Share

Bab 16

Oh, ya sudahlah."

"Hati-hati kamu di rumah. Kalau ada apa-apa, hubungi Abang. Tapi, bila butuh bantuan, cepat lapor saja keperangkat desa," ujarnya mengingatkan.

"Iya, Bang. Beres semua itu. Tenang saja abang. Adikmu ini, bukan kaleng-kaleng. Suami aja diusir, apalagi penjahat..."

"Nggak usah bercanda, Kamu! Abang serius," gerutunya.

"Iya, Bang," jawabku mengalah.

"Ya, udah. Abang, berangkat dulu!"

"Nggak sarapan?" tanyaku basa basi.

"Sarapan apa? Kamu aja baru bangun! Apapun tak ada di dapur," sungutnya.

"Hehehehe. Lupa aku tadi. Keenakan tidur."

"Lanjutkan prestasi tidurmu itu!" ejeknya.

Aku hanya bisa nyengir kuda. Dia sangat tau tingkah lakuku.

"Ya udah. Abang pergi dulu. Assalamualaikum," pamitnya aku mengantarkan sampai teras rumah.

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan." Bang Randi hanya memberikan jempolnya, pertanda oke.

Ternyata sudah ada ojek online yang menunggunya. Mungkin abangku tau, adiknya sibuk, tak sempat untuk mengantarkannya.

Iya, sibuk membuat pulau seribu di bant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
lucu juga si karin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status