Share

Sidang Terakhir

“Ibu Kanaya!” Asisten dokter memanggil nama Kanaya dari ambang pintu.

“Aku masuk dulu, Dil. Kamu tunggu di sini ya?”

“Siap. Semangat!”

Lagi, dia menerbitkan senyuman lalu segera masuk ke ruang periksa.

Aku terus meremas jari jemari mengingat ayat-ayat yang aku dengar tadi. Tubuh ini terasa panas dingin juga merinding.

Menyadarkan punggung di tembok. Tidak lama kemudian Kanaya keluar dengan senyum tersungging dan tangan kanannya mengelus perut.

Aku langsung berjalan menghampiri, mengelus perut datarnya dan mendaratkan ciuman singkat.

“Dil, kamu kok bengong?” Aku terkesiap ketika tiba-tiba Kanaya sudah ada di hadapanku.

Ya Tuhan. Ternyata hanya khayalanku saja. Semuanya tidak nyata.

“Eh, enggak, Nay. Kamu sudah selesai?” Menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

“Sudah.”

“Bagaimana keadaan anak kita?”

Kanaya menoleh menatapku cukup lama.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status