Share

Bab 84 a

Dengan langkah gontai, aku berjalan keluar dari klinik dokter spesialis kulit yang baru saja aku kunjungi. Sedih rasanya, menjalani hidup yang seperti tak ada artinya ini. Saat ini, istri aku tak punya. Bahkan, anak pun aku tak ada. Siapa lagi tempatku untuk berbagi kasih sayang? Kalau sudah begini, tak ada lagi semangat dalam hidupku.

Ting!

Bunyi satu pesan masuk di ponselku. Dengan lesu, aku mengambil ponsel dari saku celanaku. Ternyata pesan dari Ibu.

["Ken, Ibu sudah buatkan bubur untukmu makan siang. Hari ini, Dini sudah mulai masuk sekolah. Kunci rumah Ibu titipkan pada tetangga sebelah. Ibu mau jualan pecel keliling dulu."] Bunyi pesan dari Ibu.

Membaca pesan dari Ibu, seketika hatiku menghangat. Aku baru tersadar, aku masih memiliki Ibu dan juga Dini yang masih peduli dan menyayangiku. Jika aku tak ada, pastilah Ibu dan Dini akan sedih bukan? Karena hanya akulah yang bisa diandalkan untuk membantu biaya kehidupan Ibu dan juga Dini adikku.

Tiba-tiba, semangat hidupku kembali la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status