Share

106. Ancaman Para Debt Collector

“PAK Rama jemput?” tanya Fresha di dalam mobil.

Hari sudah mulai sore. Aku dan Mas Rama berjanji untuk bertemu di suatu tempat dan kami akan menuju dokter kandungan. Dokter Meity.

“Iya. Sebentar lagi sampai.” Aku sibuk memainkan ponsel, tak menatap pada Fresha.

Sudah lima menit aku menuggu Mas Rama di tempat yang disepakati. Pukul 16.05 di arlojiku.

Lima menit kemudian, sebuah mobil Mercedes hitam sampai di tempat itu. Melihat mobil Mas Rama itu aku berpamitan pada Fresha dan Dennis. Mas Rama membukakan pintu mobil seperti biasa.

“Telat sepuluh menit. Eh, sebelas.” Aku menatap arloji.

Mas Rama malah mencubit pipiku dan menariknya.

“Auu.”

“Shalat ashar dulu, Sayang.”

“Iya. Cepetan ke praktek Bunda Meity.”

Mas Rama tancap gas. Di perjalanan ia memandangiku dengan tatapan aneh. Alisnya sering terangkat dua kali seperti menggoda. Tapi aku tak tahu maksudnya apa. Entahlah, lelaki kadang memang tak dapat dimengerti. Makhluk aneh.

“Jadi mual dan muntah tadi?”

“Hmm.”

“Kenapa?” Mas Rama malah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status