Adit merasa bersalah. "Kinara."Kinara tersenyum ke suaminya, tidak ada tatapan menyedihkan atau lemah. Ia tidak mau menunjukan itu ke musuh-musuhnya."Kamu tidak bertanya apalagi mencariku semalaman, untung saja rekan kerjaku datang dan menolong. Kalau aku sudah mati sekarang, mungkin saat ini kalian tertawa dan mengambil barang-barangku lalu mengusir anak-anakku.""Kinara, aku tidak bermaksud begitu." Adit maju untuk memeluk istri yang sudah dia nikahi selama dua belas tahun.Kinara menggerakan kursi roda untuk mundur lalu bicara ke baby sitter untuk segera mengemas barang-barang Ed dan Bella."Anak-anak kamu bisa tidur di kamar anak-anakku, hanya saja kamu harus membeli kasur tambahan."Adit mengerutkan kening."Barang-barang di kamar kedua anakku itu memakai uangku dan aku tidak rela ada perampok disini mengklaim barang-barangku, kecuali kamu mau membelinya, aku bisa menyerahkan semuanya."Cynthia berwajah masam. "Seharusnya kamu mengajarkan anak-anak untuk bisa mengalah ke kakak-k
Cynthia membelai perutnya dengan wajah kesakitan. "Dimana mas Adit?""Masih sama perempuan murahan itu," jawab ibu Adit."Bu, jangan begitu sama Kinara." Cyntia menasehati ibu mertuanya. Perasaannya membaik begitu melihat kebencian ibu mertuanya."Kamu itu terlalu baik sama anak itu, dia sudah menghancurkan pertunangan kalian. Saya sudah capek-capek membuat janji ke dua orang tuamu. Eh, malah datang perempuan tidak tahu asal usulnya." Geram ibu Adit."Dia itu masih istri mas Adit, bu."Ibu Adit duduk di samping tempat tidur. "Kamu buat Adit bercerai dari perempuan ular itu.""Tapi, mas Adit masih sayang sama dia." Cynthia menggigit bibir bawahnya.Ibu Adit mendeck kesal. "Dia memang sudah menikah dengan perempuan itu tapi, Adit masih cinta sama kamu."Cynthia tersenyum. Ia sudah tahu itu, makanya bilang kalau Adit masih sayang sama Kinara sementara cinta Adit hanya untuknya. Lalu begitu dia mendengar pewaris utama Sanjaya kecelakaan dan tidak punya anak, tentu saja anak-anaknya harus
TING!"Wuaaaahhhh!!" Bella menatap takjub isi ruangan begitu Reiko keluar dari lift.Edward ikut takjub. Baru kali ini dia melihat ruangan mewah seperti ini, bahkan ada air mancur di ruang tengah. Dulu papanya sering mengeluh karena kolam renang hotel di atas sering bocor ke bawah hingga menimbulkan komplain, sampai akhirnya mama memutuskan menutup kolam renang di atas hotel karena biaya untuk memperbaiki kebocoran cukup tinggi.Dan sekarang melihat air mancur besar di ruanga paling atas hotel pasti membutuhkan biaya banyak. Edward bisa membayangkan wajah mamanya yang hampir menangis membayangkan uang mengalir seperti air mancur ini."ADEL!" panggil Reiko.Adel?Edward melihat seorang pria tinggi dengan kulit kecoklatan dan wajah tampan dengan ekspresi masam menghampiri mereka."Namaku Adelio!"Reiko mengibas tangannya dengan santai. "Yah, kita 'kan teman sejak kecil."Dahi Adelio berkerut tidak setuju. "Setidaknya beri aku wajah di hadapan karyawanku."Reiko, Bella dan Edward meliha
"Mama, Bella pulang!" Bella dengan semangat memanggil Kinara lalu memeluk kakinya. Ia senang melihat mamanya ada di rumah.Kinara membelai rambut putrinya dengan sayang. Dulu karena terlalu sibuk, ia jadi tidak memperhatikan putri kecilnya."Bella tadi makan bekal mama, enak sekaliiii-" kata Bella sambil melebarkan tangannya selebar mungkin. "Terima kasih, mama jadi semangat masak." Kinara mencubit gemas hidung mungil putrinya.Wajah Bella berubah cemberut. "Mama nanti kerja?"Kinara tersenyum sedih. "Iya, tapi nggak sekarang."Bella mengangguk senang.Kinara mengerutkan kening ketika merasakan sesuatu di kepala Bella, ada perban di kepala depan Bella yang ditutupi rambut. "Ini-""Bella tadi jatuh, ma." Kinara menatap Reiko.Reiko menggeleng miris. Saat pulang sekolah, Edward menyadari kasa ditutup plester di kepala Bella, ia segera menutupinya dengan rambut."Kita harus mengadukan ini ke mama kalian."Bella dan Edward sama-sama menggeleng."Kalau papa tahu, bisa marah ke mama," kata
Kinara membuka i*******m di handphonenya di atas tempat tidur dengan kedua anak di masing-masing sisi. Entah kenapa dia ingin mulai aktif di aplikasi ini lalu melihat foto-foto lama.Berbagai foto dengan sudut pandang mewah serta barang-barang mewah dipamerkan, waktu itu ia berpikir jika memasang hal-hal mewah, orang-orang tidak akan menghina dirinya dan juga bisa meningkat status Adit.Semua barang ini hasil kerja kerasnya, Adit tidak pernah membelikan barang-barang mewah karena memang dirinya tidak pernah minta. Sayangnya, hasil foto tidak seindah komentar.Dia pasti memakai uang Adit Sanjaya.Istri yang suka menghambur-hamburkan uang.Kasihan Cynthia.Kinara, setidaknya kamu harus tahu diri.Memang gampang kok merebut laki orang, karmanya ada.Kinara tersenyum sedih. Setiap foto yang dia tampilkan selalu diberi komen penuh kebencian. Padahal kejadian itu sudah lama tapi netizen selalu mengingatnya.Kinara, jejak digital selalu ada. Kasihan, anak-anak kamu yang akan mendapat karmanya
2 jam sebelumnya.Edward menggosok matanya begitu bangun sementara Bella masih tidur nyenyak, dia mengedarkan pandangan ke kamar Kinara. Tidak ada tanda-tanda Adit masuk ke dalam kamar."Cari siapa?" tanya Reiko yang membawakan sarapan untuk Edward dan Bella."Mama mana?""Di dapur."Entah kenapa hati Edward berat sekaligus malas mengucapkan ini. "Papa?""Masih di kamarnya Cynthia, berusaha menenangkan amarah istri tercinta. Heran, yang buat masalah siapa, malah play victim."Edward sudah tahu itu sejak lama.Reiko melihat reaksi Edward yang datar lalu berkacak pinggang. "Dilihat dari reaksi kamu, sepertinya hal itu sudah biasa."Edward merenung lalu mengangguk singkat. "Papa sering membawa wanita itu dan anak-anaknya saat mama tidak ada dengan alasan untuk menemani sekaligus mengurus kami tapi kebanyakan, wanita itu mengurus papa dan di dalam kamar ini sementara si kembar mencuri kamar kami. Kalau kami marah, papa akan lebih marah dan menghukum kami.""Tapi waktu itu Bella-"Edward me
Suasana menjadi kaku setelah Adit pergi dengan diiringi tangisan Bella dan rengekan si kembar, Kenzi masih belum berani bertanya.Reiko berjongkok di depan kursi roda Kenzi dan memperkenalkan dirinya. "Hallo, saya baby sitter baru disini. Nama kamu siapa?""Kenzi," jawab Kenzi.Reiko menatap takjub Kenzi. "Wah, nama yang bagus. Kamu tahu apa arti nama itu?"Kenzi menggeleng pelan."Artinya anak kedua yang sehat dan pintar, diambil dari nama Jepang." Kata Reiko sambil mengacak gemas rambut Kenzi. Untung saja anak ini wajahnya ikut Kinara jadi ganteng banget.Kenzi terpana lalu menatap takjub mamanya. Benarkah itu? Namaku sebagus itu?Kinara menghindari tatapan anak keduanya dan meminta tolong ke Reiko. "Tolong bawa Kenzi ke rumah kakakku."Reiko terkejut. "Pak Adit gimana?"Kinara tidak menyembunyikan kesedihannya. "Kamu lihat sendirikan bagaimana Adit mengabaikan Kenzi, melihatnya saja tidak mau."Kenzi sudah paham itu dari kecil, karena terlahir dengan kaki kiri bengkok, ia harus men
"Sudah dibawa pergi sama tantenya?" tanya Adelio ke suster."Benar, Kinara yang membawanya." Suster mendengus tidak suka begitu mengucapkan nama ini. Edward yang masih di gendong Adelio, menepuk pelan pipi ayah kandungnya. "Mama sudah bawa pulang Kenzi, cepat telepon tante Reiko. Tante teman papa, kan?"Hati Adelio sontak meleleh. Saat Edward bertanya soal Kenzi dan Bella, Adelio tidak mampu menjawab. Menyadari kebimbangan di hati Adelio, Edward menceritakan keseluruhan perbuatan Adit selama Kinara tidak di rumah sekaligus perilaku ke anak-anaknya sampai ke rumah sakit.Adelio tidak bisa menilai apakah Edward sedang berbohong atau tidak, toh suatu saat nanti sekretarisnya akan mencari bukti. Untuk saat ini ia tidak ingin mengecewakan hati putranya.Adelio mengucapkan terima kasih dengan dingin ke suster yang menatap kagum dirinya. Huh, tidak ada yang boleh menghina ibu dari anaknya! Segera dia menghubungi Reiko dan mendapat jawaban yang paling diinginkannya. Kenzi dan Bella sedang d