Share

44

Nilam masih menutup wajahnya dengan bantal saat aku masuk ke dalam kamarnya, beruntung gadis itu tak mengunci pintu jadi aku bisa langsung masuk.

“Nilam ....” panggilku.

“Mbak Tania pasti akan membelanya, kan?”

“Membela siapa, Dek? Mbak ke sini bukan untuk membela siapa-siapa. Mbak hanya mau menghibur adik Mbak yang sedang bersedih.”

Nilam menepikan bantal dan memperlihatkan wajahnya.

“Mbak, Nilam mencintainya.” Ia mulai terisak.

“Eh, bukannya kemarin katanya udah putusan? Nilam balik lagi sama dia? Bagaimana dengan prinsip Nilam kemarin? Mbak harap adik Mbak ini masih ingat ya dengan semua janjinya kemarin. Mbak harap Nilam tak mengecewakan ayah dan ibu.”

“Iya, Mbak. Nilam balikan lagi. Mas Lukman ngajak jalan lagi dan Nilam enggak bisa nolak. Tapi sebelumnya Nilam sudah bikin perjanjian dengannya bahwa Nilam enggak akan mau diajak nginap atau pun melakukan hal-hal di luar batas. Mas Lukman menyetujuinya, meskipun dia juga masih jalan dengan ayam kampus di kampus Nilam.”

“Ayam kampus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status