Bang! Bang! Bang! Pertarungan dahsyat pun tidak dapat di elakkan!Lima bayangan yang bergerak dengan cepat itu berusaha mengepung sosok Langit dari segala arah. Kelima nya sangat bernafsu ingin segera melumat dan menghancurkan Langit saat itu juga! Namun Langit sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Dengan kemampuan nya yang sudah mencapai tahap Alam Master, Langit langsung bisa memprediksi arah serangan mereka. Meskipun lawan nya bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, Langit bisa mengimbanginya dengan sempurna. Tubuhnya bergerak laksana bayang-bayang, ikut berkelebat cepat mengikuti serangan dari kelima lawannya. Dengan ilmu dan kepandaian yang dimiliki nya, dia bisa menghindari beberapa serangan cepat mereka. Bahkan sesekali ikut mengirimkan serangan balasan yang membuat kelima lawannya harus menghindar, karena tinju dan tendangan Langit yang mengandung energi tenaga dalalm tinggi jelas bukanlah kaleng-kaleng. Hingga akhirnya mereka mulai menyadari, dan harus
Namaku Sonya Arita, aku adalah seorang Foto Model yang cukup punya nama di kota ini. Dengan bakatku yang memang sudah nampak semenjak kecil, juga dukungan saudaraku yang tidak pernah berhenti menyemangati aku setiap saat, menjadikan aku cukup mudah untuk menapaki panggung Catwalk ketika aku menginjak remaja! Ada sedikit cerita tentang masa lalu ku, yang mungkin jarang orang mengetahui. Aku dan saudaraku adalah kakak beradik yang berasal dari keluarga berada. Ayahku seorang Pengusaha, dan ibuku adalah seorang Pengacara. Kami sejak kecil sudah tumbuh bersama. Dengan perbedaan usia terpaut hanya satu tahun. Kami hampir tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Walau terkadang kami saling bertengkar untuk hal-hal yang sifatnya sepele, seperti rebutan jajanan dan mainan, yang tidak jarang selalu menyebabkan kemarahan orang tua. Namun pada intinya kami saling mendukung satu sama lain. Hingga suatu ketika, ketika Tuhan memanggil kedua orang tua kami dalam sebuah kecelakaan pesawat yang men
Langit terpana sesaat! Apa yang di alaminya barusan seperti mimpi. Lebih tepatnya seperti sedang melihat cuplikan film yang sengaja dihadirkan untuknya, sebagai sebuah rangkaian puzzle yang hilang dari sebuah teka-teki besar yang selama ini tidak pernah ada jawabannya! Itu terjadi ketika beberapa saat sebelumnya, Langit mulai mengayunkan pedangnya dengan cepat, menyongsong pergerakan kelima lawannya yang juga sangat bernafsu ingin segera menghabisinya! Wuttt! Wuttt! Wuttt! Wutt! Wutt! "Aaarghk.... "Keempat mahluk itu berteriak kencang ketika Pedang Langit Hitam miliknya bergerak dengan cepat dan menebas mereka semua tanpa ampun! Semuanya kembali terkejut! Raungan kesakitan menggema ke seantero ruangan! "Bismillah, kembalilah ke alam kalian wahai mahluk terlaknat! Kembalilah dengan kematian yang menyakitkan!" seru Langit. Menimpali raungan kesakitan mereka yang nampak saling bergulingan di lantai, dengan satu tangan dan kaki yang nyaris putus!Dua mahluk besar itu terus
Suatu sore di salah sudut terpencil di pinggiran Kota Banda. Di sebuah jalan antar Provinsi di ujung barat Kota, terdapat deretan perumahan kumuh, yang memanjang sejauh hampir satu kilo meter dari jalan besar antar Provinsi sebelah kanan hingga berakhir di Hutan Raya yang merupakan batas dari Kota Banda dan Kota lainnya. Seratus meter sebelum batas Kota, masuk ke sebelah kanan, terdapat sebuah jalan alternatif kecil dengan lebar dua setengah meter, beralaskan Paving Block yang sudah pecah-pecah, bercampur tanah merah berdebu tebal. Perumahan kumuh itu terus berjajar, membentuk wilayah segi empat yang cukup luas mengapit jalan kecil di sebelah kanan. Sebuah Parit kecil berukuran lebar satu meter, dengan kedalaman satu setengah meter berada di seberangnya, mengapit jalanan dari sebelah kiri. Dengan Kirmir Parit yang berfungsi sebagai tanggul, namun sudah banyak yang rusak dan sebagian besar sudah jebol tidak ada temboknya. Jika hujan tiba, maka akan bisa di pastikan jalanan itu akan
Selepas makan malam bersama anak-anak Panti. Kini berkumpul sekitar 8 orang di sana. Tepatnya di Ruangan Kantor yang merupakan tempat para Pengurus Panti berada. Ruangan itu berfungsi sebagai tempat penerima tamu, para donatur dan mereka yang berkepentingan untuk bertemu dengan Pemilik, Pengurus, Anak-anak Asuh yang sengaja dihadirkan untuk diberikan santunan, sedekah, hibah, hadiah, atau berkeinginan mengadopsi salah satu dari mereka. Mereka adalah Ibu Ranti, Langit, Ratih dan lima orang saudara-saudara angkatnya, yang kini telah kembali berkumpul setelah beberapa tahun terpisah. "Bagaimana kesibukan kamu sekarang Januar? Apa kamu masih bekerja di Perusahaan Asuransi di Kota?" tanya Bu Ranti kepada sosok jangkung yang merupakan paling senior dari semua yang ada di sana. Januar, pria berambut klimis, berwajah cukup tampan berusia dua puluh tujuh tahun. "Lumayan Bu, sekarang aku masih sibuk. Ini aku juga sempatin datang kemari, karena ingat sama Ibu dan saudara-saudaraku di sin
Seluruh ruangan hening sejenak. Bersama detik jam yang hampir seirama dengan detak jantung masing-masing. Semuanya terdiam dengan pernyataan gadis cantik ini. Mita, gadis polos yang lima belas tahun lalu terkenal dengan kecantikannya kini seolah berubah drastis, bertransformasi menjadi seseorang yang sangat berbeda! Dulu dia terkenal cengeng namun baik hati. Ramah dah penuh empati terhadap orang lain. Jangankan melihat temannya sakit, melihat Kucing mati saja dia bisa nangis dua hari dua malam! Bahkan suatu ketika Langit tidak bisa lupa momen lucu ketika disuruh Bu Ranti untuk membasmi hama tikus di dapur yang kerap mengganggu, mencuri makanan, menjebol dinding tripleks, merusak alat-alat di dapur yang sering menjadi korban kebrutalan makhluk pengerat itu. Maka Mita adalah anak yang mati-matian melarang Langit dan kawan-kawan membunuh mahluk tersebut dengan alasan kasihan! Mita yang dulu kerap menemani Langit ketika kecil, karena usianya lebih tua tiga tahun di atasnya, menjad
Pagi-pagi sekitar pukul delapan. Saat Matahari baru saja muncul di ufuk timur dengan malu-malu, Panti Asuhan Sinar Pelangi didatangi oleh beberapa pemuda dari kampung sebelah. Mereka menanyakan perihal hasil negosiasi Panti dengan Pengembang yang deadline nya harus bisa di diputuskan hari ini. Karena mereka sendiri sudah setuju dan menerima segala ganti rugi yang sudah di tawarkan oleh pihak pengembang. Mereka membujuk Panti Asuhan Sinar Pelangi yang saat ini di wakili oleh Langit untuk bisa bekerja sama dengan baik, mennyerahkan Hak kepemikan Sinar Pelangi kepada para Pengembang dengan harga yang sudah di tentukan oleh mereka. Karena hampir Tujuh puluh lima persen semua sudah menandatangani kontrak pelepasan penggusuran lahan tersebut. Selebihnya hanya Panti Asuhan ini dan beberapa gelintir penghuni yang masih tetap bersikukuh pada pendiriannya. Sempat bersitegang sejenak, sampai hampir terjadi keributan, karena Langit tetap pada keputusannya, akan terus mempertahankan Panti A
Ruangan oval berukuran Dua puluh lima kali lima belas meter itu nampak sangat megah dan esklusive, beberapa asesoris dan perabotan mahal dari meja kursi, guci, lukisan, serta patung-patung tanah liat dan marmer nampak berjajar dengan rapi di setiap sudutnya. Para Pengawal berpakaian seragam hitam-hitam berdiri di pintu dan di setiap sudut ruangan. Paras mereka nampak dingin dan tegas. Mereka adalah para Pengawal Khusus Walikota. Maju ke meja oval yang berada di tengah ruangan, dimana berkumpul para orang-orang-orang penting di Kota ini. Raut muka mereka nampak tegang dan serius. Seolah ada segudang beban yang bertumpuk di benak masing-masing. "Greedy, bagaimana dengan tugasmu ini? Seharusnya hari ini sudah fix ada jawaban yang memuaskan untuk Tuan Andreas, bukan malah jadi kacau seperti ini? Apa kami akan percaya begitu saja jika ada seratus Macan Kumbang masuk kampung dan mengusir kalian?" sang Wali Kota, Dimas Aryo meradang. Wajahnya yang klimis dengan kumis tipis dan jarang-ja