Share

CEMBURU?

Seperti hari-hari sebelumnya, Vita selalu menjalani pagi dengan berjualan sayur matang di teras rumah. Pekerjaan menjadi lebih ringan sejak Ibunya ikut tinggal bersama. Setidaknya, ada Bu Aminah yang menjaga Kesya, jadi dia tak terlalu pontang-panting.

“Tumis kangkung sepuluh ribu,”

“Tempe goreng lima.”

“Aku bandeng goreng empat.”

Dengan ramah, Vita melayani pelanggannya satu per satu. Tak jarang mereka terlibat obrolan ringan, atau sekedar basa-basi. Maklum. Hampir semua tetangga mengenalnya sebagai sosok yang ramah. Jadi wajar jika mereka lebih akrab.

“Bu Vita, jadi nyari tempat buat jualan enggak? Tadi Azam bilang sudah nemu tempat yang strategis,” ujar Bu Eka salah satu pelanggan yang mendiami rumah di seberang jalan.

“Jadi, Bu! Letaknya di daerah mana?” tanya Vita.

“Enggak tahu juga sih. Azam cuma bilang sudah nemu. Entar biar dia ke sini saja,” sahut Bu Eka.

Seperti rencana sebelumnya, Vita memang berniat membuka warung makan kecil-kecilan, tapi terkendala tempat. Semula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status