terlihat sedang mengetuk keras pintu kamar Higiri, sambil berteriak, "Yang Mulia, kumohon, makan sedikit saja, kumohon!! Ini sudah berhari-hari, Yang Mulia! Kau bisa jatuh sakit!"Higiri sebenarnya bisa mendengar dengan jelas teriakan Ardee dan ketukan pintu yang sangat keras tersebut, namun, Higiri hanya ingin duduk terdiam di atas ranjangnya. Ardee menyerah dan mulai menghela nafasnya, ia sudah tiga jam berusaha agar Higiri mau keluar untuk sarapan, namun Higiri sama sekali tidak menjawabnya. Tiba-tiba saja, Nozomi mendekati Ardee dan bertanya, "Sudah hari ke berapa?"Ardee yang terkejut melihat Nozomi tiba-tiba muncul, lalu menjawab, "Jenderal, Yang Mulia Raja, sudah hari kelima, ia hanya berdiam diri dalam kamarnya, tolong, Jenderal, bujuklah Yang Mulia Raja, kami, bawahannya juga bersedih jika ia seperti ini terus."Nozomi mengangguk. Ia lalu mengetuk pintunya dengan keras dan kali ini berteriak, “Ini aku, Nozomi! Buka pintunya atau akan kupa
Pagi di istana suku Harmoni nampak tenang, langit biru dan beberapa pelayan terlihat sibuk membersihkan segala sisi istana. Higiri sendiri, sedang menikmati sarapannya di dalam kamar. Ardee terlihat sedang berlari-lari, sambil berteriak, “Tunggu, Jenderal!”Ternyata ia sedang mengejar Nozomi yang tiba-tiba saja datang dan langsung berjalan cepat menuju kamar Higiri. Sesampainya di depan kamar Higiri, Ardee terlihat berusaha menghentikan Nozomi.Namun, Nozomi secara kasar, langsung membuka pintu kamar dan menghampiri Higiri, mendekatinya, lalu berseru, "Kau harus masuk ke dalam wilayah suku Bass, sekarang juga, siap tidak siap, kau harus segera masuk ke sana. Aku melihat suku itu akan segera mengadakan ritual penyerapan energi besar-besaran, suku gelap itu mulai berkelap-kelip, penuh kilatan petir gelap, dan awan-awannya terlihat sudah berkumpul di satu sisi wilayah suku tersebut. Aku tebak, kemungkinan besar, Kenta yang akan dijadikan korbannya, karena belum pernah selama ini, kilatan
"Oh, aku harus pergi, mengurusimu hanya membuang waktuku saja!" seru Kaito lalu langsung menghilang seperti biasa, menjadi debu. Higiri sangat geram melihat Kaito yang melarikan diri, namun ia teringat bahwa tujuannya ke sini adalah untuk mencari dan membawa pulang Kenta. Ia lalu bergumam, "Sialan! Aku harus menemukan Kenta!!!"Higiri lalu berjalan melanjutkan pencariannya, namun, sebelum ia melangkah lebih jauh, kali ini, ia melihat sebuah ruangan yang mencurigakan tepat di pojokan istana tersebut. ruangan itu terlihat tertutup rapat, sangat rapat, namun, Higiri justru curiga dengan ruangan tersebut, karena hanya ruangan itu yang bentuk daun pintunya berbeda dari yang lain. Higiri mendekatinya, lalu mulai mencoba membuka pintu itu, namun tidak bisa, terlalu keras. Kenta lalu menyadari seseorang berusaha membuka pintu tersebut. Ia langsung berdiri, dan berteriak dengan lemah, "Higiri?!!"Higiri mendengar ada yang memanggilnya, namun, suara panggilan tersebut sangat lemah hingga ia
Kaito lalu berdiri dan mulai menari sambil menunggu bangunan tersebut menyerap energi korbannya. bangunan tersebut mulai bercahaya, dan perlahan, terlihat di seluruh sisi bangunan besar itu, cahaya mulai menembus keluar dari dalam. Kaito melihatnya, tersenyum lebar, lalu berkata, "Bagus!"Namun, cahaya yang menembus keluar bangunan itu semakin lama terang dan mulai sangat menyakitkan mata orang-orang yang menatap ke arah bangunan tersebut, termasuk Kaito yang mulai melindungi matanya dengan lengannya! "Sialan!!!!" teriak Kaito yang mulai menyadari bahwa sesuatu yang salah, bahwa bangunan tersebut, justru bukan menyerap energi yang ada di dalam tubuh korbannya, namun justru mulai meledakkan energi-energi yang dihasilkan oleh korbannya! Ada apa ini? Cahaya yang berasal dari dalam bangunan itu mulai menembus keluar, dan tertembak ke segala arah, serta sangat menyakitkan mata semua orang yang melihatnya. Tanah di sekitarnya bergetar keras, bahkan seluruh tempat yang dilewati cahaya itu,
Kenta mengangguk, entah dia mengerti atau tidak, lalu bertanya lagi, "Higiri, apa yang terjadi pada Moe? Hukuman pengkhianat adalah mati, kau serius mengadukannya kepada raja suku Piano???"Higiri membalas lagi, "Jika aku tidak melakukannya, bisa jadi Moe akan tidak sabar dan berusaha membunuhmu dengan segala cara, sebelum menunggu Kaito bertindak. Aku terpaksa melakukannya, dan mendengar hukuman sudah dijatuhkan. Ayahnya dihukum mati sementara ia dan ibunya menjadi budak abadi istana. Anak itu benar-benar berani sekali!”Kenta lalu berdiri, ia terlihat marah, Higiri menatapnya bingung. Lalu, Kenta berseru, "Kau kejam, Higiri! Orang tuanya tidak mengerti apapun!”Higiri ikut berdiri, lalu menjawab, "Kau pikir aku sejahat itu? Ya ampun!! Aku bahkan meminta Ardee mengirimkan suratku, memohon agar hukuman mati itu dianulir, karena ibundaku sendiri berasal dari sana! Raja suku Piano tentu setuju, dan akhirnya hukuman mereka diberikan keringanan walaupun semua anggota keluarganya harus men