Diclaimer: Cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar dan adengan yang tidak boleh ditiru dan dilakukan dalam kehidupan nyata. Jadi bijaklah dalam membaca. Teman-teman jangan lupa untuk membagikan cerita ini ke media sosial dan lainnya yah. Terima kasih banyak
Dengan amarah yang memuncak Aksara membabi buta melayangkan tinjunya pada Derma. Matanya tidak bisa berbohong ketika melihat keadaan Leara yang jauh dari kata baik-baik saja. Hatinya terluka dan itu membuatnya menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi orang terdekat. Semua ini karena dirinya. Jika saja Leara tidak berteman dengan mereka, bisa saja gadis itu sedang aman. Namun semua ini karena dirinya yang lagi dan lagi tidak bisa menjaga orang terdekatnya. Aksara meneteskan air matanya, karena perasaan yang campur aduk sedangkan Derma sudah terkapar tidak berdaya tapi masih tetap sadar. Aksara melangkahkan kakinya menuju ke Leara, dan langsung membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Lo gapapa kan?" Tanya Aksa dengan nada rendah, terdengar dengan jelas bahwa cowok itu masih menahan amarah. Sedangkan Leara masih membeku di tempat akibat perbuatan cowok itu. "Gapapa, tapi kaki gue sakit" Begitu mendengar Leara bilang sakit, Aksara langsung melepaskan pelukan itu dan berlut
Leara tersenyum melihat seorang cowok yang sudah berada di hadapannya, suasana pagi ini sedikit dingin membuat gadis itu merapatkan cardigan yang digunakannya. Ia melangkah ke arah cowok yang duduk di atas motor. "Pagi Allaric," sapa Leara begitu sampai di hadapan cowok itu "Pagi, Ara. Udah siap kan?" Leara mengangguk, dan menaiki motor Allaric yang cukup tinggi. Namun dengan bantuan cowok itu, dengan gampang gadis itu naik. Setelah dirasa Leara sudah duduk dengan nyaman, maka Allaric segera menancapkan gasnya dan menuju ke sekolah mereka. Cowok yang biasa menunjukkan tampang sangar, sekarang sedang tersenyum tipis. Walaupun tertutupi oleh helm, namun Allaric merasakan hangat dan senang. Ia tidak tahu mengapa respon tubuhnya selalu tertarik begitu berada di sekitar Leara. Seolah-olah ada magnet yang menariknya. Motor itu melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan pagi yang belum terlalu ramai. Dengan suasana pagi seperti itu membuat Leara menikmati setiap hembusan angin y
Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung
Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung
Los Angeles Internasional Airport, LAX Suasana malam tidak meredakan aktivitas banyak orang di bandara ini. Langit malam membuat lampu-lampu di bandara terkesan lebih indah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perjalanan malam lebih menyenangkan dibandingkan dengan siang hari. Seorang cewek menarik koper hitam di sampingnya, pandangannya mencari tempat menunggu yang dekat dengan gatenya. Kacamata berwarna coklat muda itu bertengger di hidung mancungnya. High knee bootshitam mneyusuri jalan di bandara itu. Hingga langkah berhenti kala melihat sebuah papan, "waiting room"dan di sebelah ruangan itu adalah gatenya. Maka dengan elegan Ia berjalan dan menduduki kursi yang sudah tersedia disana. Baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi, getaran ponsel membuat cewek itu langsung mengambil panggilan masuk tersebut. "Halo?" sapa gadis itu ketika panggilan sudah tersambung "Kapa
DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!_____Di SMA Citra Bangsa, siapa yang tidak mengenal yang namanya Aksara Lio Diratha, anak dari Arsenio Galaska Diratha dan Aeleasha Luna Adhitama. Ia terkenal karena berasal dari keluarga yang terpandang, juga menjadi ketua dari geng Xeros.Cowok dengan wajah nyaris sempurna, dengan netra coklat, rahang tegas, matanya yang selalu bisa mengintimidasi lawan, dan tak lupa dengan tampangbadboynya.Menjadimost wanted di Citra Bangsa itu adalah gelar yang sudah melekat pada dirinya dan para sahabatnya semenjak mereka menginjak bangku SMA. Banyak cewek yang ingin mendekatkan diri pada mereka, namun sepertinya usaha mereka akan selalu gagal.Mungkin belum saatnya mereka berdekatan dengan cewek, karena jika menjadi satu-satunya perempuan diantara mereka, a
DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks! _____ Setelah sedikit berbicara dengan cewek baru itu, mereka segera melanjutkan pelajaran yang sudah dimulai. Banyak pertanyaan yang muncul di benak mereka, terlebih Aksara. Cowok itu seperti mengingat suatu hal, dan Ia tahu bahwa Leara adalah cewek yang kemarin Ia tabrak itu. Tapi tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu disini, di sekolah ini lagi. Kringg...kringg Bel jam istirahat yang pertama sudah berbunyi, membuat para murid dapat menghela nafas dengan lega. "Baik, minggu depan kita akan adakan ulangan matematika bab 4 yah" ucap Ibu Jena sebelum keluar dari kelas membuat mereka melongo. Baru saja merasa terlepas dari angka harus mendengar kabar yang membuat diri mereka capek. "Kantin capcus" Galen langsung berdiri dan berjalan keluar d
DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!_____Disebuah jalan yang sudah lumayan sepi dikarenakan jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, membuat hawa dingin lebih terasa. Berdiri sekitar 15 orang yang berhadapan dengan inti Xeros."Kalian, harus akhiri masa kejayaan sepertinya" ucap Derma, ketua dari Diavolos. Geng yang sejak lama menjadi musuh dari Xeros. Tidak ada yang tahu masalah pasti antara kedua geng tersebut.Mereka selalu mencari masalah, dan akan berakhir kalah. Xeros terlalu kuat serta cerdik dan Diavolos terlalu gegabah."Emang ada masalah apa sama lo?" tanya Aksara dengan nada dingin"Kita gak tahu, ada masalah apa di masa lalu. Tapi gausah cari masalah juga" ucap Farel dengan serius. Dalam keadaan seperti ini saja, ketiga biang perusuh bisa serius."Masalahnya, kalian yang cari duluan" ucap Januar,