Rudi tidak berpikir seperti ini.Rudi pernah ingin pergi ke medan perang Manuel, tapi dengan persyaratan hanya terdapat tentara Negara Lonis. Tidak tahu apakah Negara Lonis akan mengirim lebih banyak pasukan setelah 300 ribu pasukan Biromo menyerbu ke Norao dan Glasier saat ini.Pihak musuh memiliki 500 ribu pasukan, sedangkan dia membawa kurang dari 120 ribu pasukan dari ibu kota dan ditambah dengan pasukan Raja Aldiso yang kurang dari 200 ribu, jumlahnya kurang dari 300 ribu.Sedangkan banyak pasukan Raja Aldiso yang kelelahan dan terluka pada saat ini, pasokan militer sudah habis dan hanya bisa menunggu makanan datang, mereka pasti tidak bisa menyerang Glasier pada saat ini dan hanya bisa menunggu bala bantuan datang.Hal yang paling penting adalah saat ini adalah musim dingin, wilayah Manuel sangat dingin dan tidak cocok untuk melakukan pertempuran. Sebaliknya orang Negara Lonis berkulit tebal dan kasar, serta memiliki julukan jenderal beruang hitam. Mereka bahkan bisa bermain deng
Nyonya Besar Diana merasa senang dan khawatir saat mendengar kabar bahwa Rudi dan Linda akan pergi ke medan perang Manuel.Diana mengetahui bahwa pergi ke medan perang adalah sebuah berkah dan juga bencana. Seseorang akan mendapat kontribusi yang besar jika menang dan nyawanya akan hilang di medan perang jika mengalami kekalahan.Hanya saja Diana memilih untuk memercayai Rudi dan Linda setelah semua emosi rumit memasuki pikirannya, karena tidak peduli bagaimanapun juga Linda yang memenangkan pertempuran di Kota Uldi.Dia memiliki kemampuan itu.Apalagi mereka berdua adalah seorang jenderal yang hanya perlu mengarahkan perang, sedangkan tugas prajurit adalah menyerang musuh.Rasa bahagia menutupi kekhawatiran Diana setelah berpikir seperti ini dan menyuruh bawahan untuk segera menyiapkan barang bawaan mereka.Mata-mata yang ditempatkan di Negara Lonis akhirnya kembali untuk melapor beberapa hari setelah Rudi dan Linda meninggalkan ibu kota.Laporan rahasia itu sama persis dengan kabar y
Kaisar Roni berkata, "Kesalahan apa yang telah dia lakukan? Dia pergi ke Manuel untuk menyampaikan informasi militer dan adikku bisa bersiap-siap lebih awal agar tidak lengah. Informasi militer yang diterima satu hari atau dua jam lebih awal memiliki hasil yang berbeda. Dia berkontribusi sangat besar dalam hal ini, akulah yang tidak memercayainya."Kaisar Roni berkata dan sedikit memiringkan tubuhnya, "Aku mengutus pengawal istana untuk mengawasinya, tapi tidak disangka dia bisa kabur di tengah malam? Sepertinya teknik meringankan tubuhnya sama sekali tidak lemah."Bimo berkata sambil tersenyum, "Kaisar, Nona Intan telah belajar seni bela diri di Taliani selama tujuh atau delapan tahun, Taliani adalah sekte terbesar di Negara Runa dan dikatakan bahwa dia adalah murid paling hebat di sektenya.""Benarkah?" Pengetahuan Kaisar Roni terhadap Taliani hanya sebatas Andi, dia sama sekali tidak mengetahui bahwa Intan begitu hebat, "Aku merasa sedikit aneh, kenapa Nyonya Marisa bisa memilih Rud
Tidak mengetahui apa pun adalah hal yang sangat mengerikan.Bimo memegang tongkat di tangannya dan berkata sambil menggelengkan kepala, "Hamba tidak tahu dan hanya menjalankan perintah."Kata menjalankan perintah membuat Raja Linuta tidak berani bertanya lebih lanjut lagi, Kaisar begitu berkuasa sehingga hukuman juga merupakan imbalan.Mereka berdua saling memandang setelah Bimo pergi. Mereka tinggal di ibu kota untuk melayani Ibu Suri, bahkan Kaisar juga dengan baik hati mengizinkan Ibu Suri meninggalkan istana untuk tinggal di Kediaman Raja Linuta, hubungan mereka biasanya sangat baik, kenapa tiba-tiba mereka dihukum?Mereka sama sekali tidak melakukan apa pun dan juga tidak berani melakukan apa pun.Benar-benar sangat aneh.Di tengah musim dingin pada bulan Desember, salju tebal menghalangi jalan pasukan Rudi.Pada awalnya mereka bergerak dengan cepat setelah keluar dari ibu kota, tapi tidak disangka turun salju lebat selama dua hari dan terdapat salju di mana-mana, tidak masalah ji
"Aku berhenti berhitung saat sudah mencapai angka 30."Intan mengangkat lengannya dan merasa Tombak Bunga Persik sangat berat, bertarung adalah hal yang sangat melelahkan."Aku bunuh 50 orang setelah kuhitung-hitung!" Wandi melompat dengan gagah, tapi tubuhnya tetap menempel di tanah. Senjata Wandi adalah pedang, tapi pedangnya terjatuh karena terdapat terlalu banyak orang. Kemudian dia menggunakan tinju dan kedua kakinya untuk membunuh orang dan baru mengambil kembali pedangnya saat akan kembali.Marsila berkata, "Aku bunuh 63 orang."Darius yang merupakan wakil jenderal Raja Aldiso berjalan mendekat, seluruh tubuhnya juga berlumuran darah.Intan segera duduk, lalu menggunakan Tombak Bunga Persik untuk membantunya berdiri, "Wakil Jenderal Darius!""Intan!" Wakil Jenderal Darius menggunakan tatapan terkejut dan penuh semangat saat menatap Intan, "Apakah kamu tahu berapa banyak musuh yang kamu bunuh?""Tidak tahu, aku tidak hitung."Wakil Jenderal Darius menepuk tangannya dan matanya be
Di Kota Glasier, Sanji yang merupakan panglima dari Biromo sedang berdiri di atas menara dan menatap tentara Negara Runa dari kejauhan.Terdapat tatapan penuh dengan kebencian dan amarah di dalam matanya."Mereka tidak akan bisa mempertahankan Manuel," ucap Sanji dengan dingin, kebencian di matanya hampir bisa membakar orang Negara Runa dari kejauhan."Banyak prajuritmu yang terluka dan kita bisa berperang lagi setelah kondisi mereka sudah membaik," ujar Viktor yang merupakan panglima Negara Lonis.Sanji menggelengkan kepalanya dengan topi tebal di atas rambut putihnya. Mulut Sanji mengeluarkan uap putih dan kedua tangannya memegang batu bata menara, "Tidak, kita tidak bisa membiarkan mereka terlalu lama merasa senang. Lusa kita akan terus menyerang dan harus mendapatkan Kota Tar dalam waktu tiga hari."Viktor sama sekali tidak masalah, lagi pula sebagian besar orang yang menyerang adalah orang Biromo dan mereka membawa pasokan militer mereka sendiri."Kami sudah menyelidiki hal yang k
Intan telah menenangkan dirinya setelah kembali ke dalam kamp.Intan hanya bisa tinggal di dalam tenda kecil bersama Sherli dan yang lainnya setelah diangkat menjadi sersan. Hanya saja terdapat dua selimut baru yang dikirim dari Kota Tar.Terdapat sebuah tirai di tengah tenda karena Wandi dan Ranto adalah laki-laki, mereka semua membuka pakaian mereka dan mengobati luka mereka.Semua orang sedikit banyak mengalami luka yang tidak terlalu parah, tapi rasa sakitnya sangat kuat karena cuacanya dingin.Intan membagikan obat untuk mengobati luka, tapi siapa yang menginginkan obatnya? Siapa yang tidak membawa obat ke medan perang? Setiap sekte memiliki obat sucinya sendiri untuk mengobati luka.Intan menyimpan kembali obatnya, "Baguslah.""Intan, aku dengar kalau mantan suamimu dan istri barunya akan datang membawa bala bantuan, apakah kalian akan merasa canggung saat bertemu nanti?"Sherli bertanya setelah mengenakan pakaian dan membersihkan bubuk obat di tanah."Untuk apa merasa canggung?"
Pria itu memungut kantong bir di tanah, membukanya dan menciumnya. Mata pria itu berbinar dan penuh kegirangan. Namun, dia malah membentak, "Kurang ajar! Beraninya kamu menyembunyikan bir di kamp militer? Kusita!"Kemudian, pria itu pergi.Intan berjongkok di tanah sambil menggosok hidungnya. Dengan mata yang berlinang air mata, dia hanya samar-samar melihat seorang pria jangkung bergegas kembali ke tenda panglima."Disita Panglima," kata Wandi dengan lesu. Lalu, dia mengembuskan napas. "Andai aku bisa minum seteguk saja. Buat apa main-main? Sekarang sudah disita."Marsila juga tidak menyangka panglima akan datang. Dia terkekeh-kekeh. "Memangnya aku hanya simpan satu kantong bir di tasku yang besar itu?"Wandi dan Ranto bergegas menyusul ke dalam sambil bersorak. Mereka berlima menghabiskan sekantong bir yang lain.Nikmat!Peperangan babak kedua dimulai. Kuda-kuda berderap, seperti hendak meratakan tanah air.Raja Aldiso memberi perintah bahwa tujuan peperangan kali ini adalah melukai