Share

Donor ginjal

Argi terus berdoa, Saski sudah dua jam tak sadarkan diri. Bahkan kedua orang tuanya terlihat panik. Tangan Argi bergerak perlahan hendak menggenggam jemari tangan Saski, ia juga menatap ke arah kekasihnya yang masih terpejam. "Bangun, Sas, maafin aku yang terkesan maksa kamu," lirihnya. Ia mengecup jemari tangan Saski beberapa kali, lalu ditempelkan telapak tangan itu ke wajahnya.

"Gi, kamu nginep di mana? Udah dapat apartemennya, 'kan?" tanya Mama.

"Udah, Ma, tapi kayaknya Argi di sini dulu aja, ya, boleh, 'kan?" tatapannya penuh permohonan, Mama dan Papa mengizinkan. "Argi minta maaf karena terlalu paksa Saski," lanjutnya.

"Nggak papa, kamu jangan khawatir kalau kami akan marah, sama sekali enggak, Gi." Papa menepuk bahu Argi.

Sementara, di kamar hotel, Dena duduk termenung sambil menatap keluar jendela kamr hotel yang ia tempati. Ia baru saja selesai salat Isya. Kepalanya menoleh saat melihat Adim yang berjalan mendekat. Diam-diam suaminya itu berangkat ke Singapura, ia meninggalka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status