“Beberapa cowok pandai bermain kata dan dibumbui sedikit rasa. Hati-hati saat mendengarnya. Bisa jadi cinta atau duka”
“Alana, will you be my girl freind?” tanya Arga tiba-tiba pada Alana sambil menatap dan memengang tangan Alana
Deg
“So sweet” jawab Alka spontan
“Anak kecil ikut-ikutan” ucap Arga pada Alka
“Terima aja kak, Alana” ucap Alka pada Alana
Alana terdiam dan tampak berpikir dalam-dalam
“Haruskah aku menjawab sekarang?” tanya Alana pada Arga
“Sure” jawab Arga singkat
Alana menghela nafas panjang, lalu mengeluarkannya, dan kemudian menjawab pertanyaan Arga
“Thank you for loving me, but I’m so sorry” ucap Alana sambil menundukkan kepala
“Why?” tanya Arga penasaran
“I’m don’t want in a relationship right now” balas Alana
“What’s wrong?” tanya Arga
“Us” jawab Alana dengan tegas
“Seseorang dapat berlaku tidak adil karena dua hal, terlalu cinta dan terlalu benci” Beberapa orang berlalu lalang di sekitar alun-alun kota. Begitu ramai suasana senja di kota bunga itu Alana yang dari tadi tidak tahan untuk hanya berdiam diri di tempat menunggu Arga, akhirnya melihat Arga datang dengan gesit “Ayo” ajak Alana yang langsung berlari mendahului Arga “Tunggu, Alana. Jangan berpencar” pinta Arga yang masih memarkir sepeda motornya Akan tetapi, Alana semakin panik, bahkan lebih panik daripada Arga, karena naluri seorang cewek selalu leih tajam dari cowok “Kamu mau kehilangan keponakanmu itu?” tanya Alana dan langsung berlari kembali Arga dan Alana berpencar, Alana ke arah kiri, dan Arga ke arah kanan. Alana yakin bahwa Alka sedang ada di sekitar alun-alun kota. Karena hanya itu lokasi yang paling dekat dengan kebun binatang tadi, bahkan Alka sendiri tidak tahu rumah Alana, dan jauh jika harus pulang s
“Seseorang bisa berubah karena mereka terluka cukup parah” Arga yang mengetahui ada barang yang terjatuh dari tas sling bag Alana langsung mengambilnya, akan tetapi dalam hati kecilnya dia sangat penasaran tentang isi barang tersebut. Sebuah kertas berwarna vintage dengan lipatan tertentu seperti bukan kertas sembarangan. Arga memilih untuk menyembunyikannya dahulu di genggaman tangan arga di balik punggungnya “Alana, aku mau ke toilet, tolong jaga Alka sebentar ya” pinta Arga pada Alana “Oke” jawab Arga Arga melangkah pergi dan bersembunyi di balik semak-semak “Aku ingin mengetahui apa isinya” bisik Arga dalam benaknya Arga mulai membuka perlahan dari lipatan surat Alana dan membacanya dengan mata tajam SURAT CINTA UNTUK ALANA Alana, Perempuan datang atas nama Alana Menebar tawa, menghapus duka Memberi warna pada gelapnya dunia Dia pe
“Dunia tidak boleh tahu kamu sedang babak belur. Dunia hanya boleh tahu kamu masih tegak dan tidak hancur” “Kenapa tiba-tiba perasaanku jadi tidak enak? Pertanda apa ini?” tanya Alana dalam hati dengan nada gelisah “Aku harus telepon Arga sekarang” kata Alana Alana berjalan meraih ponselnya dengan jari telunjuk yang masih berdarah dan belum diobati. Alana lebih mengkhawatirkan Arga dan Alka, daripada jarinya sendiri Kring...[Satu telepon dari Alana tidak terjawab] Kring...[Dua telepon dari Alana tidak terjawab] Kring... [Ponsel Arga berdering] “Arga please, angkat teleponnya” ujar Alana sambil berjalan mondar-mandir di kamarnya Lalu, Arga menjawab telepon Alana, akan tetapi bukan suara yang dikenal Alana selama ini “Halo Arga, kamu dimana?” tanya Alana “Halo, ini siapa?” orang yang sedang menjawab telepon Alana kembali bertanya “Saya Alana, temannya Arga” jawab Alana
“Orang terakhir yang ada di pikiranmu sebelum tidur adalah orang yang menjadi alasan kamu bahagia atau justru alasan kamu terluka” “Sudah selesai” kata Alana sambil membereskan peralatan P3K “Eh, tunggu sebentar” ucap Arga tiba-tiba “Kenapa?” tanya Alana dengan menaikkan sebelah alisnya mengisyaratkan kebingungan “Tanganmu juga terluka, sini aku lihat” ujar Arga sambil menarik tangan Alana untuk dilihatnya lebih dekat “Ini hanya luka kecil, Ga” Alana mengelak “Luka kecil kalau tidak diobati akan jadi besar” ucap Arga “Nanti saja aku obati sendiri di rumah” balas Alana “Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti?” tanya Arga kembali Alana terdiam. Tidak ada kata yang terucap dari mulut Alana lagi “Sini cerita, kenapa?” ajak Arga pada Alana untuk mendekat dan bercerita padanya “Luka karena pecahan kaca” jawab Alana pelan “Kok bisa?” tanya Arga merasa heran “Aku nggak mau
“Kita didewasakan oleh masalah dan dikanak-kanakkan oleh cinta” Kling... [Satu pesan dari Arka belum dibaca] “Sudah pulang? Sudah di rumah?” tanya Arka sekali lagi pada Alana “Sudah, kenapa memangnya?” tanya Alana kembali “Tidak apa-apa, hanya ingin menitip gitar” jawab Arka “Maksudnya?” Alana semakin tidak paham dengan pesan yang dikirim Arka malam ini, terasa sungguh random “Kamu baru saja dari rumah sakit bukan?” tanya Arka memastikan jawaban Alana “Kok tahu?” Alana terkejut “Apa sih yang aku nggak tahu dari kamu” jawab Arka membuat Alana sedikit kesal “Memangnya gitarmu ada dimana?” tanya Alana “Di rumah sakit” jawab Arka “Kamu juga baru dari rumah sakit? Siapa yang sakit?” tanya Alana “Seseorang” jawab Arka kembali “Kenapa tidak kamu bawa pulang sekalian tadi gitarmu?” tanya Alana sambil menggeleng-gelengkan kepala “Lupa” jawab Arka dengan sing
“Semakin lama kamu menyimpan perasaanmu kepada seseorang, kamu akan semakin jatuh hati kepadanya” Butuh sekitar 7 menit untuk mandi dan mengecek kembali keperluan apa saja yang harus dibawa untuk pementasan drama Transformer Kling.... [Satu pesan dari Alya belum dibaca] “Alana, kamu dimana? Kita semua nungguin kamu. Cepat kesini” tanya Alya Alana masih menyiapkan sebungkus makanan untuk scenenya bersama Agha nanti dan membawa beberapa camilan ringan berukuran kecil untuk property “Aku perlu membawa scriptku tidak ya? Ada waktu berlatih lagi nggak ya?” Alana benar-benar kebingungan “Sudahlah aku bawa saja, daripada bingung” lanjut Alana lalu segera memasukkan lembaran scriptnya ke dalam tas ransel berwarna cream Alana langsung berlari keluar kamar dan berpamitan kepada Ayah dan Bunda “Ayah, bunda Alana berangkat dulu” kata Alana sambil berlari “Eh, jam tangan kam
“Keberadaanmu sudah punya arti, kamu hanya perlu lebih memaksimalkannya”Alana tampak menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan sebanyak 3x. Agha yang mengetahui itu, hanya melirik Alana dan memberikan senyuman, karena sebenarnya Agha juga sama gugupnya dengan AlanaBahkan mungkin detak jantung Agha lebih cepat dari semua irama di dunia, dan itu karwna dia akan beradu peran dengan cewek dihadapannya itu[DRAMA DIMULAI, SELAMAT MENYAKSIKAN]“Pada suatu hari, di tengah hutan belantara, hidup seorang putri yang bernama Samba Paria. Dia hidup bersama seorang adik laki-lakinya yang masih berumur sepuluh tahun. Mereka berdua adalah yatim piatu. Walaupun begitu mereka hidup rukun dan saling menyayangi” ujar seorang Master of CeremonyDari arah jauh, rumah Samba Paria dan adiknya itu hampir tidak terlihat, karena tertutup oleh pepohonan rindang di sekitarnya dan diselubungi o
“Kamu yang sekarang adalah kamu yang pernah terluka, dan berusaha untuk tidak melukai” Setelah pertunjukan drama Transformer selesai, Alana dan teman-temannya menuruni panggung dengan hati-hati. Lalu, perhatian Alana tertuju pada Aksa yang selalu mengusap-usap matanya “Aksa, matamu kenapa?” tanya Alana dengan nada penasaran “Gapapa kok” jawab Aksa dengan mengusap matanya beberapa kali “Pasti kelilipan karena tadi aku melempar bedak tabur sebagai adonan kue di drama terlalu keras ya? Jadi masuk ke mata?” tanya Alana kembali sambil memastikan “Mungkin cuman kelilipan debu” Aksa mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin Alana terus merasa tidak enak hati dan sering merasa bersalah hanya karena hal sepele “Coba sini aku lihat” kata Alana sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa Aksa hanya diam “Aku coba tiup ya? Biar nggak kelilipan lagi?” tanya Alana sekaligus meminta izin “Boleh” jawab Aksa pelan dan