Share

PRIM ROSE-KU

Hingar bingar musik tak terdengar lagi, berganti lantunan murottal quran menggema di segala penjuru kota saling bersahutan.

Hari hampir senja dan sejak empat jam lalu mempelai telah meninggalkan pelaminan, menyisahkan tarub pengantin tak berpenghuni.

Meja dan kursi berlapis kain putih campuran coklat tempat bercengkrama serta menyantap sajian dari tuan rumah siang tadi belum berubah, tetap berjajar rapi, hanya saja tak ditemui lagi wajah-wajah turut berbahagia tamu undangan.

Pesta benar- benar telah usai, walau satu dua orang masih terlihat lalu lalang mengangkut wadah-wadah prasmanan yang sudah kosong.

Karena pagi tadi tante Dhuha mewanti agar kami tidak terburu-buru untuk kembali ke Redan, maka aku beserta menantu berlian mamak masih berada di kota yang memiliki icon macan dahan dan menempati salah satu kamar di rumahnya.

Aku tidak menolak, hanya saja berbeda dengan Yusuf. Dia memang tak mengatakan keberatannya, namun dari tangannya yang langsung menggaruk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status