Hanya beberapa orang di kampus yang tahu soal kejadian yang menimpa Monik. Mereka hanya segelintir orang yang update pada informasi seputar artis dan sejenisnya. Dikarenakan Monik adalah putri tunggal Tora, walau tak terlalu diperhatikan, informasi kalau ia diserang dan kemudian menjadi saksi tindak kejahatan sampai juga pada mereka. Monik menikmati perhatian yang diberikan orang-orang.
“Saat kamu di serang, apa kamu lihat ada Sena di sana?”
Monik mengangkat kepala dan menemukan Reno. Kondisi pemuda itu terlihat tidak cukup baik. Tubuhnya sedikit kurus dari terakhir Monik bertemu dengannya. Mata juga cekung dan ada beberapa lebam di lehernya.
“Kamu terlihat tidak baik-baik saja,” kata Monik.
Ekspresinya saat ini pasti tak bisa ditebak Reno. Matanya mendadak berkaca-kaca.
“Saat ini aku sudah baik-baik saja. Aku hanya khawatir pada Sena.” Reno menunduk, memperhatikan ujung jari kakinya.
Monik berusaha keras
“Aku tidak menyangka kamu akn berkunjung di jam segini?” Rayna tersenyum.Luka yang didapatkan dari penikaman sebelumnya untunglah tidak terlalu dalam dan melukai organ vital. Reno tidak bisa membayangkan jika ada lebih dari itu luka yang didapatkan oleh Rayna, kakanya. Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri lagi. Tidak akan. Akan tetapi, syukurlah hanya luka yang tidak membahayakan yang dialami Rayna.“Kami berencana menangkap Adit hari ini?”Segera Rayna menegakkan punggungnya dan terlihat antusias. Ia ingin mendengar pejelasan lebih lanjut dari adiknya.“Sepertinya aku dilarang untuk menceritakan secara detail,” kata rReno. Ia menatap langit-langit seraya mengingat-ingat apa-apa saja perkataan petugas polisi yang tadi bersama dengannya.“Kamu tidak perlu mengatakan secara jelas, katakan apa yang ingin aku dengar,” suruh Rayna sambil cemberut.Reno mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemud
Sudah lewat waktunya beberapa menit dan Adit yang berjanji tidak juga muncul.“Mungkin kita sudah ketahuan, ya?” Monik bergumam di sebelah Reno.Hati Reno mencelos seketika. Ia memejamkan mata dan mengatakan masih ada kesempatan lain. Ia kemudian menegakkan pungungnya.“Ayo temu yang lain!” ajaknya pada Monik.Gadis di samping Reno langsung mengangguk setuju. Ia menepuk-nepuk bagian belakang tubuhnya dari debu yang mungkin saja menempel. Selanjutnya diikuti Reno yang telah berjalan lebih dulu dan menanti di tengah halaman.Reno melambai, memberi kode pada para polisi yang bersiaga bahwa rencana mungkin gagal danntidak ada gunanya menanti.“Maaf, aku tidak bisa banyak membantu,” kata Monik terlihag sangat sedih. Ia menunduk dan menatap ujung sepatu cantiknya karena menyesal.“Bukan salah Anda, Nona. Target kita rupanya sangat waspada dan cerdik.” Salah satu pertugas polisi menenangkan.
Lagi-lagi Reno merasakan sakit. Saat ia kemudian berhasil melihat dengan jelas di dalam kegelapan, Reno tak kenal tempatnya berada. Ini bukan di dalam kamar tempat dirinya disekap Adit. Tempatnya kini berada tidak pernah didatangi dan sepertinya bukan pilihan tempat untuknya tersadar setelah diserang seseorang.Sama seperti saat disekap di kamar belakang rumah Adit, kedua tangannya tidak diikat. Sepertinya orang yang sudah menyerangnya sangat percaya diri. Mungkin juga ia sudah bersiap dengan sejanta pelumpuh lain.Reno mengerang, memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Dari sekitar ia mendengar banyak suara binatang malam. Ia kembali bertanya-tanya di mana sebenarnya kini ia berada. Jika masih ada di tengah kota, tak mungkin begitu hening dan hanya ada suara binatang seperti ini.“Rupanya kamu sudah sadar.”Reno seketika menjadi sangat waspada. Entah sejak kapan suara itu begitu sangat dikenalinya. Ia bahkan bisa tahu orang tersebut ada
Tidak ada satupun fakta yang dilewatkan Reno saat memberikan keterangan kepada polisi. Dari awal ia mengendarai mobil bersama Monik, sampai kemudian memeriksa Adit yang tewas karena jatuh dari lantai dua.“Jika Anda kami bawa ke sana, Apakah masih ingat dengan jalannya?”Reno mengangguk sebagai jawaban. Sebelum itu ia minta izin untuk menemui Monik yang masih terpukul dengan fakta tewasnya Adit. Gadis itu berkali-kali mengatakan jika dirinya tidak sengaja. Padahal polisi sudah menyatakan kalau itu adalah tindakan pembelaan diri.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Reno pada Tora, papanya Monik.Lelaki itu langsung berdiri begitu Reno keluar dari ruang pemeriksaan didampingi beberapa pria.“Ya, dia menangis dan minta maaf berkali-kali karena menyebabkan masalah.”Reno sama sekali tidak melihat kekhawatiran di wajah Tora. Untuk alasan tertentu, ia sedikit merasa aneh dengan hal itu.“Sekarang Monik
Akting adalah kemampuan dasar yang dimiliki Monik sejak lama. Sungguh, lebih dari semua hal yang bisa dilakukannya di seluruh dunia, ia beruntung memiliki bakat dalam akting.“Syukurlah jika kamu menjadi seorang aktris nanti!”Pujian pertama yang didapatkan dari mamanya membuat Monik senang setengah mati. Maka ia mencari ribuan cara untuk mempertahankan semua pujian itu. Bahkan kalau perlu mendapat pujian yang sama seperti orang lain. Lebih dari itu akting selalu berhasil membawa Monik ke tempat lebih tinggi.Namun, kemampuannya tiba-tiba menurun saat papanya kemudian membawa pulang wanita lain. Di mata papanya Monik tidak lagi menjadi prioritas. Wanita itu menempati posisi tertinggi di hati dan kehidupan Tora. Itu membuat Monik kesal setengah mati.“Kenapa? Kenapa harus wanita itu?”Monik terpana melihat kemarahan yang terpancar di mata mamanya. Selain dirinya, sang mama juga memiliki kemampuan akting yang bagus. Walau tida
Kondisi Sena semakin membaik. Ia hampir seminggu diopame dan setiap malam secara bergantian Mama atau Rayna akan menginap di rumah sakit untuk menjaga.Reno pernah menawarkan diri untuk menjadi salah satu orang yang akan menjaga, tetapi ditolak mentah-mentah. Bahkan Rayna yang jelas-jelas mendukung hubungan mereka juga ikut menentang.“Lelaki itu bisa jadi binatang buas.”Secara serempak Ratih dan Rayna menyampaikan pendapat mereka. Sena merasa malu karena dua wanita yang harusnya berbisik di telinganya malah berteriak seperti sedang berada di hutan saat mengatakan hal itu. Maka Reno hanya bertugas menjaga Sena saat tidak ada kelas pada siang hari sampai Mama atau Rayna datang.“Walau aku ingin berkata jika Reno tak harus pergi ke sana, tapi ….” Sena menghela napas dalam. Hanya pada Rayna ia mengeluh seperti ini.Rayna tersenyum dan mulai menyisir rambut Sena yang terlihat berantakan. Walau tidak ada seorangpun yang a
Wanita yang datang berumur sekitar 50 tahun, lebih muda sedikit dari Ratih, tapi raut wajahnya letih da lebih umur dari usianya sendiri. Ia datang sendirian dan setelah duduk di ruang tamu, tidak melakukan apa-apa lagi selain memandang jari-jarinya yang kurus dan terus-terusan gemetar.Ratih sama sekali tidak tertarik untuk memulai pembicaraan dan lebih memilih menikmati teh hangat yang baru saja dihidangkan pelayan.“Jadi untuk apa Anda kemari, Bu?” Rayna yang akhirnya bertanya setelah masih belum juga tahu maksud kedatangan wanita yang tak lain adalah mama Adit.Rayna pernah bertemu sekali dengan wanita tersebut saat hari penerimaan hal ujian Reno saat SMA. Ia dan Reno telah ditinggal oleh orang tua mereka sejak kecil dan hanya bisa saling membantu satu sama lain. Sebagai kakak, ia memperhatikan adiknya sewajarnya.“Saya Ningsih.” Mama Adit mengulurkan tangan ke arah Ratih.Namun, wanita yang sedang minumteh itu tidak meny
Ada banyak bunga yang didapatkan Sena saat datang ke kampus. Lalu tampaknya bahkan orang yang awalnya tidak suka dengan Sena kini memperlihatkan ketertarikan kepadanya. Ia merasa sedikit tidak nyaman, tetapi cepat atau lambat Sena pasti akan terbiasa.Bunga terakhir di dapatnya dari Uno. Pemuda itu tergagap berkata kalau ia begitu cemas dan senang Sena baik-baik saja sekarang. Hanya bunga dari Uno yang kemudian di simpan ke dalam tas. Yang lainnya ia tempatkan di dalam mobil dan dibawa pulang oleh Pak Sarmin.Rayna sendiri tidak bisa mendampinginya hari ini karena mengurus sesuatu di tempat syuting. Mereka hanya akan bertemu ketika kelas Sena sudah selesai di tempat syuting.Rayna: Ini gawat, Sena.Sena mendapat pesan dari Rayna saat sedang duduk di depan lobi menunggu jemputan Reno. Ia tidak paham dengan maksud “gawat” Rayna di dalam pesan. Jadi ia tidak ambil pusing dan akan menanyakan nanti saat bertemu dengan Ra