Share

WAKTUNYA PULANG, RAY!

"Hah? Lu bilang baru berangkat entar sore. Barusan selesai. Kami otw ke rumah sakit, liat Bang Ray. Lu langsung nyusul aja."

"Emang Pak Ray kaga ikut ke makam?"

"Kaga bisa. Masih pake ventilator. Gimana? Nyusul rumah sakit, aja. Sekalian bezuk Bang Ray."

"Harus. Pak Ray itu sodara kandung gua," ucap Vivian lirih, tetapi terdengar bagai petir di telinga Karmila.

"Whaat! Yang bener aja, Kak!" Teriakan Karmila seketika membuat Nadio menoleh kaget. Pria ini segera menepuk bahu istrinya pelan. "Pelan. Suasana berduka," bisik Nadio sambil mengerlingkan mata ke arah bangku belakang. Orang tua Lisa yang sedang sempat kaget dengan teriakan Karmila, hanya tersenyum tipis. Wajah keduanya tampak sendu.

Karmila pun salah tingkah sendiri karenanya. Wanita berambut ikal tersebut berucap lirih, "Maaf."

"Milaa! Ada masalah?" tanya Vivian saat percakapan mereka terjeda.

"Enggak, Kak. Gua teriak barusan, pada terkejut. Btw, kami mau antara bapak-ibu Lisa pulang kampung. Kami tunggu sampe jam 3 sore," un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status