Bella awalnya ingin ber-swafoto untuk memamerkan pencapaiannya yang bisa bekerja sama dengan banyak orang hebat di industri hiburan ke media sosialnya hanya untuk menyadari ada yang aneh dengan foto tangkapannya.
"Apa ini?" Gunamnya. Di latar belakang dia melihat dua sosok sedang berada di pinggir pepohonan. Bella memperbesar gambar tangkapannya karena penasaran dengan dua orang yang terlihat tengah berpacaran gelap-gelapan. Dia terkejut melihat hasilnya.
Matanya membulat dan mengerjap-erjap beberapa kali untuk memastikan dua sosok yang di fotonya yang ternyata dia kenali.
"Rhea dan Reihan?" Gumamnya syok.
Dia terbengong-bengong dikamar Olivia dengan ponsel menengadah di tangannya. Memikirkan berbagai macam konspirasi mengenai aktris dan bosnya yang malam-malam berduaan.
"Siapa?"
Olivia mendengar nama Rhea diucapkan dan telinganya mendadak menjadi lebih awas dari biasanya.
"Kau tidak akan percaya dengan apa yang aku foto hari in
Hari-hari berjalan membosankan seperti biasa. Setidaknya bagi Sekar yang sebagian besar hidupnya hanya menyambangi kediamannya. Dia jarang keluar rumah bahkan sejak saat ibunya masih ada. Sekedar berjalan-jalan mengelilingi kediaman rumah besarnya pun jarang ia lakukan karena dia malas harus bertemu dengan saudara-saudara tirinya. Sekarang, setelah kematian ibunya, dia hampir bisa dikatakan hanya hidup di tempat seluas 1000 meter ini.Dia juga jarang untuk pergi ke tempat-tempat umum seperti pasar atau semacamnya. Dia tidak menyukai kebisingan dan dia takut berada diantara orang-orang asing meski dia memiliki pengawal yang melindunginya dari berbagai sisi. Tetapi Sekar tahu alasan itu hanya ia jadikan kambing hitam terhadap hidup monotonnya.Telah menjadi rutinitas paginya untuk menyirami sepetak bunga yang paling ia sukai. Karena tentu tidak mungkin dia bisa menyirami seluruh bunganya seorang diri karena betapa luasnya itu.Sekar membutuhkan waktu lebih lama ka
Hari ternyata masih pagi. Rhea masih memiliki banyak waktu luang sebelum Kay dan yang lainnya datang untuk mendandaninya untuk acara malam ini. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mengecek tanaman yang tadi dilihatnya layu sendiri. Tak lupa dia mengajak Ares agar anjing itu bisa terkena sinar matahari.Ketika dia mendekat, ternyata bunga yang layu itu merupakan bunga anyelir merah muda. Ini sedikit mengherankan saat Rhea melihat keadaan bunga anyelir lain di sisi kanan kirinya tampak sehat dan segar.Dia menghembuskan nafas dengan berat hati. Tahu bahwa dia harus mencabut bunga itu sebelum penyakitnya merambat ke temannya."Bahkan bibit yang berkualitas, tempat yang bagus, dan penanganan yang benar tidak serta merta membuat tanaman hidup." Ujarnya bermonolog. Dia merasa sentimentil hari ini dan penyebabnya siapa lagi kalau bukan Hansa.Dia berjongkok dan tangannya sudah siap untuk mencabut tanaman itu sebelum akhirnya terhenti di udara saat
Acara ini begitu besarnya hingga membuat para jurnalis bertarung untuk mendapatkan spot terbaik untuk kegiatan karpet merah. Hasilnya, banyak dari mereka telah stand by sejak dari siang, meski acara tidak akan dimulai sebelum jam tujuh malam.Kegiatan berjalan di karpet merah ini adalah kegiatan penting untuk publisitas dari masing-masing tamu yang bisa memamerkan pakaiannya, dan ini akan disiarkan secara real time disebuah platform streaming.Sebuah mobil datang dan berhenti dan para wartawan segera membidiknya dengan bersemangat. Aktor kawakan Adimas Sirah turun bersama pasangannya yang merupakan istrinya yang juga berprofesi sebagai aktris.Flash bertebaran diudara ketika aktor muda yang paling digandrungi datang dengan memakai jas putihnya datang dengan lawan main dramanya. Sebastian melambaikan tangannya ke udara dan berjalan dengan tenang tempat yang telah diberi tanda silang kecil untuk berpose singkat sebelum pergi ke dinding tanda tangan.Ketika
Semuanya menjadi tidak seperti yang diharapkannya. Dia tidak datang bersama suaminya melainkan bersama Reihan. Dan sekarang dia harus melihat Hansa datang bersama Emma.Mata mereka bertatapan sejenak. Sebelum Rhea memalingkan wajahnya dan mencoba untuk berkonsentrasi dalam tarian ini. Untungnya, Reihan penari handal yang mampu menghandle mereka ketika Rhea secara berkali-kali tidak sengaja menginjak kakinya dikarenakan pikirannya tengah berkecamuk."Bernafas Rhaenira, bernafas." Bisik Reihan ke daun telinganya saat pasangan menarinya ini menyadari ada yang tidak beres.Rhea memaksakan senyum di wajahnya. Dia mengetatkan tangannya ke bahu Reihan, membuat kontak mata dengannya untuk menghilangkan bayang-bayang Hansa dari benaknya.Ritme lagu berganti dengan tempo cepat dan Rhea memutar tubuhnya ke belakang dan harus mengambil lengan pria lain untuk berdansa bersama. Itu sebelum diam menyadari bahwa lengan Hansa lah yang ia pegang. Dia ingin berganti pasanga
"Aku akan pulang sendiri." Rhea berkata dengan mantap.Reihan menatapnya sejenak sebelum kemudian mengangguk mengerti. Rhea pasti telah menyadari bahwa mereka sekarang menjadi trending topik dan pulang sendiri-sendiri adalah langkah terbaik untuk tidak menyirami minyak ke dalam api."Aku akan memanggil taksi." Ucapnya.Rhea tersenyum lega bahwa Reihan langsung mengerti. Mereka berdua sendiri telah menepi ketika di penghujung acara. Rhea tidak tertarik melihat penutupan yang diakhiri harapan harapan seperti biasanya. Dia ingin mencuri start dengan pulang lebih dulu. Sedangkan Reihan, dia mengikuti apa yang pasangannya lakukan."Jadi," dia berdehem. "Selamat tinggal."Setelah itu, Rhea masuk ke dalam mobil lexus miliknya dimana Jenna dan Kay telah siap didalam. Kay segera tancap gas.Rhea mencoba menutup-nutupi bahwa ia habis menangis didepan manajer dan asistennya. Kay bertugas menyetir sehingga dia tidak punya waktu untuk menatap
Hari ini tidak akan berjalan seperti harinya yang biasa. Karena dia tidak akan diam di tamannya untuk menghabiskan waktu, Sekar akan menghabiskan paginya di Istana. Belum, belum saatnya dia diboyong ke sana. Dia hanya akan melakukan jalan-jalan singkat untuk mengakrabkan diri, mengikuti saran dari Ayudhipa. Juga, tentu saja ini bukan yang pertama kalinya. Sekar seorang bangsawan, dan didarahnya sebenarnya mengalir darah keluarga kerajaan karena nenek dari pihak ibunya merupakan seorang putri. Dia sudah mengunjungi istana berkali-kali ketika ada perayaan yang diadakan, dan itu adalah hal yang luar biasa karena tidak semua orang berkesempatan untuk melihat dalamnya istana. Karena selain dari keluarga kerajaan sendiri, hanya punggawa-punggawanya yang bisa memiliki akses masuk. Dia tengah didandani oleh para dayangnya sambil menunggu kereta kencana yang menjemputnya datang. Dia memakai pakaian kashmir cantik yang mahal, rambutnya dikonde dengan gelungan dihiasi satu cund
Rhea tidak pernah membayangkan dia akan melihatnya tepat didepan pintu apartemennya. Sebetulnya, dia tidak pernah berharap dia ada didepannya. Melihat Hansa hanya akan membuat kenangan empat hari yang lalu, kenangan yang coba ia lupakan, menyeruak kembali ke dalam pikirannya.Rhea marah. Rasa marahnya tidak berkurang dan malah semakin bertambah. Semua kekacauan yang terjadi di sosial media sekarang semuanya disebabkan oleh Hansa seorang. Yang memuakkan, laki-laki itu kemarin malah menyalahkannya.Dia menatapnya dengan tatapan marahnya yang membara. Hansa entah dia sudah sadar kesalahannya atau apa, raut wajahnya terlihat murung dan kurang tidur.Tidak, Rhea tidak akan mengasihaninya. Dia akan mengusirnya keluar lalu menutup pintunya rapat-rapat. Satu yang pasti, Rhea belum siap bertemu kembali dengannya."Rhea tolong," ucap Hansa, ketika setelah beberapa saat Rhea tidak bersuara.Alih-alih membalasnya. Rhea dengan cepat mencoba menutup pintu aparte
Dia langsung menoleh kearah Hansa untuk meminta penjelasan. Didepannya ini, terdapat tiga anjing siberian baru yang kesemuanya menatapnya. Yang disisi kanan, berwarna perpaduan hitam putih, yang tengah warnanya coklat putih, dan yang terakhir mirip dengan Ares dengan berwarna putih meski kemudian Rhea menyadari yang satu itu memiliki titik warna hitam di sekitar leher. "Apa ini?" Tanyanya dengan kebingungan. Dia ingin melihat Ares, bukan tiga anjing baru yang tidak dia kenal. "Dimana Ares?" Seolah Ares mendengar pertanyaannya, anjing itu langsung menggonggong keras dari lantai dua dan menuruni tangga dengan semangat untuk segera menghambur ke pelukan Rhea. "Aku mengadopsi tiga anjing baru saat mengetahui kalau kau menyukai mereka." Balas Hansa. Dia berjongkok dan membiarkan ketiga anjing baru itu mendatanginya untuk memberi mereka belaian. "Kau bisa menamainya." Lanjutnya. Rhea ikut berjongkok, masih dengan Ares disekel