Share

POV Dilan

“Titip Kanaya, Dokter. Saya mau ke puskesmas dulu. Nanti kalau ada apa-apa tolong hubungi saya ya. Maaf sudah terlalu sering merepotkan Dokter.” Aku berujar seraya mengenakan jaket kulit milikku.

“Kamu tenang saja, Dil. Kanaya aman bersama saya.” Dia menyunggingkan bibir.

Aku kemudian menyalami tangan Bunda yang sedang duduk santai di ruang tamu lalu segera pergi meninggalkan rumah Dokter Ibrahim.

Entah mengapa akhir-akhir ini aku sering merasakan perasaan yang begitu aneh. Jantung berdebar-debar serta selalu dilanda gelisah. Aku begitu mengkhawatirkan Kanaya, wanita yang sejak SMA sudah menanamkan cinta begitu dalam di palung hati ini.

Aku begitu takut kehilangan dia untuk yang kedua kalinya, walaupun kusadari, kalau cinta kami tidak mungkin bisa bersatu. Terlalu dalam jurang pemisah diantara kita berdua, serta kerikil tajam yang siap melukai jika salah satu dari kami mundur dan mengakhiri cerita tak bertepi ini.

Tiga belas ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status