Share

Chapter 22.2

"Ante, Aya!" teriakan seorang bocah lucu yang sudah akrab di telinga ini membuatku menoleh. Aku tersenyum menyambut anak itu yang sedang berlari menghampiri sembari memegang boneka kesayangan.

"Eh, Ayu." Aku menciumi anak itu ketika dia sudah berada dalam pelukanku.

Rambutnya yang wangi khas shampoo anak-anak membuatku semakin gemas untuk memberikan ciuman kecil pada puncak kepalanya. "Kok main sendirian?" tanyaku kemudian.

"Ndak cendilian ante. Ada Adek (Nggak sendirian Tante. Ada adek)." Dia menunjuk boneka perempuan yang tempo hari selalu dianggapnya sebagai anaknya sendiri itu.

"Oh iya main sama adek ya? Masih nangis nggak adeknya?"

"Ndak Ante. Udah iem. Udah mimik cucu adi (Nggak Tante. Udah diem. Udah minum susu tadi)."

"Eh ada mbak Aya. Ayu pasti lagi gangguin Tante Aya ya? Ngajak main terus." Mas Agung, Papa Ayu sudah berada di hadapan kami sekarang. Dia tersenyum

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status