Share

Bab 23. Menghajar Galang

"Mas, bangun, Mas! Sudah Subuh. Salat dulu." Audrey membangunkan Edwin yang tampak masih terlelap.

Pria itu membuka mata, lalu menjawab, "Iya."

"Salat dulu. Nanti siang, bisa tidur lagi, kalau kamu nggak ke kantor." Audrey berusaha mencairkan suasana.

Lirih, Edwin mengucap doa bangun tidur, lalu beranjak untuk mengambil air wudu, tanpa membalas ucapan istrinya. Terdengar tangisan Dianti, yang langsung membuat Audrey menggendongnya.

"Iya, Nak. Ibu di sini. Oh, anak cantik udah bangun?" ujarnya ramah, lalu duduk di ranjang untuk menyusui Dianti. "Kamu jangan rewel, ya! Tetap menyusu dan jangan hiraukan Bapakmu yang sedang marah. Insyaa Allaah nanti akan segera reda."

Putri Fandi itu mencoba menenangkan hatinya dengan memandang wajah mungil si bayi, lalu membatin, 'Seorang anak akan selalu setia dan sayang pada ibunya. Kalau suami masih bisa marah, benci, dan cemburu. Terima kasih, ya Allah. Karunia-Mu begitu besar, mengamanahkan Dianti yang cantik jelita ini pada kami.'

Audrey segera be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status