"Kau tahu apa yang harus kau lakukan dengan project di Selatan Hongkong. Itu cocok untuk menggoyahkan keputusannya."
"Baik Tuan Clarke, saya akan melakukan sesuai yang Anda perintahkan."
Sesaat mendengar percakapan itu Rania memang belum mengatakan apapun dan tubuhnya membeku seakan-akan gamang perasaannya.
Apakah dirinya salah mendengar?
"Reza--"
"Ini untukmu. Tadi pagi kau makan sudah terlalu banyak kalori dan siang ini light seperti ini lebih bagus. Habiskan sekarang."
"Kenapa diam? Kenapa tidak menjawabku?" Rania makin gemas."Aku bukan lagi anak umur tujuh belas tahun yang mudah terpedaya dan malu-malu untuk bertanya. Aku sekarang lebih berani dan aku tidak bisa dipermainkan begini terus." seru Rania dan dia sudah menggebu-gebu ingin sedikit saja pertanyaannya direspon."Reza Flatcer Clarke, jawab aku."Reza memang tidak mengatakan apapun justru merapikan bantal dan menepuknya seakan dia mau tidur di sana.Lalu apakah Rania akan menyerah? Membiarkan dirinya kembali ngedumel sendiri dan mencari jawaban berdasarkan instingnya sendiri tanpa pernah mendapatkan penjelasan dari Reza?
"Eeeh- Reza!"Rania ingin mendorong tapi memang tenaganya tidak sekuat seseorang yang bersamanya."Ini yang kau inginkan, kan?”"Aakh, Reza, jangan begini! Apa dari tadi kau tidak tidur? Re-rezaaaa, jawab aku!"Tapi apakah Rania dipedulikan oleh Reza dan pria itu mau menjawabnya?"Aaakh, Rezaaaaa, hentikan! Za!"Meski Rania memekik dan berusaha agar dirinya dilepaskan tapi pria yang bersama dengannya tidak sama sekali terpengaruh dan melakukan sesuai yang diinginkan olehnya."Apa sekarang kau sudah mulai menyukaiku kembali sampai kau sengaja memberikan kenikmatan itu?"Reza menggerakkan jari-jari tangannya memegang bagian puncak Rania. Bagian yang seharusnya tidak terjamah olehnya karena dia hanya memasukkan benih selama ini.Tapi hari ini adalah pengecualian. Dia membuat wanita itu bergelinjang dan merasakan sensasi yang tidak pernah dilupakan oleh Rania selama ini.Sebuah rasa yang membuat dirinya semakin tergerus kesadaran pikirannya karena reaksi tubuhnya yang sudah dipenuhi oleh
"Gaji seorang sekretaris untuk perusahaan sekelas Light Up, dengan semua tunjangan lainnya bersih itu tidak lebih dari dua puluh lima juta."Rania belum melanjutkan ucapannya karena hatinya yang tak sanggup bicara dan di sini David menjelaskan lebih dulu sambil dia menunduk sebentar."Pak bagus, Tuan Clarke tidak suka kalau Nyonya Rania bicara terlalu banyak dengan orang lain dan mari ikut saya kita bisa menunggunya di ruang kerja. Tuan Clarke akan ikut bergabung mungkin beberapa jam ke depan.""Ah, Baiklah! Daripada gajiku nanti jadi disuspens selama tiga atau empat bulan."Tak mau mengundang masalah lebih banyak Bagus sudah berdiri da
"Za, tapi--"Rania tahu pekerjaan pria itu sangat banyak dan dia sudah tidak pergi kemana-mana berbulan-bulan. Seharusnya Rania memang membiarkannya pergi.Tapi melihat Reza yang sudah berdiri dan tadi bicara sambil berjalan menuju pintu membuat dirinya cepat-cepat keluar dari tempat tidur."Jangan berlari. Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan yang ada di perutmu!"Makanya membuat pria itu panik dan sudah kembali menatap Rania yang akhirnya berhenti berlari."Kau mau apa?"Wajah itu masih terlihat dingin sama seperti kemarin-kemarin.Tidak ada satupun ekspresi yang berubah dari Reza tapi entah kenapa Rania menganggap itu sebagai sesuatu yang lain."Mungkin aku bodoh Za."Rania mengutarakan itu sambil menghempaskan napas pelan dan mendekat padanya."Dan mungkin aku bodoh jika memintamu untuk kembali dalam waktu seminggu." Rania bicara begitu di bibirnya.Karena selama beberapa bulan ini aku sudah terbiasa tinggal bersama denganmu. Kau mengurusku walaupun kau menyebalkan dan kau juga
"Ayo turun, Paman Bagus!"Reza tidak mau menanggapi dulu yang tadi diutarakan oleh Bagus.Dia memilih turun dan menuju ke pesawat jetnya."Bocah itu! Kurasa Rania tak membencinya juga sudah bagus.""Paman ayo kita turun daripada nanti kena marah sama Tuan Clarke yang agung.""Hah, bisa saja kau David! Ayolah!"Keduanya sudah menyusul Reza menuju pesawat yang siap membawa mereka."Kau tetap akan menaruh Rania di pulau ini Reza?"Selepas pesawat take off, bagus kembali lagi membahas masalah ini yang dijawab dengan anggukan kepala Reza."Ini kurasa yang terbaik untuknya. Aku tidak ingin Febry mengetahui sesuatu tentangnya dan Putriku Marsha.""Hmm. Dia tidak akan terima Reza. Dan ayahmu Michael juga kurasa tidak akan pernah setuju.""Dia bukan ayahku!"Tapi membahas nama itu, mata Reza terlihat menahan sesuatu yang tak nyaman di hatinya. Ada perasaan yang tak bisa diutarakan. Ini membuatnya membuang wajahnya ke jendela."Reza, aku minta maaf. Tapi dia masih keluarga ayahmu. Dia adik dari
"Dalam darahnya mengalir darah Ganesha, Paman!"Cuma entah kenapa kalau sudah membahas nama Ganesha Rahardja dan dihubungkan dengan Rania Juwita Rahardja, Reza masih terbayang-bayang sesuatu yang membuat pikirannya tak jernih."Reza, tapi--""Mommy, Paman tahu bagaimana Daddy yang sedang mabuk karena ulah Ganesha yang aku ingat sekali dia mengajak daddy pergi lalu pulangnya dia kembali membawa tiga orang wanita dan melakukan sesuatu di depan mommy hingga membuat mommy tak tahan lagi dan menghampirinya lalu dia terpelanting dalamkondisi hamil, lalu--""Reza, jangan kau berpikir sesuatu yang picik!"&n
"Reza--""Keputusanku sudah bulat untuk apa yang sudah aku rencanakan ini!"Bisa apa mereka berdua kalau Reza sudah berkata begitu?"Ini adalah keputusan hidupmu. Aku tidak akan mempengaruhi apapun dan aku tetap akan mendukungmu Reza. Tapi aku hanya khawatir setelah kau melakukan niatmu itu pada Rania maka kau akan menyesal seumur hidupmu. Karena tidak mungkin bisa menghidupkannya lagi Reza.""Dan maaf ini Za, apa kamu bakal bisa ngejelasin apa yang terjadi pada Rania ke Marsha?"Biasanya David tidak ikut menimpali tapi kini dia merasakan sesuatu di dalam h
"Akhirnya kau datang juga.""Sesuai janjiku, selepas rapat Michael Clarke."Setelah lumayan lama menunggu, seseorang yang dinanti itu akhirnya muncul.Tak bisa lagi Michael menutupi kekesalan di wajahnya saat seseorang di hadapannya duduk berseberangan dengan dirinya."Kau sudah melebihi batas bersikap pada seorang yang sudah membesarkanmu Reza!"Dia tak sabar dan sudah meluapkan semua kesal di hatinya."Di belakangku ada dua ratus juta karyawan. Di belakangku ada mereka yang menggantungkan harapan besar untuk tetap menyambung nyawa mereka dengan bekerja di perusahaan ini. Aku harus berpikir bagaimana perusahaan harus terus beroperasi dan mendatangkan profit yang bisa dibagi pada mereka setiap bulannya sebagai upah. Di mana letak aku melampaui batas bersikap?" sindir Reza yang tentu saja tidak bisa diterima dengan lapang dada oleh orang yang berada di hadapannya."Kalau hanya untuk urusan keluarga aku harus mengorbankan kehidupan dua ratus juta keluarga di belakangku, apakah itu namany