Share

98. Panggilan untuk Suamiku

BEGITU selesai semua persoalan, aku dan Mas Rama akhirnya dapat merancang bulan madu. Kalau lah bisa diberi judul, mungkin Bulan Madu yang Tertunda adalah tajuk tepat pada kisah kami. Menikah sebelum Ramadhan, Mas Rama mencium bau busuk di perusahaan. Semua baru selesai sekarang. Ditambah, masalah dengan Zadit beberapa waktu lalu.

Hah. Akhirnya hati ini bisa lega. Kami bisa menikmati waktu sepenuhnya berdua.

“Hati-hati ya, Mas. Jaga Mbak Cinta baik-baik.” Tara menepuk pundak Mas Rama, seperti berlagak bahwa ia lah seorang kakak.

“Ren, jaga Tara baik-baik. Awasi jangan sampai kebanyakan tebar pesona.” Pesan Mas Rama pada Rendra. Tara yang mendengar hal itu jadi mencebikkan bibir.

Bandara Sulthan Thaha tak begitu ramai pagi menjelang siang itu. Tampak hanya segelintir orang yang hendak melakukan perjalanan.

“Bun, pamit.” Kusalami tangan wanita yang sangat kuhormati itu.

“Hati-hati ya, Nak. Jagain Rama untuk Bunda. Kalau Rama nakal cubit aja kuat-kuat. Anggap aja itu dari Bunda.”

“Dih,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status