"Anjala, bawa kedua pasangan mesra ini ke Duniamu sejenak. Biarkan mereka kembali melanjutkan bulan madunya, supaya lebih akrab!" ujar Langit sambil tersenyum simpul. "Daulat Tuanku Yang Mulia!" sebuah suara bergaung dengan kuat di Aula Lobby. Membuat semua orang kembali dibuat terkejut mendengarnya. "Apa maksudnya anda berkata seperti itu Tuan?" tanya Master Cang Long heran. "Oh, tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya sedang berusaha mengeliminasi sumber masalah yang mungkin akan membuat semuanya makin rumit!""Maksud anda, mengirim mereka...""Its, done! Aku sudah melakukannya. Mereka saat ini sedang berbulan madu di tempat yang baru, semoga mereka menikmatinya, dan bisa menjadi pasangan yang awet untuk selamanya!""Tunggu, maksudmu... Tidak mungkin!" Master Cang Long spontan melirik ke arah Aiken dan Renata. Dan parasnya tiba-tiba saja berubah menjadi pucat. Bukan hanya dia, semua orang yang ada di sana segera menyadari satu hal yang luar biasa, dan membuat mereka tidak bisa berfik
"Aku akan langsung saja. Aku tertarik untuk mengajak kalian semua bergabung dalam Lingkaran Keluargaku. Tapi ini hanyalah sebatas ajakan, bukan perintah, apa lagi paksaan. Jika kalian ingin bergabung sejalan denganku, aku akan menerima dengan tangan terbuka... Namun jika kalian menolak dan malah ingin berkonfrontasi denganku, aku pun tidak ada masalah!""Maksud Tuan, apa anda mengajak kami bergabung dengan perkumpulan yang Tuan dirikan, atau..." "Aku tidak punya perkumpulan apapun juga. Aku lebih senang menyebutnya sebagai Keluarga. Dan kalian tidak dituntut tanggung jawab apapun juga. Tapi jika masanya tiba, mungkin aku akan membutuhkan tenaga dari orang-orang seperti kalian. Hanya itu yang bisa aku katakan untuk saat ini. Tapi sekali lagi aku bilang, ini bukanlah sebuah paksaan, kalian berhak bebas menolak ajakanku, dan aku sama sekali tidak akan mempermasalahkannya. Hanya saja, aku berpesan satu hal pada kalian, jangan pernah menghalangi atau berseberangan denganku!" Langit sedikit
Leon alias Singa Emas adalah salah satu dari Lima Raja Besar di Dunia Bawah Tanah Ibu Kota. Kekuatannya dan juga keberaniannya menjadikan sosoknya sangat disegani dan ditakuti, bahkan oleh para Petinggi Negeri dan para Taipan besar yang hampir sebagian besar bermukim di Ibu Kota Negara tercinta ini. Anak rantau dari wilayah desa terpencil nan jauh di mata ini memiliki kepandaian di atas rata-rata,. Baik itu kepandaian dalam hal keterampilan bela diri, kecerdasan dan keberanian dalam berperang dan berkonfrontasi melawan siapapun yang menurutnya sangat mengganggu dan berseberangan dengannya. Sepak terjangnya yang cukup luar biasa, berani menantang sepuluh Penguasa sebelumnya, dan berhasil mengalahkan sebagia besar dari mereka, membuat namanya menjadi besar dalam waktu relatif singkat. Tidak lebih dari Lima Tahun! Publik Dunia Bawah menobatkannya menjadi salah satu Raja Besar yang sangat berpengaruh dan di segani. Dalam perjalanannya, Leon Sang Singa Emas ikut andil dalam menggenggam at
Mata Langit menerawang ke Cakrawala. Menikmati gumpalan awan yang tengah bergerak dengan perlahan-lahan. Berjalan bersama angin yang bertiup dengan cukup kencang di atas sana. Sesaat ingatannya ikut menerawang pada waktu kemarin, saat perjumpaannya bersama beberapa orang yang tanpa di duga sama sekali, mampu menguak satu persatu tabir gelap yang selama ini masih menggelayuti fikiran nya. "Apa kamu masih merasa segan dengan kami?" sebuah suara menegur di sampingnya. Suara merdu yang jika itu di dengar oleh orang biasa, niscaya Dia akan luluh dan terpesona mendengarnya. Suci, gadis cantik Jelita dengan pembawaannya yang anggun mempesona. Mengingatkan Langit pada sosok Puteri-Puteri Raja Masa lalu yang pernah dilihatnya di Film-Film Kolosal dan Kerajaan. Dengan Outfit dress panjang warna putih dipadu denga blazer warna ungu berenda, menjadikan tampilannya benar-benar mirip seorang Puteri. Hei, ini juga mengingatkanku pada Ratu Kumala Suci Fikir nya tiba-tiba. Bagaimana kabarnya Ratu
Suci menoleh. Mata indahnya menatap lekat ke arah Langit. Lalu segera palingkan pandangan ke arah lain. Tidak berani beradu lama dengan Langit. "Aku tidak tahu. Mungkin ayahku lebih tahu. Kenapa kamu tanyakan itu?""Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apakah ada sesuatu yang tidak aku tahu? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?""Tidak, sama sekali tidak. Ayolah, jangan coba berniat membaca fikiranku Tuan Langit. Aku sudah bisa memproteksi nalarku sendiri. Percayalah, apa yang kamu ingin tahu, itu tidak ada padaku,""Setidaknya kamu pasti tahu sesuatu Suci,""Itu tidak ada hubungannya denganmu!" "Kamu yakin?" "Kamu ingin aku berkata apa?""Jawab saja pertanyaanku, tidak susah bukan?""Baiklah, kenapa aku tidak bisa menolakmu? Padahal bagiku, kamu hanyalah orang asing, Tuan Langit," Suci bertanya lirih dalam hatinya. Sekuat itukah pesona dan Aura Langit baginya? "Mungkin memang kamu memiliki saudara, tapi jujur saja kau tidak tahu banyak. Ayahku lah yang lebih tahu. Aku tid
"Apa maksudmu? Siapa yang berani menyerangku? Apa-apaan Kaisar sampai menyebarkan berita bohong itu kepadamu?" Leon mengerutkan keningnya. Parasnya terlihat kebingungan. Dewi Bulan dan Langit juga saling pandang, mereka sama-sama bingung. "Ayah.... Kenapa dia sampai melakukan hal seperti ini? Aku sungguh tidak habis fikir! Tapi, serius kamu gak kenapa-kenapa?" Suci balik bertanya. "Seperti yang kamu lihat? Siapa yang berani datang kemari dan menyatroni rumahku tanpa tujuan yang jelas, apa lagi ada maksud jahat, dia tidak akan bisa keluar dengan selamat dari sini!""Tapi beberapa saat yang lalu, ayahku menelepon, aneh! Ada apa dengan ayah?""Apa kamu yakin ayahmu yang menelepon tadi Dewi?" tanya Langit. "Tentu saja! Apa kamu ragu kalau yang menelpon itu ayahku?""Tidak, maksudku, apakah kamu yakin kalau itu benar-benar ayahmu? Soalnya setahuku, Kaisar sedang pergi Ke Kota Banda sejak kemarin. Dia mau bertemu dengan koleganya di sana. Bagaimana dia bisa tahu kalau Singa Emas diserang?
Satu sosok Pria setengah baya berperawakan tinggi dengan kepala plontos,mengenakan pakaian dinas lapangan loreng khas militer, tiga gurat luka terlihat di pipi kanan dan kirinya, sekilas nampak seperti tatto, yang makin menambah seram penampilannya. "Berani sekali kamu datang ke tempatku berbuat mengacau disini! Punya kekuatan dari mana kamu sampai berani menantang ku, Wolfgang?""Jangan sok kau Leon, kamu akan segera mati hari ini!" "Oh ya? Apa dengan mengajak mereka semua, kamu fikir akan bisa mengalahkanku? Hehehe, kamu sedang mimpi di siang bolong, Wolfgang!" Leon tertawa mengekeh. "Kamu mungkin hebat, tapi mereka adalah para Pembunuh Profesional Tingkat Atas yang sengaja di sewa Tuanku untuk melenyapkan satu persatu hama pengganggu, alias orang-orang tolol yang sok baik dan sok bijaksana, padahal dia sendiri tidak lebih seperti seekor tikus comberan yang selalu mengais kotoran di gorong-gorong yang kotor dan bau!""Seekor Serigala Tua, tiba-tiba saja merasa memiliki sayap dan b
"Siapa pemuda ini? Suaranya keras sekali! Jantungku hampir copot!" seru seseorang di Pasukan Wolfgang. "Iya, Getarannya sangat kuat, aku fikir barusan itu adalah gempa!""Apa betul teriakan itu punya dia?" Bisik-bisik itu lama kelamaan berubah menjadi suara yang riuh rendah dari hampir seluruh pasukan. "Diam semuanya! Jangan berisik!" Wolfgang menengahi. Walau hatinya ikut terkejut dengan teriakan berbau intimidasi tersebut. "Siapa pemuda asing ini? Tekanan suaranya sungguh kuat sekali! Apa dia teman Singa Emas?" fikir Wolfgang sedikit khawatir. "Siapa orang ini? Kenapa aku merasakan dia bakal jadi batu sandungan yang serius buat kita?" tanya Jacky. "Mana kutahu? Biar ku penggal saja dia, sebelum menjadi hama pengganggu nantinya!" Awei berusaha tegar, walau hatinya ikut merasa was-was. "Jangan ceroboh! Dialah pemuda yang aku maksud! Dengarkan apa yang dikatakannya, aku fikir dia berkata dengan serius! Sebaiknya kita tunggu instruksi dari kedua Kakak Besar kita!" cegah Morgan. "