Share

Bab 34

Isakan tangis begitu pilu dari kamar mandi. Gadis bersurai panjang itu duduk pada ubin kamar mandi, dibawah guyuran air dari shower.

Menyembunyikan wajahnya di antara lutut.

Satu minggu sudah Helsa lalui tanpa Akmal, pemuda itu tidak mengunjunginya setelah kejadian malam itu.

Pagi ini kembali lagi tangisan pecah. Dua minggu telat datang tamu bulanan, gadis itu memutuskan untuk membeli testpack dan hasilnya dua garis merah tertera di sana.

"Lo nggak boleh ada di rahim gue! Lo harus mati," jeritnya. Memukul berulang kali perutnya yang kini pada rahimnya sudah ada kehidupan.

"Lo nggak boleh hidup, lo harus hilang! Gue nggak mau kehadiran lo!"

"Akmal, gue nggak mau. Lo jahat sama gue, lo udah nggak sayang gue."

***

Sepanjang lorong SMA Diaksa pagi itu terlihat heboh, dengan Rania yang berjalan bergandengan dengan Akmal. Wajahnya berseri-seri karena sudah merasa menang.

Malam kemarin Rania dan Akmal resmi berpacaran. Tepat di sebuah cafe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status