Share

40

"Berarti kamu menipuku mas?" tanya Neni dengan mata yang berkaca kaca.

Agam sedikit kaget dengan ucapan dari sang istri. Dia melangkah mendekat. Bukan karena iba. Melainkan kaget dengan apa yang disampaikan sang istri.

"Menipu katamu? Sedari awal sudah aku bilang bukan? Bahwa aku keluar dari pelayaran. Dan kamu juga tidak keberatan."

Neni melengos.

"Iya walau kamu keluar dari pelayaran sekalipun, toh kamu masih mempunyai usaha kan Mas? Usaha itu bisa menghasilkan uang bukan?" jawab Neni tak mau kalah.

Agam tertawa kecil.

"Kamu pikir itu hanya usahaku? Tidak. Ada nama Mama, Naya juga disitu. Jika perbulan aku memberimu nafkah seratus juta, yang ada akan bangkrut usaha itu Nen. Jangan mengada-ngada kamu. Pikir yang logis," respon Agam setengah membentak.

Neni menghela nafas pelan. Menjatuhkan diri di ranjang empuk kamar Agam. Dia menangis.

"Jangan menangis Nen. Aku tidak ada mendzolimimu. Ekspetasimu yang terlalu tinggi," kata Agam lagi

Namun tidak ada sedikitpun kalimat Agam yang bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status