Share

Bab 16 | Satu Kamar Berdua

“Loh Mas, kamu sudah pulang?”

Seruan itu membuat Mama Tania dan Gibran tersentak. Lelaki itu menegakkan tubuhnya, menatap Zahra dan Mama Tania bergantian. Dengan memperlihatkan ekspresi datarnya, Gibran tengah menyembunyikan sedikit rasa panik. Dia takut baik Zahra atau Mama Tania menuduhnya yang tidak-tidak, misalnya memperhatikan istri secara diam-diam.

“Hm,” jawab Gibran sangat singkat.

“Kok Mama nggak dengar suara mobil kamu?” Mama Tania mengerutkan kening. “Kamu sudah lama?”

Gibran sedikit gelagapan mendapatkan tembakan pertanyaan itu. Meski begitu, Gibran tetap mempertahankan ekspresi datarnya. Sungguh, Gibran tidak ingin semua orang salah paham.

“Belum.”

Gibran menjawab sambil lalu, memilih mengambil minum. Setelah itu, Gibran melenggang pergi begitu saja. Dengan balutan kerja lengkap, Gibran mulai menapaki setiap anak tangga. Jujur saja hari ini dirinya sangat lelah. Ada klien yang sengaja mempersulit hingga belum ada kata setuju di antara dua perusahaan.

“Kamu nggak menyiapka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status