Share

Bab 20

Langit tampak cerah, penerbangan menuju Makassar sepertinya tanpa kendala. Tak akan tertunda. Meskipun aku berharap ada kelonggaran. Siapa tahu akan ada seseorang yang berlari menerobos petugas bandara seperti di film-film romansa. Dan mungkin itu Kak Rama.

Namun sekarang, aku sudah berada di dalam burung besi bersama Mama. Usai ujian nasional, Mama segera memboyongku kesana. Menghindari segala kesialan. Melupakan perasaan dan jalan hidup menyakitkan.

Sayangnya hatiku tertinggal di Jakarta. Melekat karena terlanjur jatuh pada Kak Rama. Aku menggadang sebuah dunia tanpa dia, tapi ternyata sesulit ini, sesukar ini. Dia adalah luka membekas dan menghasilkan rasa perih.

"Dari siapa?"

Sontak aku menoleh pada Mama yang mengamati gelang mutiara di tanganku. Rupanya tanpa sadar, selagi mataku fokus ke luar jendela, jariku terus mengusap gelang itu.

"Dari.. Teman, Ma."

"Oh." Mama manggut-manggut. Lalu kembali fokus pada buku bacaannya.

Aulia Lapan Bilan

Jangan lupa vote komentarnya say

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status