Share

43. the third suspect

“Aku dengar kau menyukai bintang, Pangeran.”

Teh hangat yang bercampur dengan kelopak bunga melati bersama dengan kudapan-kudapan ringan itu memenuhi meja anyam berbentuk lingkaran. Ini yang kedua kalinya, Pangeran Antheo mendapatkan kesempatan emas, dapat minum teh bersama Kaline sembari menghadap Air mancur yang berdiri dengan gagah belasan meter dari tempat mereka duduk.

Lilin aroma terapi yang sengaja dibakar oleh pelayan menyerukan aroma berbagai bunga yang semerbak meski bunga di taman ini masih setia menguncup, menunggu musim semi datang menghampiri mereka. 

Cuacanya tampak berawan, membuat pelayan tak perlu memasang payung besar agar kedua sejoli itu dapat menikmati kudapan yang telah disiapkan dengan nyaman tanpa perlu mempedulikan teriknya matahari di siang hari.

Pangeran Antheo tersenyum, menyesap tehnya yang tidak lagi panas. “Tidak sebaik orang-orang, Putri. Jika dibandingkan yang lain, ilmuku tidak sampai seujung jari.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status