Bab 67 AIL GN
Vanesha sempat melirik tajam. Dia langsung cemas takut kalau Jaehyung tahu tentang kegunaan obat-obatan tadi."Apa kau tahu obat-obatan untukku tadi?" tanya Vanesha melirik dengan tatapan tajam setajam silet."Kau pikir aku tidak tahu sopan santun apa seenaknya saja mengintip obat-obatan untukmu? Aku tak tahu apapun karena tak ingin kau mengomel, paham?""Bagus kalau begitu. Jadi, jangan pikirkan aku akan minum obat itu apa tidak, bukan urusanmu!" tegas Vanesha."Menyesal aku mengingatkanmu minum obat." Jaehyung menuju alat pemanggang dan meraih jagung untuk dia lahap.Alexandra masih mengamati dari kejauhan seraya menyantap sosis sapi di tangannya. Cassie tahu akan hal itu. Dia lantas menghampiri Jaehyung."Sini kau! Kita harus bicara!" pinta Cassie menarik tangan Jaehyung."Ada apa sih? Kenapa tak bicara di sini saja!""Ikuti aku!" tegas Cassie berucap dan membuat Jaehyung mengikuBab 68 AIL GNTak bisa dipungkiri kalau pria itu sangat tampan. Rasa gugup dengan hati berdebar malah mendadak hinggap menggelitik perutnya. Kenangan malam panas itu mendadak muncul. Apalagi Vanesha sempat mengingat bagaimana kelakuan liarnya saat berada di atas tubuh Jaehyung kala itu. Wanita itu ingin mendekat dan menghirup lekat aroma tubuh Jaehyung tanpa sadar. Dia juga sampai hanyut dan memberi kecupan di bibir pria itu. Kedua mata pria itu membuka seketika. Kedua pasang mata itu langsung saling menatap. Vanesha terkesiap dan mencoba untuk bangkit. Namun, Jaehyung menarik tubuh wanita itu sampai mendarat di pangkuannya. Pria yang sedang penuh nafsu itu tak menyia-nyiakan perbuatan Vanesha barusan.Jaehyung melumat bibir Vanesha. Wanita itu bahkan tak berdaya dan membiarkan sang pria yang mengatur jalannya pagutan demi pagutan. Jauh di dalam hati Vanesha, dia menyukai sentuhan milik Jaehyung. Jaehyung selalu berusaha mengakui perasaanya pada
Bab 69 AIL GN"Selamat pagi, Sayangku cintaku! Aku sedang membuat waffle, kau harus coba ini!" Tae Min memamerkan waffle buatannya yang gosong. Vanesha tertawa melihat wajah Tae Min yang belepotan adonan tepung. Dia mendekat dan membersihkan wajah kekasihnya itu. Sesekali dia kecup dahi, ujung hidung, dan pipi Tae Min karena menggemaskan. Jaehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi tak sengaja melihat kemesraan antara Vanesha dan Tae Min. Dia melangkah kesal menaiki anak tangga. Bahkan saat sepupunya itu memanggil, dia berpura-pura tak mendengar menuju kamar tempat Alexandra berada. Cassie dan Kevin telah bersiap menuruni tangga dan melihat Jaehyung yang hendak masuk ke dalam kamar."Kenapa kau dari lantai bawah? Memangnya kau tak tidur di sini?" tanya Cassie."Aku hanya mau ganti baju," ucap Jaehyung lalu masuk ke dalam kamar. Dia melihat Alexandra sedang berdandan di depan cermin."Aku tanya apa, jawabnya apa, dasar menye
Bab 70 AIL GNPandangannya kini mengarah pada Jaehyung yang memakai kemeja putih. Mereka berada di halaman belakang di depan jendela dapur. Sementara Tae Min, Seok Jin, dan Kevin sudah berpindah ke beranda sambil menyeruput secangkir kopi. Alexandra datang membawakan jus ke Jaehyung, tapi sayangnya gadis itu tak sengaja terantuk dan menumpahkan jus strawberry itu ke arah Jaehyung. "Maaf, Sayang. Aku tak sengaja. Biar aku ambilkan baju ganti ya. Sini aku cuci sekalian kemejamu," ucap Alexandra. Jaehyung hanya menghela napas dalam. Dia lalu membuka kemejanya. Tubuh atletis dan perut kotak-kotak sempurna itu sempat membuat Alexandra tertegun. Lalu, gadis itu tersadar karena Jaehyung menyerahkan kemejanya kasar ke tangan gadis itu. Alexandra segera berlari masuk ke dalam villa."Wah, Jaehyung memang benar-benar sempurna. Aku ingin meremasnya. Aku rela semalam suntuk bercinta dengannya," ucap Cassie seraya berdecak kagum."Ish, apa-apan sih
Bab 71 AIL GNAlexandra lalu masuk ke dalam mobil bersama Seok Jin. Sementara itu, Vanesha membonceng Tae Min."Pegangan yang kuat, sayang!" seru Tae Min. Kedua pasangan itu sangat bahagia. Namun, setelah tiga puluh menit menyusuri pegunungan, motor yang dikendarai Tae Min mengalami pecah ban. Pria itu meminta Vanesha mencari bantuan pada Kevin sementara dia menunggu. Sayangnya, Vanesha tersesat dan tak kunjung kembali pada Tae Min.***Pagi itu, sang surya mulai merona di ufuk timur, bersolek bersiap menyinari bumi. Pagi itu dunia di sekitar Vanesha terasa menyejukkan. Suasananya memberikan harapan untuk jiwa-jiwa yang dilanda gundah. Burung-burung bernyanyi bersahutan, saling bersiul memberi salam. Tetesan embun pagi membawa kesejukkan, membuat raga ingin menyerahkan diri semakin dalam bergelung di peraduan.Vanesha merasakan kehangatan tak biasa yang melingkupinya. Suasana yang begitu nyaman dan menyenangkan. Kicau burung ser
Bab 72 AIL GNSuara bernada tinggi seseorang menyentak kesadaran mereka. Vanesha menepuk kencang pipinya sendiri, ingin memastikan kalau dia sedang berada di alam mimpi atau alam kenyataan."Apa yang kalian lakukan!" Seru suara itu lagi. Suara yang amat Vanesha dan Jaehyung kenal. Setelah diperhatikan ternyata Tae Min yang berteriak terkejut. Berdiri kaku di ambang pintu sebuah rumah kayu dengan mata membulat tak percaya."Kalian semalaman berduaan di rumah ini?" Tae Min menunjuk ke arah Jaehyung dan Vanesha bergantian.Vanesha dan Jaehyung masih dalam lingkupan kebingungan. Cassie yang berada di belakang Tae Min tercengang menutup mulutnya sendiri. Sorot matanya berdua dengan sorot mata Kevin sarat akan tuduhan. Tak menyangka kalau Vanesha yang dicari semalaman oleh Tae Min ternyata dalam keadaan saling berpelukan intim satu sama lain dengan Jaehyung."Ada apa ini? Apa yang terjadi?" Alexandra datang me
Bab 73 AIL GN"Aku terus berusaha dan bersabar menanti kedatanganmu kembali padaku. Aku akan mengunci hatiku untuk dirimu, Tae." Air mata Vanesha mulai menetes membasahi wajah putih yang disapa lembutnya angin pagi. begitu sejuk. Rambut bergelombang dan panjang miliknya tergerai melambai-lambai."Namun, sepertinya aku harus merawatmu seorang diri, Nak. Sebaiknya memang begini. Tae juga akan meninggalkan ku setelah tau aku sedang hamil. Tapi aku juga tak bisa bersama dengan ayahmu. Aku tak mencintainya," ucap Vanesha seraya terisak.Rintik butiran halus turun dari langit terbawa angin membasahi wajah bercampur dengan air mata Vanesha. Entah kenapa seakan langit ikut merasakan sesak di dada perempuan yang setia dengan cintanya. Namun, hanya satu kesalahan dia kehilangan semuanya. Dia tak bisa menjaga dirinya. la membiarkan gerimis membasahi seluruh tubuhnya. Rasa dingin menusuk tulang membuatnya menggigil. Vanesha sampai memejamkan matanya. Dia menikmati sak
Bab 74 AIL GNCassie membuka mobil milik Jaehyung. Pria itu segera meletakkan Vanesha di kursi belakang. Kedua mata Jaehyung dan Vanesha saling beradu. Pria itu menatap lembut pada Vanesha. Lalu beralih ke kursi depan. Cassie duduk menemani Vanesha. "Apa kau sudah mengambil tas, dompet, dan ponsel Vanesha?" tanya Jaehyung pada Cassie. "Oh iya." Cassie segera kembali berlari ke apartemen Vanesha. Dia mengambil semua yang dibutuhkan, dan mengunci ruangan itu. "Sudah kubilang beri saja aku obat," rengek Vanesha dengan suara sangat lembut dan lemah."Istirahatlah dan diam saja di situ!" tegas Jaehyung.Tak lama kemudian, Cassie datang dan meletakkan semua barang milik Vanesha di kursi paling belakang. Jaehyung lalu menjalankan mobilnya menuju rumah sakit pusat di kota itu. Jaehyung sempat melihat tubuh yang tertutup selimut dan mata terpejam itu dari kaca spionnya.Mobil Jaehyung lalu memasuki tempat parkir
Bab 75 AIL GN"Nez, seharusnya kau bersyukur dengan apa yang kau punya dan bukan berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Tae Min itu pasti, Nez. Dia cinta mati padamu, dia belahan jiwa untukmu," ucap Cassie seraya menarik napas panjang dan membuangnya dengan berat. Pria-pria yang berada di sekitar selalu saja hanya berlabuh singkat. Tak ada yang betah untuk menetap."Hey, mana Cassie yang periang?" Vanesha yang kini menekankan tangannya di kedua pipi Cassie."Hehehe, aku lupa kalau aku yang harus menghiburmu. Kan yang sakit dirimu bukan aku," ucap Cassie melayangkan senyum lebar. Dia senang sekali memiliki sahabat seperti Vanesha."Nah, gitu dong. Itu baru Cassie yang aku kenal." Vanesha tersenyum sendu."Cepatlah sembuh, Nez. Kau dan bayi itu harus sehat. Jangan pernah kau sia-siakan bayi itu. Aku tak ingin dia berjuang sendiri sepertiku tanpa siapa pun sejak aku berusia delapan tahun. Aku hidup sendiri dan terbiasa memenuhi kebutuhan hi