Share

Apa yang Terjadi?

Ibu dan Bulik memandangku bergantian, menanti jawaban dari mulut, yang terus terbungkam. Tak sanggup diriku, walaupun hanya mengangkat wajah. Mata kian memanas, seakan ingin kutumpahkan semuanya sekarang. Namun, aku tahu, ini bukan saat yang tepat. Aku tak mau gegabah.

"Suaminya Rini pasti masih di kantor. Iya, kan, Nduk?" Bulik tersenyum kearahku. Namun, serasa sebuah sindiran di telinga ini.

Kuanggukan kepala agar mereka tak semakin curiga. Aku harus menunggu waktu yang tepat, untuk menceritakan semuanya.

"Nanti, kalau suamimu datang, bangunkan Ibuk ya. Ibuk mau bicara," ucapnya pelan, namun berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan.

Lagi-lagi, aku hanya menganggukan kepala. Sementara Bulik, memandangku dengan tatapan tak biasa, seolah tahu kalau aku sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ibuk mau makan?" tanyaku mengalihkan perhatian.

"Perut Ibuk sakit, buat makan," ucapnya menggores hati.

"Kenapa Ibuk gak telfon Rini, kalau sakit. Kan Rini bisa rawat Ibuk."

Ibuk hanya diam, sesekal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status